Salat malam merupakan salah satu ibadah dan salat yang mengandung banyak keutamaan. Salat ini dikerjakan setelah tengah malam dan jauh dari segala bentuk riya dan pamer. Salat malam ini terdiri dari sebelas (11) rakaat. Delapan rakaat dikerjakan dalam dua rakaat-dua rakaat, seperti salat Subuh, namun dikerjakan dengan niat salat malam.
Setelah mengerjakan delapan rakaat tersebut, selanjutnya dua rakaat dikerjakan dengan niat salat Syafa’ lalu satu rakaat dikerjakan dengan niat salat Witir. Keseluruhan dari salat ini terdiri dari sebelas rakaat yang dapat dikerjakan secara singkat atau panjang.
Salat malam merupakan salah satu ibadah dan salat yang mengandung banyak keutamaan. Pelaksanaan salat ini banyak dianjurkan dalam beberapa ayat dan riwayat. Menunaikan salat tatkala dini hari dan hening dari kebisingan kehidupan material, memberikan perhatian yang luar biasa dan spirit khusus kepada manusia. Atas dasar itu, para kekasih Allah Swt senantiasa memilih akhir malam untuk mengekspresikan kerinduan dan hajatnya kepada Allah Swt; karena dalam kondisi hening dan bening seperti ini serta jauh dari segala bentuk riya dan pamer disertai dengan kehadiran hati, sangat berpengaruh bagi kesempurnaan dan pembinaan jiwa manusia.
Atas dasar itulah, al-Quran menjanjikan maqam mahmudah kepada orang-orang yang menunaikan salat malam, “Dan pada sebagian malam hari, bacalah Al-Qur’an (dan kerjakanlah salat) sebagai suatu tugas tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Qs. Al-Isra [17]:79)
Tata-Cara Pelaksanaan Salat Malam
Salat malam ini terdiri dari sebelas (11) rakaat. Delapan rakaat dikerjakan dalam dua rakaat-dua rakaat, seperti salat Subuh, namun dikerjakan dengan niat salat malam.
Setelah mengerjakan delapan rakaat tersebut, selanjutnya dua rakaat dikerjakan dengan niat salat Syafa’ lalu satu rakaat dikerjakan dengan niat salat Witir. Keseluruhan dari salat ini terdiri dari sebelas rakaat yang dapat dikerjakan dengan singkat atau panjang.
Metode Ringkas:
Dalam metode ini, pada sebelas rakaat dapat dilakukan hanya dengan membaca surah al-Fatiha (tanpa surah lainnya).
Metode Panjang:
Dalam metode ini, pada setiap rakaat dari delapan rakaat pendahuluan, pertama-tama surah yang dibaca adalah surah al-Fatiha kemudian salah satu surah (terdapat beberapa surah yang dianjurkan seperti surah al-Kafirun, surah al-Ikhlas dan lain sebagainya). Namun sebagian riwayat disebutkan bahwa dianjurkan untuk membaca sepuluh kali surah al-Ikhlas pada setiap rakaatnya.
Pada dua rakaat salat Syaf’a baiknya pada rakaat pertama setelah membaca surah al-Fatiha, surah yang dibaca adalah surah al-Falaq dan pada rakaat kedua, setelah membaca surah al-Fatiha, kita membaca surah al-Nas.
Pada satu rakaat Witr setelah membaca surah al-Fatiha, baiknya kita membaca tiga kali surah al-Ikhlas atau tiga kali surah al-Ikhlas disertai dengan surah al-Falaq dan al-Nas dan kita dapat membaca sekali surah al-Ikhlas dan kemudian melakukan qunut.
Qunut
Qunut salat Witir merupakan salah satu amalan mustahab yang sangat mengandung keutamaan dan sangat dianjurkan supaya kita melakukan qunut lebih lama. Dalam sebuah riwayat dari Rasulullah Saw disebutkan, “Barang siapa yang qunut salat Witirnya lebih lama di dunia maka ia akan lebih tenang di akhirat.”[1] Dalam qunut pertama-tama kita mendoakan empat puluh orang Mukmin atau mendoakan seluruh kaum Mukmin; misalnya kita membaca: Allahummaghfir lifulan (sebagai ganti fulan kita menyebutkan seseorang yang ingin kita doakan) atau “Allahummaghfir lilmu’minin wal mu’minat” kemudian membaca “Astaghfirullah Rabbi wa atubuh ilaih” sebanyak tujuh puluh kali lalu membaca “Hadza maqam al-‘aidz bika minannar” sebanyak tujuh kali kemudian kita membaca “al-afwu...al-afwu” sebanyak tiga ratus kali kemudian setelah itu membaca, “Rabbighfirli warhamni watub ‘alayya innak anta al-tawwab al-rahim.” Kemudian rukuk lalu sujud, membaca tasyahhud dan memberikan salam.
Namun demikian terdapat masih banyak doa dan dzikir yang dianjurkan di antara dzikir-dzikir salat malam dan rakaatnya yang dianjurkan untuk dibaca. [iQuest]
Referensi untuk telaah lebih jauh:
- Indeks: Signifikansi dan Pengaruh Shalat Malam dan Hukum Qadhanya, Pertanyaan 11352 (Site: id11184).
- Mafatih al-Jinan, Syaikh Abbas Qummi.