Advanced Search
Hits
18241
Tanggal Dimuat: 2009/08/09
Ringkasan Pertanyaan
Mengapa kita - dalam melakukan sholat dan berbagai ibadah lainnya- harus menggunakan bahasa Arab?
Pertanyaan
Mengapa kita - dalam melakukan sholat dan berbagai ibadah lainnya- harus menggunakan bahasa Arab?
Jawaban Global

Islam adalah sebuah agama dunia dan menginginkan agar seluruh kaum Muslimin berada dalam satu barisan.

Membentuk masyarakat semacam ini tanpa bahasa yang satu yang dapat dipahami oleh semua pemeluknya, adalah sesuatu yang sulit diterima. Ulama bahasa mengakui bahwa bahasa Arab adalah bahasa dunia yang paling lengkap, paling luas dan dikenal sebagai sebuah bahasa internasional.

Bacaan shalat dengan bahasa Arab yang dilakukan oleh segenap kaum muslimin adalah sebuah rumus persatuan dan sebagai tanda kesatuan umat Islam. Hal ini merupakan dasar dari seluruh aturan Islam. Sebagaimana juga mereka mengarah pada kiblat yang satu ketika melakukan shalat.

Selain itu dapat dikatakan bahwa melakukan shalat dengan cara tertentu dapat menjaga pelakunya dari penyelewengan dan perubahan serta perbauran dengan sesuatu yang diada-adakan dan permasalahan-permasalahan yang tidak berdasar dimana hal tersebut disebabkan oleh pengaruh keikutsertaan orang-orang yang tidak mengerti ketika mereka menerjemahkannya ke dalam bahasa yang lain. Dengan perantara inilah esensi ibadah Islam ini lebih terjaga.

Ya memang ada sebagian ibadah seperti memanjatkan doa dan yang lainnya yang tidak diharuskan diekspresikan dengan bahasa arab, walaupun ada doa-doa ma’tsur yaitu doa-doa yang bersumber dari para Imam Maksum As yang sampai kepada kita yang -dari satu sisi- memiliki makna-makna pengetahuan yang sangat dalam dan sangat dimungkinkan bahwa pengetahuan tersebut tidak dapat dipindah ke dalam sebuah terjemahan. Dan dilihat dari sisi lainnya terdapat kelezatan dan keindahan tersendiri, sehingga disarankan, dengan memperhatikan makna-makna tadi, dibaca dengan bahasa Arab.

Jawaban Detil

Untuk menjawab pertanyaan di atas secara detil dan lebih terarah, kami harus menyampaikan beberapa mukaddimah:

Mukaddimah pertama: Menurut pengakuan para ahli bahasa bahwa bahasa Arab adalah sebuah bahasa dunia yang sangat luas yang memiliki kemampuan untuk menjelaskan makna-makna yang sangat dalam dan rinci dengan ungkapan yang paling fasih dan dengan bahasa peradaban yang paling tinggi.[1]

Oleh sebab itu, dapat diduga mengapa Allah Swt dalam menyampaikankan firman-Nya kepada manusia, menjelaskan hakikat ciptaan-Nya dan memberikan  petunjuk kepada manusia dengan menggunakan bahasa Arab. Tentunya penurunan Al-Quran dengan bahasa Arab juga memiliki alasan-alasan lain yang akan diulas sebagian darinya berikut ini:

1- Islam muncul di pesisir Arab. Karena itu, upaya tahap awal adalah mengumpulkan masyarakat di sekitarnya kemudian merubah masyarakat yang tidak berpendidikan dan tidak beradab menjadi masyarakat yang maju di dalam pancaran ajaran-ajarannya. Sehingga esensi utama ajaran-ajarannya menebar ke seluruh pelosok daerah. Oleh karena itu penurunan Al-Quran dengan bahasa Arab merupakan sebuah fenomena yang sangat wajar.[2]

Jika Al- Qur’an diturunkan dengan selain bahasa Arab, maka hal itu akan menimbulkan pertanyaan: mengapa pesan ini tidak diturunkan dengan bahasa Arab, padahal masyarakat pertama yang menjadi objek pembicara adalah masyarakat yang bertutur-kata dengan bahasa Arab?

2- Al-Qur’an pada kondisi tertentu melontarkan tantangan[3] untuk membuktikan kebenarannya. Dan sebuah tantangan menuntut agar pesan ini harus disampaikan dengan satu bahasa yang dapat dipahami oleh audiens sehingga untuk membuktikan kebenaran pengakuan Nabi Saw mereka dapat menguji ketidakmampuannya.[4]

3- Membungkam alasan para pembagkang juga merupakan dalil yang menyebabkan Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Karena jika tidak demikian, maka tidak dipahaminya kandungan Al-Quran akan dijadikan alasan oleh sebagian orang dan tidak menerima apa yang ada di dalamnya.[5] Dan sebagian kelompok lainnya akan melontarkan isu bahwa Nabi Saw mengambil Al- Quran ini dari orang lain selain Arab.[6]

Mukaddimah kedua: Islam adalah sebuah agama universal[7] dimana salah satu misinya adalah membentuk umat yang satu. Sebagaimana Nabi Saw juga pada awal pembentukan pemerintah di Madinah mengikat tali persaudaraan sesama muslim dan mengajak mereka untuk besatu. Hal ini terjelma pada kebanyakan ibadah Islam itu sendiri.

Setiap ibadah terbentuk dalam dua bagian, bagian pertama berkaitan dengan bentuk lahiriah yang harus dituangkan dalam bentuk amal.  Dan bagian kedua berkaitan dengan batiniah yang berhubungan dengan motivasi dan niat.

Sangat mungkin sekelompok orang melakukan satu amal ibadah lahiriah seperti mendirikan shalat berjamaah dalam satu barisan, namun terdapat perbedaan yang mencolok di antara mereka.  Sebagian mereka berdiri dalam barisan shalat semata karena Allah Swt dan sebagian lainnya untuk tujuan materi dunia.

Yang jelas, apabila ibadah itu memiliki ruh, maka ia dapat membuat hati dan jiwa seseorang menjadi bersih dan suci.[8] Dalam pancaran ibadah semacam inilah umat manusia memperoleh pendidikan dan akan sampai ke tempat tujuan.

Ajaran  Islam telah menata bentuk lahiriah berbagai ibadah dengan desain yang sangat indah sehingga dapat memberikan pelajaran dan pendidikan kepada segenap umat manusia. Kenapa Islam mengharuskan segenap pemeluknya agar menghadap ke satu arah ketika mendirikan sholat? Apakah tidak mungkin ruh ibadah tersebut yakni berhubungan dengan Tuhan menghadap ke arah yang lain? Apakah Tuhan hanya berada pada satu titik saja? Mengapa pula banyak kaum muslimin berkumpul di Mekkah pada satu bulan yang khusus dan melaksanakan amal ibadah khusus pada hari tertentu? Apakah pada selain waktu dan tempat tertentu ruh ibadah haji itu tidak dapat diraih dan kontak dengan Tuhan tidak dapat dilakukan? Tidak diragukan lagi bahwa Islam menghendaki agar kaum muslimin dalam pancaran ibadah-ibadah ini, dapat menyaksikan persatuan absolut dan juga meraih persatuan sosial. Karena itu, pertama mereka harus meraih ruh ibadah dan yang kedua bentuk lahiriah ibadah.

Mendirikan shalat dan berbagai ibadah selainnya dengan bahasa Arab, juga merupakan bukti lain bahwa agama Islam adalah agama yang mendunia. Karena sebuah umat yang berada dalam satu barisan, terpaksa harus memiliki bahasa yang satu, sehingga dengan perantara bahasa tersebut satu dengan yang lainnya saling memahami. Yakni selain  bahasa asli dan bahasa daerah, mereka juga harus memiliki sebuah bahasa yang umum dan mendunia. Karena dapat dipastikan bahwa persatuan masyarakat semacam ini tanpa adanya bahasa kesatuan, tidak akan sempurna. [9]

Dewasa ini, sebagian cendikiawan meyakini bahwa selama dunia ini tidak menjadi sebuah negara, maka masyarakat dunia tidak akan memperoleh kebahagiaan. Karena itu mereka membuat sebuah rancangan yang salah satu diantaranya adalah menciptakan sebuah bahasa internasional dan mendunia.

Apakah di masa Nabi Saw dengan melihat para obyek bicaranya (audiens) pada masa awal-awal kedatangan Islam dan budaya dunia saat itu dan keharusan untuk memberi petunjuk kepada manusia di sepanjang sejarah dan bertujuan sampai pada persatuan dan kesatuan, ada jalan selain ini yaitu dipilihnya bahasa yang paling sempurna sebagai bahasa Al-Qur’an dan ibadah-ibadah, sehingga bahasa tersebut juga menjadi penjelas makna-makna yang dalam dan hakikat-hakikat yang indah sehingga manusia dapat saling bergantung dan saling memahami dengan baik secara Islami? Sekarang coba Anda bayangkan, misalnya dalam melaksanakan shalat berjamaah pada musim haji di Masjidil Haram, setiap orang membaca zikir setelah shalat dengan bahasa daerahnya masing-masing, apakah hal ini tidak akan menimbulkan kekacauan, keributan dan ketidak pantasan?

Tentunya kesatuan bahasa dalam shalat, walaupun berkaitan dengan bentuk lahiriah shalat, namun hal itu dapat menyebabkan terjaganya batin dan ruh ibadah tersebut, yakni jika setiap orang mendirikan shalat dengan bahasanya masing-masing, maka tidak dapat dinafikan kemungkinan terjadinya perubahan dan penyimpangan shalat dengan kebohongan dan hal-hal yang tidak berdasar disebabkan oleh pengaruh terjemahan-terjemahan yang salah dari orang-orang yang tidak paham.  Bacaan Al-Quran dengan cara tertentu dan bahasa yang khusus, akan dapat menghindari bahaya semacam ini.

Terakhir dan untuk menyempurnakan pembahasan, ada dua hal yang harus diketahui:

1.     Penggunaan lafaz dan penyebutan zikir pada setiap hukum dan ibadah dengan bahasa Arab bukan merupakan syarat lazim. Misalnya berdasarkan pandangan sebagian ulama, bahwa ungkapan yang dipakai dalam akad nikah tidak diharuskan memakai bahasa arab. [10]

Sebagian ulama seperti Imam Khomeini Ra dalam bab ini mengatakan bahwa: jika seorang mukallaf tidak mampu mengucapkan formula (sigah) dengan bahasa Aab, walaupun dalam hal ini ia mampu mewakilkannya, dibolehkannya dan sah akad dengan selain bahasa Arab.[11]

Doa-doa juga tidak selalu diharuskan dibaca dengan bahasa Arab. Oleh karena itu, doa dalam shalat pun di perbolehkan mengucapkannya dengan bahasa selain Arab, walaupun lebih baik jika doa-doa yang keluar dari para Imam As diucapkan dengan bahasa Arab untuk merenungkan dan memperhatikan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Berikut ini adalah bukti yang akan memperjelas fenomena di atas :

Allah Swt melalui Al-Quran yang diturunkannya mengadakan kontak dengan manusia dan manusia untuk menjawab kalam Allah harus memahami Al-Quran tersebut. Para Imam As yang telah memahami Al-Qur’an secara sempurna dan bahkan mereka itu sendiri adalah hakikat Al-Qur’an, menyampaikan sebaik-baiknya jawaban kepada Tuhan dalam bentuk doa-doa. Dengan kata lain bahwa firman Tuhan adalah Al-Qur’an yang diturunkan dan Doa-doa yang dipanjatkan oleh para imam adalah Al-Qur’an yang naik. Al-Quran adalah ucapan Allah kepada manusia dan doa adalah ucapan manusia kepada Tuhannya. Oleh karena itu doa-doa adalah seperti Al-Qur’an yang meliputi berbagai hakikat dan pengetahuan yang dalam. Dan bahasa Arab adalah sebaik-baiknya bahasa untuk menjelaskannya.

2.     Semua yang telah dijelaskan bukan berati bahwa kaum Muslimin tidak memperhatikan makna-makna zikir dalam shalat.  Bahkan setiap Muslim harus mengenal arti shalat dan doa-doa sehingga dapat memahami apa yang ia katakan kepada Tuhannya, sehingga amalan yang ia lakukan tidak kering, tetapi mempunyai ruh dan makna yang akan terabng menuju kepada keabadian.[]

 

Anda dapat merujuk pada dua indeks berikut ini:

1.     Indeks: Azan dan bahasa arab, soal 706.

2.     Indeks: Shalat dan bahasa arab, soal 423.



[1].  Al-Mizân, jil. 4, hal. 160; Tafsir Nemuneh, jil. 9, hal 300,  jil. 13, hal. 311 dan jil. 21, hal. 8; sukh be Pursesh-hâye Madzhabi, Ayatullah Makarim Syirazi dan Ayatullah Subhani, hal. 293

[2]. Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahsa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. (Q.s Ibrahim []:04) Tafsir Nemuneh, jil. 10, hal. 237- 238 dan jil. 9, hal. 301.

[3]. Tahaddi, ajakan untuk saling menantang dan saling berhadap-hadapan, dimana apabila kalin berfikir bahwa Al-Quran bukanlah sebuah mukjizat yang datang dari sisi Allah SWT, maka datangkanlah satu surah atau satu ayat sepertinya.

[4]. Ayat-ayat seperti: Qs. Yusuf:03; Qs. Az-Zukhruf:03; Qs. Al-Syuara:195; Qs. Thaha:27-28; Qs. Al-Zumar:28; Qs. Asy-Syura:07; Qs. Al-Ahqaf:12; Al-Dukhan:58; Qs. Al.Qamar:17, 31 dan 40; Qs. Fussilat:03; mengisyaratkan akan hal-hal tersebut. Al-Mizân, jil. 17, hal. 359; Ayatullah Misbah Yazdi, Qurân Syenâsi, jil. 1, hal. 94-101.

[5]. Qs. Fussilat:44; Qs. Al-Syuara:198. Imam Shadiq As dalam sebuah riwayat bersabda: Jika Al Quran ini turun bukan dengan bahasa Arab, orang-orang Arab tidak akan berkorban demi Al Quran (Tafsir Ayyasi sebagaimana yang dinukil Tafsir Al-Mizan, jil. 15, hal. 332) untuk kajian lebih jauh silahkan rujuk ke kitab Tafsir Nemuneh, jil. 20, hal. 303, dan Qurân Syinâsi, jil. 1, hal. 94-101.

[6]. Qs. Al-Nahl:103.

[7]. Qs. Al-A’raf:158; Qs. Al-Anam:19; Qs. Al-Anbiya:107; Qs. Al-Ahzab:40; Qs. Al-Sajdah:42; Al-Mizan, jil. 4, hal. 159-161.

[8]. Manusia berhubungan dengan Tuhan melalui sholat, dan hal ini adalah jiwa dan batin sholat sebagaimana yang disinggung dalam al-Qur’an Dirikanlah sholat untuk mengingatku” (Qs. Thaha:13) Sesungguhnya sholat mencegah kamu dari perbuatan keji dan mungkar” (Qs. Al-Ankabut:45), “Dengan mengingat Allah( yang dihasilkan melalui sholat) manusia akan bebas dari kegalauan.

[9]. Pâsukh be Pursesh-hâye Madzhabi, Ayatullah Makarim Syirazi dan Ayatullah Subhani, hal. 293.

[10]. Muallaqât, Ayatullah Gerami, jil. 4, hal. 645.

[11]. Al-Urwat al-Wustqa, jil. 2, catatan pinggir,  hal. 654.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261171 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246292 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230078 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214949 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176270 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171584 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168071 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158109 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140910 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134015 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...