Kode Site
id23117
Kode Pernyataan Privasi
36684
Ringkasan Pertanyaan
Memangnya Tuhan itu jisim (benda) sehingga sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Dia datang mengunjungi orang-orang yang berhaji?
Pertanyaan
Apa maksud hadis di bawah ini yang menyatakan bahwa barang siapa yang pergi menunaikan ibadah haji maka Allah Swt akan datang menziarahinya? Memangnya Tuhan itu jisim (benda)? Barang siapa telah haji lebih 50 kali maka setiap hari Jum’at dikunjungi oleh Allah. (Faqih man la Yahdhuruhul Faqih 2/217 Wasa’ilusyi’ah 11/127 ).
Jawaban Global
Terdapat beberapa penjelasan pada sebagian riwayat tentang pahala pelaksanaan haji[1] seperti riwayat yang diriwayatkan dari Imam Ridha As yang bersabda, “Barang siapa yang telah menunaikan haji sebanyak 50 kali maka ia adalah seperti orang yang menunaikan haji sebanyak 50 kali bersama Rasulullah Saw dan para washi. Ia akan termasuk sebagai orang-orang yang akand dikunjungi Allah Swt setiap hari Jumat. Ia akan menempati surga Adn yang diciptakan Allah Swt dengan tangan-Nya yang tidak ada satu pun mata pernah melihatnya dan tiada seorang pun makhluk yang mengetahui tentangnya. Barang siapa yang banyak menunaikan ibadah haji maka Allah Swt akan membangunkan sebuah kota di surga yang di dalamnya terdapat kamar-kamar dimana setiap kamarnya terdapat seorang Hurr al-‘Ain dan setiap Hurr al-‘Ain disertai dengan 100 budak perempuan (kaniz) sebagai imbalan atas setiap haji yang dikerjakannya. Mereka sedemikian cantik dan indah sehingga tiada satu pun yang pernah melihat kecantikan dan keindahan seperti itu.”[2]
Bagian riwayat yang menyatakan, “Allah Swt mengunjunginya” meski secara lahir dapat disimpulkan bahwa Tuhan itu jisim (benda), namun pada hakikatnya ungkapan seperti ini memiliki makna kiasan.[3] Ungkapan-ungkapan seperti ini banyak dijumpai dalam al-Quran; misalnya ayat yang mengatakan:
«وَ جاءَ رَبُّکَ»
“Dan datanglah (perintah) Tuhan-mu.” (Qs. Al-Fajr [89]:22)
Atau ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Tuhan itu bersemayam di atas arsy:
«ثُمَّ اسْتَوى عَلَى الْعَرْشِ»
“Lalu Dia bersemayam di atas ‘arasy.” (Qs. Al-A’raf [7]:54)[4]
Kedua ayat ini dikenal sebagai ayat-ayat mutasyabih dan yang dimaksud bukanlah makna lahirnya, melainkan makna kiasannya – seperti tangan (kekuasaan) Allah di atas tangan mereka ( yang disebutkan pada ayat lainnya).[5]
Pada riwayat ini juga, maksud utamanya Allah Swt mengunjungi orang yang berhaji adalah bahwa Allah Swt menaruh perhatian khusus dan menyampaikan pelbagai rahmat dan keberkahan-Nya kepada orang itu. [iQuest]
Bagian riwayat yang menyatakan, “Allah Swt mengunjunginya” meski secara lahir dapat disimpulkan bahwa Tuhan itu jisim (benda), namun pada hakikatnya ungkapan seperti ini memiliki makna kiasan.[3] Ungkapan-ungkapan seperti ini banyak dijumpai dalam al-Quran; misalnya ayat yang mengatakan:
«وَ جاءَ رَبُّکَ»
“Dan datanglah (perintah) Tuhan-mu.” (Qs. Al-Fajr [89]:22)
Atau ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Tuhan itu bersemayam di atas arsy:
«ثُمَّ اسْتَوى عَلَى الْعَرْشِ»
“Lalu Dia bersemayam di atas ‘arasy.” (Qs. Al-A’raf [7]:54)[4]
Kedua ayat ini dikenal sebagai ayat-ayat mutasyabih dan yang dimaksud bukanlah makna lahirnya, melainkan makna kiasannya – seperti tangan (kekuasaan) Allah di atas tangan mereka ( yang disebutkan pada ayat lainnya).[5]
Pada riwayat ini juga, maksud utamanya Allah Swt mengunjungi orang yang berhaji adalah bahwa Allah Swt menaruh perhatian khusus dan menyampaikan pelbagai rahmat dan keberkahan-Nya kepada orang itu. [iQuest]
[1]. Silahkan lihat, Syaikh Shaduq, Man La Yahdhuruhu al-Faqih, Riset dan edit oleh Ali Akbar Ghaffari, jil. 2, hal. 216-220, Daftar Intisyarat Islami, Qum, Cetakan Kedua, 1413 H.
«وَ مَنْ حَجَّ أَکْثَرَ مِنْ خَمْسِینَ حَجَّةً کَانَ کَمَنْ حَجَّ خَمْسِینَ حَجَّةً مَعَ مُحَمَّدٍ وَ الْأَوْصِیَاءِ ص وَ کَانَ مِمَّنْ یَزُورُهُ اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ کُلَّ جُمُعَةٍ وَ هُوَ مِمَّنْ یَدْخُلُ جَنَّةَ عَدْنٍ الَّتِی خَلَقَهَا اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ بِیَدِهِ وَ لَمْ تَرَهَا عَیْنٌ وَ لَمْ یَطَّلِعْ عَلَیْهَا مَخْلُوقٌ وَ مَا مِنْ أَحَدٍ یُکْثِرُ الْحَجَّ إِلَّا بَنَى اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ لَهُ بِکُلِّ حَجَّةٍ مَدِینَةً فِی الْجَنَّةِ فِیهَا غُرَفٌ فِی کُلِّ غُرْفَةٍ مِنْهَا حَوْرَاءُ مِنْ حُورِ الْعِینِ مَعَ کُلِّ حَوْرَاءَ ثَلَاثُمِائَةِ جَارِیَةٍ لَمْ یَنْظُرِ النَّاسُ إِلَى مِثْلِهِنَّ حُسْناً وَ جَمَالاً»
«وَ مَنْ حَجَّ أَکْثَرَ مِنْ خَمْسِینَ حَجَّةً کَانَ کَمَنْ حَجَّ خَمْسِینَ حَجَّةً مَعَ مُحَمَّدٍ وَ الْأَوْصِیَاءِ ص وَ کَانَ مِمَّنْ یَزُورُهُ اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ کُلَّ جُمُعَةٍ وَ هُوَ مِمَّنْ یَدْخُلُ جَنَّةَ عَدْنٍ الَّتِی خَلَقَهَا اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ بِیَدِهِ وَ لَمْ تَرَهَا عَیْنٌ وَ لَمْ یَطَّلِعْ عَلَیْهَا مَخْلُوقٌ وَ مَا مِنْ أَحَدٍ یُکْثِرُ الْحَجَّ إِلَّا بَنَى اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ لَهُ بِکُلِّ حَجَّةٍ مَدِینَةً فِی الْجَنَّةِ فِیهَا غُرَفٌ فِی کُلِّ غُرْفَةٍ مِنْهَا حَوْرَاءُ مِنْ حُورِ الْعِینِ مَعَ کُلِّ حَوْرَاءَ ثَلَاثُمِائَةِ جَارِیَةٍ لَمْ یَنْظُرِ النَّاسُ إِلَى مِثْلِهِنَّ حُسْناً وَ جَمَالاً»
[2]. Ibid, hal. 217-218.
[3]. Silahkan lihat, Tuhan itu Bukan Jisim dalam Pandangan al-Quran, Pertanyaan 20147; Takwil Ayat-ayat Yang Menunjukkan Allah Mendiami Tempat, Pertanyaan 34813.
[4]. “Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy untuk mengatur segala urusan.” (Qs. Yunus [10]:3); “Allah-lah Yang mengangkat langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy (dan memegang tampuk pengaturan dunia). (Qs. Al-Ra’ad [13]:2); “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy (untuk mengatur alam semesta).” (Qs. Al-Furqan [25]:59)
[5]. (Qs. Al-Fath [48]: 10)