Kode Site
id22945
Kode Pernyataan Privasi
46834
Tema
Isra dan Mikraj
Ringkasan Pertanyaan
Apakah Rasulullah Saw dalam perjalanan mikraj bertemu dengan malaikat Malik?
Pertanyaan
Dalam perjalanan Isra' Mi'raj, apakah benar Rasulullah Saw tidak dapat bertemu dengan malaikat Malik, dan dialah satu-satunya malaikat yang tidak mau bertemu dengan Rasulullah? Terima kasih.
Jawaban Global
Berdasarkan beberapa riwayat, Rasulullah Saw dalam perjalanan Isra dan Mikraj bertemu dengan Malaikat Malik, penjaga neraka. Sebagai contoh kami akan melampirkan sebuah riwayat yang menegaskan pertemuan Rasulullah Saw dengan Malaikat Malik:
«مُحَمَّدُ بْنُ أَبِی عُمَیْرٍ عَنِ ابْنِ بُکَیْرٍ عَنْ أَبِی عَبْدِ اللَّهِ (ع) وَ مَنْ ذَکَرَهُ عَنْهُ قَالَ: لَمَّا أُسْرِیَ بِرَسُولِ اللَّهِ (ص) لَمْ یَمُرَّ [مَا مَرَّ] بِمَلَکٍ مِنَ الْمَلَائِکَةِ إِلَّا اسْتَبْشَرَ بِهِ حَتَّى مَرَّ بِمَلَکٍ لَمْ یَسْتَبْشِرْ بِهِ کَمَا اسْتَبْشَرَتْ بِهِ الْمَلَائِکَةُ وَ لَمْ یَقُلْ لَهُ شَیْئاً فَوَجَدَهُ قَاطِباً عَابِساً فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ (ص) یَا جَبْرَئِیلُ مَا مَرَرْتُ بِمَلَکٍ [بِخَلْقٍ] مِنَ الْمَلَائِکَةِ [خَلَقَ اللَّهُ] إِلَّا اسْتَبْشَرَ بِی رَأَیْتُ الْبِشْرَ وَ اللُّطْفَ وَ السُّرُورَ مِنْهُ إِلَّا هَذَا الْمَلَکَ فَمَنْ هَذَا قَالَ فَقَالَ یَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا مَالِکٌ خَازِنُ جَهَنَّمَ [النَّارِ] وَ هَکَذَا جَعَلَهُ اللَّهُ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ (ص) وَ سَلْهُ أَنْ یُرِیَنِیهَا خِلْقَةَ رَبِّهِ قَالَ فَإِنِّی أُحِبُّ أَنْ تَطْلُبَ إِلَیْهِ أَنْ یُرِیَنِی النَّارَ فَقَالَ لَهُ جَبْرَئِیلُ (ع) یَا مَالِکُ إِنَّ هَذَا مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ (ص) وَ قَدْ قَالَ لِی إِنَّهُ لَمْ یَمُرَّ بِمَلَکٍ مِنَ الْمَلَائِکَةِ إِلَّا اسْتَبْشَرَ بِهِ غَیْرُکَ فَقُلْتُ إِنَّ هَذَا مَالِکٌ خَازِنُ جَهَنَّمَ وَ هَکَذَا جَعَلَهُ اللَّهُ وَ قَدْ سَأَلَنِی أَنْ أَسْأَلَکَ أَنْ تُرِیَهَا إِیَّاهُ [أَنْ تُرِیَهُ إِیَّاهَا] قَالَ فَکَشَفَ لَهُ طَبَقاً مِنْ أَطْبَاقِهَا قَالَ فَمَا افْتَرَّ رَسُولُ اللَّهِ (ص) ضَاحِکاً حَتَّى مَات»
Imam Shadiq As bersabda, “Tatkala Rasulullah Saw (dalam perjalanan Mikraj) dibawa ke langit, setiap kali bertemu dengan seorang malaikat, malaikat tersebut menunjukkan kegembiraan (dengan melihat Rasulullah). Kemudian beliau bertemu dengan seorang malaikat yang memiliki wajah masam dan kusam. Ia tidak menyampaikan sepatah kata pun kepada Rasulullah Saw. Rasulullah Saw berkata kepada Jibril, “Setiap kali saya bertemu dengan malaikat maka mereka menunjukkan kegembiraannya kecuali malaikat yang satu ini? Siapakah gerangan dia?” Jibril berkata, “Malaikat ini namanya Malik. Tugasnya sebagai penjaga neraka. Allah Swt menciptakannya demikian.”
Kemudian Rasulullah Saw berkata, “Wahai Jibril! Pintalah kepadanya untuk memperlihatkan kepadaku bagaimana neraka itu?” Jibril pun berkata, “Wahai Malik! Dia adalah Muhammad Saw, Rasulullah. Ia bercerita bahwa setiap kali bertemu malaikat maka malaikat tersebut akan menunjukkan kegembiraan dan bersuka cita (atas pertemuan itu) kecuali engkau. Aku sampaikan bahwa engkau adalah penjaga neraka dan Allah Swt menciptakanmu demikian. (Lalu) Jibril menambahkan, “Ia memintamu untuk menunjukkan bagaimana neraka itu kepadanya.” Malik menunjukkan tingkatan demi tingkatan neraka kepada Rasulullah Saw sedemikian sehingga dengan melihat itu Rasulullah Saw tidak pernah lagi tertawa hingga akhir hidupnya.”[1]
Kemudian Rasulullah Saw berkata, “Wahai Jibril! Pintalah kepadanya untuk memperlihatkan kepadaku bagaimana neraka itu?” Jibril pun berkata, “Wahai Malik! Dia adalah Muhammad Saw, Rasulullah. Ia bercerita bahwa setiap kali bertemu malaikat maka malaikat tersebut akan menunjukkan kegembiraan dan bersuka cita (atas pertemuan itu) kecuali engkau. Aku sampaikan bahwa engkau adalah penjaga neraka dan Allah Swt menciptakanmu demikian. (Lalu) Jibril menambahkan, “Ia memintamu untuk menunjukkan bagaimana neraka itu kepadanya.” Malik menunjukkan tingkatan demi tingkatan neraka kepada Rasulullah Saw sedemikian sehingga dengan melihat itu Rasulullah Saw tidak pernah lagi tertawa hingga akhir hidupnya.”[1]
[1]. Husain bin Said Kufi Ahwazi, Kitâb al-Zuhd, Riset dan edit oleh Ghulam Ridha Irfaniyan Yazdi, hal. 99-100, al-Mathba’ al-‘Ilmiyah, Qum, Cetakan Kedua, 1402 H.