Irfan adalah sebuah perkara yang tidak terpisah dari agama dan mazhab bahkan merupakan sebuah hakikat dan batin agama. Karena itu, agenda praktis irfan infrastrukturnya tidak lain kecuali syariat. Hanya saja syariat dengan cahaya makrifat irfan akan memperoleh dimensi-dimensi lebih dalam dan seorang salik akan terbimbing menuju tujuan yang lebih menjulang dan tinggi. Sebagaimana redaksi syariat sendiri bermakna jalan.
Untuk penjelasan lebih jauh kami persilahkan Anda untuk merujuk pada jawaban detil.
Irfan Praktis
Irfan praktis mencakup pelaksanaan seluruh intsruksi-instruksi pengamalan dalam rangka melawan hawa nafsu dan untuk sampai pada tingkatan-tingkatan spiritual dan kesempurnaan tauhid yang dijelaskan oleh guru tarekat. Apabila seorang salik mengamalkan bimbingan-bimbingan guru tarekat dan melangkah di jalan Ilahi dengan keikhlasan sempurna maka ia akan terbimbing ke jalan hakikat-hakikat.[1]
Syariat, Tarekat dan Hakikat
Irfan adalah sebuah perkara yang tidak terpisah dari agama dan mazhab bahkan merupakan sebuah hakikat dan batin agama. Karena itu, agenda praktis irfan infrastrukturnya tidak lain kecuali syariat. Hanya saja syariat dengan cahaya makrifat irfan akan memperoleh dimensi-dimensi lebih dalam dan seorang salik akan terbimbing menuju tujuan yang lebih menjulang dan tinggi. Sebagaimana redaksi syariat sendiri bermakna jalan. Harus dicermati bahwa syariat Islam bukan semata-mata adab dan kebiasaan agama yang menyebar di tengah masyarakat, melainkan aturan praktis yang diperlukan untuk menjaga dan memelihara subtansi intrinsik manusia dan menyampaikannya kepada kesempurnaan pengenalan diri (ma’rifat nafs) dan pengenalan Tuhan (ma’rifatuLlah). Apabila tingkatan-tingkatan syariat dan ketakwaan dijalankan yang seluruhnya pada hakikatnya adalah adab untuk memanusia, maka kalbu akan memperoleh kondisi-kondisi yang diperlukan untuk menemukan jalan-jalan spiritual dan batin yang disebut sebagai tarekat. Dan puncak perjalanan ini tidak lain kecuali sampai kepada hakikat.[2]
Kemestian Guru Sempurna dalam Irfan Praktis
Menjejakkan kaki di jalan suluk kepada Tuhan (suluk ilaLlah) dan ber-mujâhadah di jalan ini pertama-tama adalah taubat dan memutuskan secara pasti untuk meninggalkan dosa-dosa hingga pada titik tertentu terpenuhi syarat-syarat untuk menerima petunjuk-petunjuk Ilahi. Petunjuk-petunjuk ini akan muncul melalui ragam jalan bagi salik. Memperoleh taufik untuk memanfaatkan manusia-manusia unggul dalam kehidupan manusia sebagai hujjatuLlah termasuk salah satu petunjuk khusus terpenting Ilahi. Dan bahkan pada tingkatan-tingkatan lebih tinggi dari sair suluk, memanfaatkan seorang guru sempurna adalah sesuatu yang niscaya dibutuhkan. Manusia yang paling bahagia adalah mereka yang menjalin hubungan dengan manusia-manusia sempurna seperti ini.
Apabila seorang salik di jalan irfan memiliki tekad dan kehendak sempurna maka di ujung dunia mana pun ia berada maka petunjuk khusus Tuhan akan senantiasa menemukannya. Dengan menelaah biografi para salik besar menunjukkan kepada kita bagaimana orang-orang ini dalam kehidupannya, dengan bantuan Ilahi dan melalui ragam cara yang bahkan tidak terlintas dalam benak mereka, bertemu dengan para arif besar.[3]
Karena itu, kekuasaan Tuhan untuk membimbing seluruh manusia sama sekali tidak terbatas, sebagaimana teraju kepedulian dan keprihatinan para arif Ilahi terhadap para salik lebih besar ketimbang tuntutan para salik itu sendiri kepada para arif. Dengan demikian, barang siapa yang memasuki jalan ini dengan tulus dan ikhklas maka tanpa ragu ia akan mendapatkan petunjuk dan hidayah dari Allah Swt. [IQuest]
Untuk telaah lebih jauh kami persilahkan Anda untuk menelaah jawaban No. 3002 (Site: 3250) yang terdapat pada site ini.
[1]. Irfân Islâmi dar Aine Syi’r wa Adâb. Pertanyaan 9771 (Site: 9747)
[2]. Pertanyaan 12504 (Site: 12267).
[3]. Pertanyaan 12504 (Site: 12267).