Kode Site
id22095
Kode Pernyataan Privasi
35211
Ringkasan Pertanyaan
Tolong jelaskan ayat-ayat yang menyebutkan bahwa para nabi itu berfikir rasional?
Pertanyaan
Tolong jelaskan ayat-ayat yang menyebutkan bahwa para nabi itu berfikir rasional?
Jawaban Global
Seluruh nabi Allah, sebagai manusia yang paling sempurna, tanpa ragu, menyandang sifat-sifat yang mulia. Berpikir rasional dan logis merupakan salah satu dari sifat mulia ini yang dilakukan oleh seluruh nabi. Meski al-Quran tidak menyebutkan hal ini secara langsung, namun banyak bukti dari ayat-ayat dan riwayat-riwayat yang menegaskan masalah ini. Ayat-ayat ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
- Ayat-ayat yang menafikan kebodohan dan kejahilan dari para nabi; Allah Swt dalam al-Quran berfirman melalui lisan Nabi Hud As:
﴿قالَ یا قَوْمِ لَیْسَ بی سَفاهَةٌ وَ لکِنِّی رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعالَمینَ﴾
“Hud berkata, ‘Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam.’” (Qs. Al-A’raf [7]:67)
Bahkan pada ayat lainnya disebutkan:
﴿فَإِنْ آمَنُوْا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُم بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَّ إِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِیْ شِقَاقٍ﴾
“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapatkan petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka bermusuhan (dengan kamu). (Qs. Al-Baqarah [2]:137)
“Hud berkata, ‘Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam.’” (Qs. Al-A’raf [7]:67)
Bahkan pada ayat lainnya disebutkan:
﴿فَإِنْ آمَنُوْا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُم بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَّ إِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِیْ شِقَاقٍ﴾
“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapatkan petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka bermusuhan (dengan kamu). (Qs. Al-Baqarah [2]:137)
- Ayat-ayat yang menyebut orang-orang yang mendapatkan petunjuk sebagai orang-orang berakal dan berpikir; Allah Swt berfirman kepada nabi-Nya:
﴿ٱلَّذینَ یَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَیَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولٰئِکَ الَّذینَ هَداهُمُ اللهُ وَ أُولٰئِکَ هُمْ أُولُوا الْأَلْبابِ﴾
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (Qs. Al-Zumar [39]:18)
Mengingat bahwa para nabi Ilahi khususnya Nabi Muhammad Saw berada pada puncak piramida orang-orang yang memperoleh petunjuk dan hamba hakiki Ilahi, maka dapat dikatakan bahwa beliau memiliki akal dan rasio yang paling unggul dan paling sempurna.
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (Qs. Al-Zumar [39]:18)
Mengingat bahwa para nabi Ilahi khususnya Nabi Muhammad Saw berada pada puncak piramida orang-orang yang memperoleh petunjuk dan hamba hakiki Ilahi, maka dapat dikatakan bahwa beliau memiliki akal dan rasio yang paling unggul dan paling sempurna.
- Ayat-ayat yang menetapkan makam yang lebih tinggi dari berpikir dari para nabi; dari sebagian ayat dapat disimpulkan bahwa para nabi bahkan pada urusan-urusan pribadi mendapatkan pertolongan dan bantuan Ilahi serta memperoleh petunjuk dari-Nya. Al-Quran, sehubungan dengan pemberian jalan keluar (trik) kepada Nabi Yusuf untuk memisahkan Benyamin dari saudara-saudaranya yang lain dan menahan Benyamin di sisinya, menyatakan:
﴿کِدْنا لِیُوسُفَ ما کانَ لِیَأْخُذَ أَخاهُ فی دینِ الْمَلِکِ إِلاَّ أَنْ یَشاءَ اللهُ نَرْفَعُ دَرَجاتٍ مَنْ نَشاءُ وَ فَوْقَ کُلِّ ذی عِلْمٍ عَلیمٌ ﴾
Demikianlah Kami tunjukkan jalan keluar kepada Yusuf. Yusuf tidak mungkin dapat mengambil saudaranya menurut undang-undang raja (Mesir), kecuali Allah menghendakinya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki, dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.” (Qs Yusuf [12]:76)
Demikianlah Kami tunjukkan jalan keluar kepada Yusuf. Yusuf tidak mungkin dapat mengambil saudaranya menurut undang-undang raja (Mesir), kecuali Allah menghendakinya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki, dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.” (Qs Yusuf [12]:76)
- Ayat-ayat yang menginstruksikan kepada manusia untuk mematuhi dan menaati nabi tanpa tedeng aling-aling; terdapat banyak ayat dalam al-Quran yang menitahkan manusia untuk mematuhi nabi atau memuji orang-orang yang taat kepada nabi, seperti
﴿وَ أَطیعُوا اللهَ وَ رَسُولَهُ﴾
“Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya.” (Qs. Al-Anfal [8]:46)
Atau pada ayat lainnya,
﴿مَنْ یُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطاعَ اللهَ﴾
“Barang siapa yang menaati rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah.” (Qs. Al-Nisa [4]:80)[1]
Ayat-ayat ini dinyatakan secara mutlak, ketaatan tanpa reserved dan tanpa tedeng aling-aling kepada nabi sebagai sebuah keharusan dan menyebutnnya sejajar dengan ketaatan kepada Allah Swt. Ketaatan yang sejajar dengan ketaatan kepada Allah Swt seperti ini menandaskan kemaksuman mereka, khususnya Rasulullah Saw yang mencakup seluruh sisi dan dimensi kemaksuman. [iQuest]
“Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya.” (Qs. Al-Anfal [8]:46)
Atau pada ayat lainnya,
﴿مَنْ یُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطاعَ اللهَ﴾
“Barang siapa yang menaati rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah.” (Qs. Al-Nisa [4]:80)[1]
Ayat-ayat ini dinyatakan secara mutlak, ketaatan tanpa reserved dan tanpa tedeng aling-aling kepada nabi sebagai sebuah keharusan dan menyebutnnya sejajar dengan ketaatan kepada Allah Swt. Ketaatan yang sejajar dengan ketaatan kepada Allah Swt seperti ini menandaskan kemaksuman mereka, khususnya Rasulullah Saw yang mencakup seluruh sisi dan dimensi kemaksuman. [iQuest]