Munculnya pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan "kemunculan" dan tanda-tandanya sangatlah dapat diterima, akan tetapi perlu diingat bahwa hal ini tidak boleh menjebak kita ke dalam lika-liku dan kerumitannya sehingga hal tersebut justru akan melalaikan hakikat dari "tujuannya" yang tak lain adalah mempersiapkan kemunculan (zhuhur) itu sendiri.
Sejatinya tanda-tanda kemunculan dapat dibagi menjadi berbagai bagian yang di antaranya adalah "tanda-tanda pasti" dan "tanda-tanda tak pasti".
Banyak yang menyangka bahwa kemunculan harus berada dalam lingkup terwujudnya tanda-tanda pasti. Sebenarnya, meskipun terbukanya rahasia kegaiban Imam Zaman Ajf bergantung sepenuhnya pada "kehendak Ilahi" namun hal ini tidaklah berarti bahwa tanda-tanda pasti memiliki dimensi penegasan dan seratus persen pasti akan terjadi. Karena berdasarkan sebagian hadis, bagian paling prinsip dari kemuculan Imam Mahdi adalah janji Tuhan yang tak terelakkan, sedangkan tanda-tanda selebihnya -bahkan tanda-tanda pasti sekalipun- berada dalam tingkatan asumsi dan merupakan kondisi maksimal untuk lebih mendekatkan kepada kemunculannya (zhuhur).
Nama-nama dari sebagian tanda-tanda pasti tersebut bisa disebutkan antara lain: keluar dan bangkitnya sosok tercela bernama Sufyani, pantulan panggilan Ilahi dan juga panggilan setan dari langit, terbitnya matahari dari arah barat, terjadinya ikhtilaf dan pertentangan internal antara perang batil, dan terbunuhnya Nafsu Zakiyyah.Sebelum melanjutkan kami akan memberikan beberapa catatan untuk sekedar mengingatkan, dan setelah itu kami akan memberikan jawaban yang lebih rinci dalam masalah ini.
1. Persoalan kebangkitan Imam Zaman Ajf merupakan sebuah persoalan dan peristiwa paling penting yang keagungannya telah menyebabkan pemilik kebangkitan itu sendiri dijuluki dengan "yang ditunggu-tunggu oleh berbagai agama" (mau'ud) dan pembaharu dunia.
2. Karena kemunculannya merupakan persoalan yang terpenting, maka hal ini harus disertai dengan tanda-tanda yang hingga saat itu belum terwujud. Hal ini sebagaimana peristiwa-peristiwa penting lainnya semacam kelahiran Rasulullah Saw dan persoalan-persoalan seperti ini yang senantiasa diiringi dengan tanda-tanda istimewa.
3. Manfaat dan hasil dari keberadaan tanda-tanda ini bisa diringkas dalam beberapa kesimpulan berikut:
Sebagian dari tanda-tanda tersebut, sebegitu agungnya sehingga telah mengagungkan kebangkitan dan pembangkitnya.
Beberapa dari tanda-tanda tersebut berada dalam posisi mengancam dan menimbulkan goncangan dahsyat dalam kalbu para musuh.
Sebagian lainnya merupakan imbalan dan tanda-tanda bagi sebagian dari mereka yang menanti kedatangannya.
4. Merupakan sebuah hal yang sangat baik bagi para mukmin untuk menyadari keberadaan tanda-tanda ini sehingga tidak akan tertipu dan tidak menganggap setiap kejadian sebagai tanda-tanda kemunculan, karena ketiadaan pengetahuan terhadap hal-hal ini bisa jadi akan dimanfaatkan oleh para "mahdi-mahdi palsu" atau seluruh faktor-faktor licik lainnya. Namun pada saat yang bersamaan, tenggelam dalam meneliti tanda-tanda inipun merupakan sebuah perbuatan tak terpuji yang penjelasannya akan kami paparkan lebih jeluk pada bagian mendatang.
Tafsiran atas Tanda-tanda Kemunculan
Terdapat berbagai klasifikasi tentang"tanda-tanda kemunculan" ini yang di antaranya adalah: tanda-tanda pasti dan tanda-tanda tak pasti. Kesalahan yang dilakukan oleh mayoritas masyarakat dalam masalah ini adalah mereka menyangka dengan pastinya sebagian dari tanda-tanda ini maka persoalan "kemunculan" ini seratus persen bergantung dengan terwujudnya tanda-tanda tersebut. Sementara kenyataan yang ada –berdasarkan sebagian riwayat- persoalan kemunculan ini berada sepenuhnya pada "kehendak Ilahi". Tanpa memandang apakah tanda-tanda tersebut telah terwujud ataukah belum. Dengan pemahaman seperti ini, pengertian tanda-tanda pasti akan bermakna bahwa sebagian dari tanda-tanda memiliki asumsi lebih banyak untuk diikuti dengan kemunculan (hanya kemungkinannya yang lebih banyak, bukan kejadian yang seratus persen akan terjadi). Dengan demikian menjadi jelaslah bahwa tanda-tanda tak pasti hanya akan berada dalam posisi yang memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terjadi dibanding dengan tanda-tanda pasti.
Dengan mencermati hadis di bawah ini kita akan mendapatkan alasan pemaknaan tanda-tanda pasti dan tak pasti tersebut:
"Daud bin Abi Al-Qasim menukil, "Kami tengah berada di hadapan Imam Jawad As, ketika itu terjadi pembicaraan tentang (tanda-tanda kemunculan) bangkit dan keluarnya (seseorang yang bernama) Sufyani, dan bagaimana dikatakan dalam sebagian riwayat bahwa (hal ini merupakan tanda-tanda kemunculan) hal ini pasti akan terjadi. Aku bertanya kepada Imam As, "Apakah dalam prinsip kejadian atau keistimewaan persoalan-persoalan pasti seperti ini Tuhan juga akan membuat perubahan (seperti akan mengubahnya menjadi sama sekali tidak akan terwujud atau janji-janji pasti dengan tanda-tandanya tidak akan terjadi)? Imam bersabda, "Ya, kemungkinan untuk mengalami perubahan itu senantiasa ada, bahkan dalam persoalan yang pasti sekalipun", aku berkata, "Dengan demikian, kami khawatir bahwa Tuhan akan mengadakan perubahan (bada') dalam prinsip kemunculan Imam Zaman Ajf?" Imam menjawab, "(Tidaklah demikian, karena) Kebangkitan Qaim Ajf merupakan salah satu dari janji-janji Tuhan yang tidak akan mengalami perubahan. "[1]
Muhaddis Nuri Ra salah satu dari muhaddis kawakan, dalam kaitannya dengan hal ini menulis, "Selain masalah kemunculan dan bangkitnya al-Hujjah bin al-Hasan al-Mahdi Ajf yang pasti akan terjadi dan samasekali tidak akan mengalami perubahan ataupun penyimpangan, seluruh apa yang dikatakan dalam ayat-ayat dan tanda-tanda sebelum kemunculan dan yang datang bersamaan dengannya, seluruhnya bisa mengalami perubahan, pergantian, terjadi lebih cepat, lebih lambat, dan sebagainya, bahkan pada tanda-tanda yang telah digolongkan dalam tanda-tanda pasti sekalipun, hal ini dikarenakan yang dimaksudkan dengan pasti di sini -dalam berita tersebut- bukanlah bahwa sama sekali tidak bisa mengalami perubahan dan akan terjadi dengan cara yang sama persis dan tanpa perbedaan dengan apa yang difirmankan, melainkan maksudnya adalah hal tersebut merupakan tingkatan dari penegasan yang terdapat di dalamnya dimana hal ini tidak akan berkontradiksi dengan perubahan yang terjadi pada sebuah tingkatan."[2]
Dengan alasan inilah sehingga menjadi sebuah hal yang layak apabila seluruh manusia berusaha untuk menggapai tujuan yang sangat mulia dalam mempersiapkan wahana kemunculan, dan menggantikan rasa kekhawatiran (yang muncul karena ketiadaan harapan terhadap rahmat-Nya dan perhatian Imam Zaman ajf) dengan melakukan doa secara ikhlas dan rendah hati serta menciptakan dinamika jasmani dan ruhani untuk menggapai sumber rahmat Ilahi dan memunculkan diri menjadi insan mulia, dan semuanya ini berada dalam lingkup makrifat yang mendalam terhadap agama dan merupakan hasil dari melakukan kewajiban serta meninggalkan dosa.
Jenis dan Jumlah Tanda-tanda yang Pasti
Berdasarkan sebagian riwayat, terdapat lima tanda-tanda yang bisa digolongkan dalam tanda-tanda pasti dimana nama masing-masingnya telah disebutkan. Tentunya penjelasan tentang hal tersebut, juga bagaimana dan seperti apa tanda-tanda tersebut sangatlah luas yang tidak dapat kami ulas secara rinci dalam tulisan pendek ini.
Abi Hamzah Tsumali mengatakan, "Aku berkata kepada Imam Shadiq As bahwa ayah mulia beliau yaitu Imam Muhammad Baqir As bersabda bahwa keluarnya seseorang yang bernama Sufyani merupakan salah satu persoalan yang pasti, demikian juga dengan adanya pantulan panggilan dari langit, terbitnya matahari dari arah Barat, dan beliau juga menyebutkan beberapa hal lain yang dianggap sebagai persoalan-persoalan yang pasti akan terjadi. Mendengar hal tersebut, Imam Ja'far Shadiq As pun menambahkan apa yang telah disabdakan oleh ayahandanya dengan bersabda, "Demikian juga dengan terjadinya ikhtilaf antara Bani Fulan (mungkin Bani Umayyah yang tak lain adalah medan kebatilan) pun merupakan salah satu dari persoalan yang pasti, terbunuhnya Nafsu Zakiyyah pun pasti, dan keluar serta bangkitnya Qaim Ajf pun pasti, bahkan merupakan salah satu janji yang yakin." Aku bertanya, "Mohon Anda jelaskan tentang tanda-tanda panggilan dari langit", beliau bersabda, "Pada awal hari, pemanggil akan berteriak dengan suara lantang –sedemikian hingga setiap bangsa memahami dengan bahasanya masing-masing- dengan mengatakan, "Ketahuilah bahwa kebenaran (haq) bersama Ali dan para pengikutnya", dan pada penghujung hari Iblis juga akan berteriak, "Ketahuilah sesungguhnya hak bersama Sufyani dan para pengikutnya." Dan pada saat inilah orang-orang yang tidak kokoh dalam kebenaran akan mengalami keraguan."[3]
Catatan:
Yang dimaksud dengan Nafsu Zakiyyah adalah manusia yang sangat mulia dan berwibawa yang mendapatkan tugas dari Imam Zaman Ajf untuk melakukan tabligh dan berdakwah, akan tetapi dibunuh dan syahid di Ka'bah, di antara rukun dan maqam.[4]
Dan yang dimaksud dengan Sufyani adalah seseorang dari kaum Ma'andin yang bangkit dengan tujuan untuk melawan Imam Ajf, akan tetapi atas kehendak Tuhan, dia akan terperosok bersama seluruh pasukannya ke dalam tanah di daerah yang bernama Baida' (terletak di Yaman).[5][]