Dengan memperhatikan beberapa indkasi yang disebutkan dalam riwayat, kebangkitan Imam Zaman Ajf dengan kuda dan pedang mengandung makna kiasan dan bermakna kekuatan dan dominasi sebagaimana ungkapan ayat, “min quwwatin wa min ribaht al-khail” (menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang) dalam al-Qur’an, segala jenis senjata yang dengannya manusia akan menjadi lebih kuat dalam menyerang musuh, baik itu tombak, rudal dan lain sebagainya.
Karena itu kuda dan pedang tidak memiliki kekhususan sehingga harus digambarkan Imam Zaman Ajf tidak akan berdaya menghadapi alat-alat perang moderen.
Untuk mengurai masalah ini kiranya kita perlu pertama-tama meninjau dan menelisik riwayat-riwayat yang menyatakan bahwa Imam Zaman Ajf akan bangkit dengan kuda dan pedang sehingga dapat dijelaskan perlawanan Imam Zaman dengan senjata-senjata moderen.
Perawi berkata, “Saya berada di sisi Imam Shadiq As kemudian Muallad bin Khanis bertanya kepada beliau, “Apakah Imam Zaman Ajf sirah dan perilakunya berbeda dengan metode Imam Ali As?” Imam Shadiq As menjawab, “Benar! Karena perilaku Imam Ali As adalah toleran dan tidak konfrontatif terhadap para penentangnya; karena beliau tahu bahwa setelahnya para Syiahnya akan dikalahkan oleh musuh, namun Imam Qaim yang bangkit, perilakunya terhadap mereka (diselesaikan) dengan pedang dan eliminasi, karena beliau tahu bahwa orang-orang Syiah sekali-kali tidak akan pernah dikalahkan oleh musuh.”[1]
Imam Shadiq As demikian juga bersabda, “Tatkala Imam Mahdi As bangkit maka para malaikat perang Badar akan datang membantu beliau. Sepertiga dari mereka menunggangi kuda-kuda putih, sepertiga menunggangi kuda-kuda beraneka warna, sepertiga lainnya menunggangi kuda-kuda merah.”[2]
Dengan memperhatikan riwayat di atas terdapat beberapa poin yang harus dicermati dan dikaji:
- Dengan memperhatikan beberapa indkasi pada riwayat yang disebutkan, bangkit dengan pedang bermakna kekuatan dan dominasi, sebagaimana al-Qur’an menitahkan kepada kaum Muslimin untuk bersiap-siap menghadapi para musuh, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahui mereka; sedang Allah mengetahui mereka.” (Qs. Al-Anfal [8]:60)
Para ahli tafsir dalam menafsirkan “min quwwatin” (kekuatan) berkata bahwa yang dimaksud dengan kekuatan di sini adalah segala jenis senjata yang menguatkan manusia dan digunakan untuk menyerang musuh, baik itu tombak atau rudal dan lain sebagainya. Boleh jadi penggunaan kata “quwwah” yaitu kekuatan adalah mencakup seluruh jenis senjata dan kekuatan perang dan pertahanan yang dibuat hingga hari kiamat; karena pada masa pewahyuan al-Qur’an obyek terbesar dan terkuat kekuatan senjata adalah kuda-kuda yang diungkapkan secara lugas pada ayat ini.
Demikian juga penggunaan kuda pada masa kebangkitan Imam Zaman Ajf juga mengandung makna kiasan; karena dalam sebuah riwayat dari Imam Shadiq As disebutkan bahwa para malaikat yang hadir pada perang Badar akan datang menunggangi kuda membantu Imam Zaman Ajf maksudnya adalah kekuasaan Ilahi.
- Mengingat bahwa para nabi dan wali Allah dalam mentransformasi ajaran-ajaran Ilahi memiliki tugas untuk berkata-kata dengan masyarakat seukuran dengan kadar pemahaman mereka. Karena itu, sehubungan dengan kebangkitan Imam Zaman Ajf juga seperti ini adanya; artinya kadar pemahaman masyarakat yang dijadikan sebagai ukuran terkait dengan media-media perang (pedang dan kuda).[3]
Imam Shadiq As bersabda, “Rasulullah Saw berkata-kata dengan masyarakat sesuai dengan ukuran akal mereka. Kemudian menghimbuhkan,”Rasulullah Saw bersabda, “Kami para nabi diperintahkan untuk berkata-kata dengan masyarakat sesuai dengan ukuran akal mereka.”[4]
Karena itu, media-media perang pada masa itu terbatas pada kuda dan pedang dan senjata-senjata baru belum lagi ditemukan dan gambaran tentang senjata-senjata baru, tidak terlintas dalam benak mereka, kebangkitan Imam Mahdi Ajf digambarkan seperti ini.
Kemudian berdasarakan apa yang disebutkan dalam literatur-literatur Islam, pelbagai kewenangan dan fasilitas yang diberikan Allah Swt kepada Imam Zaman Ajf tidak terbatas pada kuda dan pedang, sehingga timbul kesamaran bagaimana kelak Imam Zaman menghadapi para musuh dengan media-media seperti ini melawan senjata-senjata canggih.
Dengan pelbagai indikasi yang disebutkan dalam riwayat, boleh jadi media-media moderen, berada pada tataran merealisir tujuan-tujuan Imam Mahdi Ajf, karena kehendak Tuhan berlaku atas perkara ini bahwa melalui Imam Mahdi Ajf pemerintahan adil di seantero semesta akan tegak dan Allah Swt melakukan pekerjaan berhubungan dengan media-media normal yang digunakan manusia.
- Poin terakhir bahwa pada dunia hari ini dengan kemajuan ilmu seluruh media senjata berada di tangan manusia. Pada sebagian negara, mereka masih menggunakan fasilitas-fasilitas sederhana seperti kuda dan pedang untuk menciptakan stabilitas dalam negeri. Karena itu, boleh jadi pada masa kemunculan Imam Mahdi Ajf, pedang dan kuda sebagai simbol senjata-senjata yang digunakan pada masa Nabi Saw di samping senjata-senjatan moderen. [iQuest]
[1]. Muhammad bin Hasan Thusi, Tahdzib al-Ahkâm, jil. 6, hal. 154, Hadis 2, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1365 S.
[2]. Muhammad bin Ibrahim Nu’mani, al-Ghaibah, hal. 244, Hadis 44, Maktabat al-Shaduq, Teheran, 1397 S.
[3]. (Qs. Al-Anfal [8]:60)
[4]. Muhammad bin Ya’qub al-Kulaini, al-Kâfi, jil. 1, hal. 23, Hadis 15, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1365 S.