Aristoteles adalah seorang filosof, fisikawan dan cendekia besar bangsa Yunani. Pada tahun 384 SM Aristoteles lahir di daerah Stagira (Stragirite) di belahan Utara Yunani. Ayahnya, Nikomakus adalah seorang tabib (dokter) istana Raja Macedonia. Aristoteles tatkala berusia kira-kira tujuh belas tahun pergi ke kota Athena untuk menuntut ilmu dan pada tahun 368 SM menjadi anggota di Akademi Plato. Selama dua puluh tahun, yaitu hingga wafatnya Plato, pada tahun 348 SM Aristoteles menetap dan berguru pada Plato di tempat itu.
Aristoteles adalah murid terbesar dan terunggul Plato. Pasca kematian gurunya, Aristoteles meninggalkan Athena dan mendirikan cabang akademi di kota Assus. Di tempat itu, ia berkenalan dengan Hermeas salah seorang bijak bestari dan setelah beberapa lama, Aristoteles menikah dengan keponakannya.
Pada tahun 343 SM, Philip Macedonia mengundang Aristoteles untuk mengajar dan mendidik putranya Iskandar yang pada waktu itu masih berusia tiga belas tahun. Aristoteles menerima undangan dan tawaran ini. Aristoteles mengajarkan ilmu dan etika kepada Alexander.
Dengan menerima tawaran pekerjaan ini, Aristoteles memainkan peran signifikan dalam sejarah. Karena tidak lama berselang, pada tahun 336 SM, Alexander naik singgasana dan banyak melakukan penaklukan di pelbagai tempat. Pada waktu itu, Aristoteles meninggalkan Macedonia dan kembali ke Athena. Di Athena, Aristoteles mendirikan universitas baru mengikut pada model akademi yang didirikan gurunya. Aristoteles menamai universitas tersebut sebagai “Lyceum” yang diinsiprasi oleh nama tempat tersebut. Lyceum adalah sebuah universitas keilmuan yang dilengkapi dengan persputakaan lengkap dan dosen-dosen yang mengajar secara berkesinambungan. Di Lyceum banyak pemikir dan periset yang mengalami kemajuan pesat dalam telaah-telaah mereka. Aristoteles sendiri mengajar di universitas ini dan melontarkan gagasan-gagasan dan pandangan-pandangannya. Kebanyakan karya Aristoteles yang tersisa adalah catatan-catatan yang disimpulkan oleh para muridnya dari pelajaran-pelajaran yang disampaikan. Ia memiliki kebiasaan berjalan ketika mengajar dan atas dasar ini filasafat yang dikembangkan oleh Aristoteles disebut sebagai filsafat peripatetik (massyah) yaitu sebuah aliran filsafat yang dikenal banyak berjalan.
Alexander wafat pada tahun 323 SM dan lantaran pandangan negatif masyarakat atas Alexander di Yunani dan khususnya di Athena, Aristoteles dituding mempengaruhi muridnya tersebut untuk melakukan invasi dan penyerangan. Atas alasan ini, Aristoteles meninggalkan Athena dan pergi ke Chalkis yang terletak di Euboea yang merupakan kota kelahiran ibunya. Dan beberapa lama setelah itu, pada tahun 322 SM Aristoteles wafat lantaran penyakit yang dideritanya.
Aristoteles termasuk filosof terbesar dunia yang menyuguhkan banyak masalah penting dan tema-tema utama pemikiran dan filsafat. Pandangan-pandangan filsafatnya sangat luas dan tiada bandingnya. Semenjak Fisika, Logika hingga Etika, Astronomi. Pandangan-pandangannya terkhusus masalah Metafisika dan Logika yang mendominasi school of thought (aliran pemikiran) Eropa dan gereja-gereja di seantero abad pertengahan. Dan setelah itu pikiran-pikirannya yang menjadi cikal-bakal dan embrio lahirnya renaissance dalam bidang sains dan kebudayaan.
Dalam filsafat Islam, peran Aristoteles lebih dominan ketimbang filosof-filosof Yunani lainya. Kebanyakan filosof Islam seperti Farabi dan Ibnu Sina adalah pengikutnya dan atas dasar itu keduanya tergolong sebagai filosof peripatetik. Mereka secara mendasar mengulas dan memerinci pandangan-pandangan logika dan filsafat Aristoteles.
Karena itu, sekali-kali Aristoteles bukan merupakan nabi Allah, melainkan filosof besar dan ternama sehingga para pengikutnya atau filosof lainnya memberikan gelar kepadanya sebagai nabi filsafat.
Akhir kata, kami akan mengutip beberapa aphorisme yang sarat dengan wisdom dan kebijaksanaan yang ia sampaikan dalam kalimat singkat dan sarat makna: “Sahabat adalah diri kedua.” “Menuntut ilmu sebaik-baik bekal buat perjalanan masa tua.” “Kebahagiaan berada di tangan kita sendiri.” “Kemiskinan adalah ayah revolusi dan kejahatan.” “Memahami adalah merasakan penderitaan.” “Pengetahuan adalah sebaik-baik bekal buat masa tua.” “Setiap pekerjaan yang dilakukan sekedar untuk mendapatkan upah akan menelan dan mengusangkan pikiran.” “Kebesaran bukan untuk dibangga-banggakan.” “Kebesaran adalah ketika Anda tahu bahwa Anda layak untuknya.” “Harapan adalah mimpi pada saat terjaga.”[1] [IQuest]
[1]. Untuk telaah lebih jauh ihwal pandangan dan pemikiran Aristoteles silahkan lihat Syabake Melli Madaris (Rusyd).