Peran berhubungan dengan Imam Zaman Ajf dan bermohon kepadanya memiliki pengaruh konstruktif baik bagi mental dan spiritual seseorang. Permohonan ini boleh jadi berbentuk bisikan hati atau ucapan lisan dan bahkan tulisan. Menulis surat tertulis kepada Imam Zaman Ajf adalah salah jalan untuk menjalin hubungan dengannya. Pada masa-masa dihimpit kesulitan dan ingin menyampaikan hajat supaya terpenuh maka menulis surat kepada Imam Zaman Ajf adalah jalannya yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Menulis surat kepada Imam Zaman tidak memiliki pola dan model tertentu. Seluruh pola dan model yang ada sejatinya merupakan contoh hubungan dan permohonan kepada Imam Zaman Ajf.
Menyampaikan hajat kepada para Imam Maksum As, tatkala disertai dengan niat tulus dan ikhlas, tentu akan mengundang perhatian khusus mereka. Karena tiada satu pun hubungan dengan sumber-sumber rahmat dan emanasi Ilahi tak terjawab dan tak berpengaruh. Artinya berhubungan dengan mereka akan menuai jawaban dan pengaruh positif dalam kehidupan keseharian kita. Kalau pun suatu waktu permohonan atau permintaan kita belum terpenuhi maka hal itu tidak bermakna permintaan dan terpenuhi hajat yang disampaikan tidak dipenuhi; karena terpenuhinya satu permintaan terkadang tidak mengandung kemaslahatan sehingga dalam hal ini keberkahan dan karunia-karunia dalam bentuk yang lainnya akan diperuntukkan baginya.
Peran berhubungan dengan Imam Zaman Ajf dan bermohon kepadanya memiliki pengaruh konstruktif baik bagi mental dan spiritual seseorang. Permohonan ini boleh jadi berbentuk bisikan hati atau ucapan lisan dan bahkan tulisan. Menulis surat tertulis kepada Imam Zaman Ajf adalah jalan untuk menjalin hubungan dengannya. Pada masa-masa dihimpit kesulitan dan memohon hajat menulis surat kepada Imam Zaman Ajf dapat dilakukan. Menulis surat kepada Imam Zaman tidak memiliki pola dan model tertentu. Seluruh pola dan model yang ada sejatinya merupakan contoh hubungan dan permohonan kepada Imam Zaman Ajf.
Allamah Majlisi (sesuai nukilan dari Mishbâh Kaf’ami) menukil bahwa barang siapa yang memiliki hajat maka sebaiknya ditulis pada sebuah kertas dan dilemparkan pada pusara salah satu Imam Maksum As atau menutup surat tersebut kemudian distempel dan dibungkus dengan gumpalan tanah suci lalu dilemparkan di sungai atau sumur yang dalam atau liang maka surat tersebut akan sampai kepada Imam Zaman Ajf dan Imam Zaman yang bertanggung jawab untuk memenuhi hajat tersebut.
Surat yang ingin disampaikan ditulis sebagaimana berikut:
«بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِیمِ کَتَبْتُ إِلَیْکَ یَا مَوْلَایَ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَیْکَ مُسْتَغِیثاً وَ شَکَوْتُ مَا نَزَلَ بِی مُسْتَجِیراً بِاللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ ثُمَّ بِکَ مِنْ أَمْرٍ قَدْ دَهِمَنِی وَ أَشْغَلَ قَلْبِی وَ أَطَالَ فِکْرِی وَ سَلَبَنِی بَعْضَ لُبِّی وَ غَیَّرَ خَطَرَ النِّعْمَةِ لِلَّهِ عِنْدِی أَسْلَمَنِی عِنْدَ تَخَیُّلِ وُرُودِهِ الْخَلِیلُ وَ تَبَرَّأَ مِنِّی عِنْدَ تَرَائِی إِقْبَالِهِ لِی [إِلَیَ] الْحَمِیمُ وَ عَجَزَتْ عَنْ دِفَاعِهِ حِیلَتِی وَ خَانَنِی فِی تَحَمُّلِهِ صَبْرِی وَ قُوَّتِی فَلَجَأْتُ فِیهِ إِلَیْکَ وَ تَوَکَّلْتُ فِی الْمَسْأَلَةِ لِلَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ ثَنَاؤُهُ عَلَیْهِ وَ عَلَیْکَ وَ فِی دِفَاعِهِ عَنِّی عِلْماً بِمَکَانِکَ مِنَ اللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِینَ وَلِیِّ التَّدْبِیرِ وَ مَالِکِ الْأُمُورِ وَاثِقاً مِنْکَ بِالْمُسَارَعَةِ فِی الشَّفَاعَةِ إِلَیْهِ جَلَّ ثَنَاؤُهُ فِی أَمْرِی مُتَیَقِّناً لِإِجَابَتِهِ تَبَارَکَ وَ تَعَالَى إِیَّاکَ بِإِعْطَائِی سُؤْلِی وَ أَنْتَ یَا مَوْلَایَ جَدِیرٌ بِتَحْقِیقِ ظَنِّی وَ تَصْدِیقِ أَمَلِی فِیکَ فِی أَمْرِ کَذَا وَ کَذَا مِمَّا لَا طَاقَةَ لِی بِحَمْلِهِ وَ لَا صَبْرَ لِی عَلَیْهِ وَ إِنْ کُنْتُ مُسْتَحِقّاً لَهُ وَ لِأَضْعَافِهِ بِقَبِیحِ أَفْعَالِی وَ تَفْرِیطِی فِی الْوَاجِبَاتِ الَّتِی لِلَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ عَلَیَّ فَأَغِثْنِی یَا مَوْلَایَ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَیْکَ عِنْدَ اللَّهْفِ وَ قَدِّمِ الْمَسْأَلَةَ لِلَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ فِی أَمْرِی قَبْلَ حُلُولِ التَّلَفِ وَ شَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ فَبِکَ بَسَطَتِ النِّعْمَةُ عَلَیَّ وَ أَسْأَلُ اللَّهَ جَلَّ جَلَالُهُ لِی نَصْراً عَزِیزاً وَ فَتْحاً قَرِیباً فِیهِ بُلُوغُ الْآمَالِ وَ خَیْرُ الْمَبَادِی وَ خَوَاتِیمِ الْأَعْمَالِ وَ الْأَمْنِ مِنَ الْمَخَاوِفِ کُلِّهَا فِی کُلِّ حَالٍ إِنَّهُ جَلَّ ثَنَاؤُهُ لِمَا یَشَاءُ فَعَّالُ وَ هُوَ حَسْبِی وَ نِعْمَ الْوَکِیلُ فِی الْمَبْدَإِ وَ الْمَآل».[1]
Kemudian ia pergi ke atas sungai yang mengalir atau liang air lalu mempercayakannya dan mengalihkan perhatiannya kepada salah seorang deputi Imam Zaman Ajf (yaitu Usman bin Said Amri atau anaknya Muhamma bin Usman atau Husain bin Ruh atau Ali bin Muhammad Samirri yang merupakan para deputi Imam Zaman Ajf) kemudian melemparkan surat tersebut di sungai atau sumur atau liang air yang insya Allah semoga hajatnya terpenuhi.[2]
Hanya saja kita tidak dapat menyatakan secara pasti bahwa instruksi ini diperoleh dari sebuah riwayat yang dinukil dari salah seorang Imam Maksum As. [IQuest]
Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat beberapa indeks terkait berikut ini:
1. Hubungan dengan Imam Zaman Ajf, Pertanyaan 9684 (Site: 9685).
2. Tugas Kita pada Masa Okultasi, Pertanyaan 2669 (Site: 3320).