Please Wait
16089
Karena pertanyaan di atas sangat universal dan meluas, hal ini telah mengantarkan kami untuk menyinggung sedikit tentang biografi, berita-berita gaib dan tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi Ajf.
Nama beliau adalah "mim-ha-mim-dal" dan memiliki berbagai julukan, yang di antaranya adalah Qaim, Shahibul 'Ashr, Shahibuz Zaman, dsb. Ayahanda mulia beliau adalah Imam Kesebelas yaitu Imam Hasan Askari As sedangkan ibundanya bernama Nargis. Imam Mahdi Ajf dilahirkan di Samara pada tahun 255 Hq.
Secara ringkas, kehidupan Imam Ajf terbagi dalam empat periode.
Periode pertama adalah sejak kelahirannya hingga masa gaib shugra (kecil) yang berlangsung sekitar
Periode kedua berlangsung dari tahun 260 hingga 329 Hq yang dinamakan juga dengan era gaib kecil. Untuk mengatasi keterbatasan hubungan dan interaksi antara Imam Ajf dengan masyarakat pada masa gaib kecil ini, Imam menentukan dan menunjuk empat wakil atau duta-duta tertentu sebagai perantara untuk melakukan dan menjaga kelangsungan interaksi antara Imam dengan masyarakat Syiah. Pada masa keterbatasan ini, masyarakat diajak dan diarahkan untuk bersabar, menjalin persatuan dan meningkatkan ketakwaan serta melakukan persiapan-persiapan untuk menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya yaitu masa gaib kubra (besar).
Periode ketiga dimulai setelah meninggalnya Ali bin Muhammad Samari, wakil terakhir Imam Ajf. Masa gaib besar ini berlanjut hingga saat kemunculan Imam Ajf. Pada masa ini, meskipun interaksi dan hubungan masyarakat dengan Imam telah terputus, namun masyarakta tetap berada dalam inayah dan perhatian beliau. Pada masa ini Imam Ajf menunjuk dan menetapkan para wakilnya secara umum yaitu para fukaha Syiah.
Periode keempat yang juga merupakan masa keemasan bumi ini dimulai dari selesainya masa gaib besar, diawali dengan kemunculan Imam Ajf pada suatu subuh hari Jumat di Mekkah Mukarramah. Pada masa ini orang-orang yang sengsara dan mengalami kesusahan dalam hidupnya akan memperoleh nafas baru. Masa ini menjadi milik orang-orang yang layak dan bukan lagi menjadi milik para kolonial dan penjajah, sebuah masa dimana hanya ketakwaan seseorang dan amal shaleh-lah yang akan menjadi parameter dan tolok ukur, bukan kekayaan, kedudukan, atau pun segala sesuatu yang lain. Periode ini diakhiri dengan syahadahnya Imam Ajf setelah memerintah kurang lebih selama dua puluh tahun yang kemudian masa ini menjadi media untuk rij'at dan bangkitnya orang-orang suci.
Ayat-ayat yang berhubungan dengan Imam ini terdapat dalam al-Quranul Karim dalam jumlah yang tidak sedikit, salah satunya adalah ayat dimana Tuhan menjanjikan pemerintahan yang mendunia dan kemenangan sempurna bagi Islam atas seluruh agama. Riwayat yang berkaitan dengan hal inipun begitu banyak dan beragam, sebagaimana yang dikatakan oleh Syahid Shadr (ra), "Kumpulan dan majemuk riwayat yang berkaitan dengan Imam Mahdi Ajf yang terdapat pada literatur-literatur Sunni dan Syiah berjumlah lebih dari enam ribu buah. Di antaranya adalah riwayat Rasulullah saw yang bersabda, "Mahdi Ajf merupakan salah satu dari keturunannku, akan terjadi masa gaib untuknya … dan setelah itu dia akan datang kembali untuk menegakkan keadilan di atas bumi yang sebelumnya dipenuhi oleh kezaliman dan kekerasan".
Di dalam berbagai riwayat disebutkan terdapat berbagai tanda-tanda tak pasti yang akan mengawali kemunculannya, di antaranya adalah:
1. Keluarnya lelaki Hasyimi.
2. Dikibarkannya bendera hitam di daerah Khurasan.
3. Perang dunia, dan sebagainya.
Akan tetapi, sebagian dari tanda-tanda dikatakan sebagai tanda-tanda pasti yang akan mengiringi kemunculan beliau, dimana di antaranya adalah:
1. Raj'at dan kembalinya Sufyani
2. Suara panggilan dari langit.
3. Terbunuhnya Nafsu Zakiyyah, dan sebagainya.
Dikarenakan pertanyaan di atas sangat universal dan tidak ada penentuan yang tegas tentang sisi mana dari kehidupan Imam Ajf yang dimaksudkan, maka hal ini telah mengarahkan kami untuk memberikan sedikit pandangan tentang kehidupan dan biografi dari Imam Keduabelas ini.
Pembahasan akan kami mulai dengan mengungkapkan sebagian dari prediksi-prediksi yang tertera di dalam al-Quranul Karim dan riwayat-riwayat yang berkaitan dengan beliau, yang kemudian akan kami akhiri dengan menyinggung sebagian dari tanda-tanda kemunculan beliau.
Imam Keduabelas ini memiliki nama yang sama dengan Rasul Mulia Saw, yaitu "Muhammad"[1], akan tetapi sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh para Imam As dalam hadis-hadis mulia mereka ditemukan adanya pelarangan dalam menyebutkan nama beliau.
Imam Keduabelas ini memiliki begitu banyak laqab dan julukan, diantaranya adalah Mahdi, Muntadzar[2], Shahibul Ashr dan masih banyak lagi.
Imam Zaman dilahirkan di Samara pada tahun 255 Hq[3], dimana ayahanda mulianya adalah Imam Kesebelas, yaitu Imam Hasan Askari As dan ibundanya bernama Nargis.[4]
Kisah kelahiran Baqiyatullahil A'dzam ini tidak hanya periodeuat pada kitab-kitab dan literatur-literatur Syiah saja, melainkan terdapat pula pada literatur-literatur resmi Ahlus Sunnah[5], bahkan aliran-aliran dan mazhab-mazhab non Islam pun meletakkannya sebagai sebuah prinsip yang pasti, meskipun sebagian, dikarenakan fanatisme kelompok ataupun fanatisme mazhab telah menyebabkan terjadinya berbagai ikhtilaf dan perbedaan di kalangan para pemikir aliran non Muslim dalam menentukan misdak-misdak dari penyelamat akhir zaman ini.
Akan tetapi dalam menjelaskan tahapan pertama harus kami katakan bahwa kehidupan Imam Keduabelas Ajf ini akan kami klasifikasikan dalam empat masa berikut:
1. Masa sebelum gaib shugra (kecil).
2. Masa gaib kecil.
3. Masa gaib kubra (besar), dan
4. Masa Kemunculan beliau.
Masa pertama, dimulai dari kelahiran Imam Ajf pada tahun 255 Hq hingga tahun 260 Hq, yaitu hingga syahadahnya ayahanda mulia beliau, yang keseluruhannya berlangsung selama lima tahun sekian bulan. Pada masa ini dimana merupakan masa pertumbuhan dan dididiknya beliau di pangkuan Imam Kesebelas As terdapat urgensi untuk memperkenalkan Imam dan hujjah selanjutnya yang diyakini sebagai Imam dan penyelamat terakhir bagi umat manusia, yang memang kehadirannya telah ditunggu-tunggu oleh kaum Muslim. Proses pengenalan ini dilakukan hingga tibanya hari syahadahnya Imam Kesebelas As sebagai upaya supaya tidak terjadi perpecahan dan ikhtilaf di antara umat manusia.
Dari sinilah sehingga bisa dikatakan bahwa peristiwa terpenting pada masa ini adalah peristiwa pengenalam Imam Keduabelas kepada orang-orang terdekat dan para pembesar Syiah. Dan peristiwa penting selanjutnya adalah penyampaian informasi kepada kalangan para Muslim tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah kegaiban beserta filosofinya.
Sementara itu masa kedua dimulai dari tahun 260 Hq yang diawali dengan syahadahnya Imam Kesebelas As dan didudukannya Imam Mahdi Ajf di kursi Imamah yang terus berlanjut hingga tahun 329 Hq. Masa ini merupakan masa persiapan bagi kalangan Syiah untuk menghadapi masa gaib besar. Oleh karena itulah Imam Ajf memilih dan mengangkat empat orang dari kalangan Syiah yang memiliki tingkat ketakwaan tertinggi sebagai wakil-wakilnya dalam melakukan interaksi dengan masyarakat. Pada prinsipnya mereka adalah perantara bagi kaum Muslim dalam berinteraksi dan berhubungan dengan Imam. Keempat orang ini terkenal sebagai wakil-wakil khusus Imam, dimana nama-nama mereka adalah:
1. Abu Umar Utsman bin Sa'id Umari.
2. Abu Ja'far Muhammad bin Utsman Sa'd Umari.
3. Abul Qasim Husain bin Ruh Nubakhti.
4. Abul Hasan Ali bin Muhammad Samari (Saimari).
Setelah masa ketiga ini selesai, akhirnya tiba masanya dimana hubungan dan interaksi lahiriah Imam Ajf dengan masyarakat terputus secara total. Namun karena semasa kehidupan Imam Kesebelas dan masa kehadiran Imam Keduabelas tepatnya pada masa pertama dan kedua masyarakat telah mendapatkan kesiapan dalam menghadapi gaib besar, maka Imam dalam suratnya[6] sebelum wakil terakhirnya meninggalnya, beliau tidak menunjuk dan menentukan wakil lainnya. Dengan demikian, dengan meninggalnya Ali bin Muhammad, dinyatakan bahwa masa kedua yaitu masa gaib kecil telah berakhir yang berarti merupakan awal dari masa gaib besar.
Sementara itu, masa ketiga yaitu masa gaib besar dimana saat ini kita berada di dalamnya, di mulai dari tahun 329 Hq yaitu setelah wakil terakhir Imam yaitu Ali bin Muhammad meninggal dunia, yang kemudian akan berlanjut hingga kemunculan Imam Ajf. Masa ini merupakan masa ijtihadnya para ulama dan interaksi kalbu seluruh pengikut Imam dengan beliau. Pada masa ini, kesulitan dan problema-problema yang dihadapi oleh masyarakat akan diselesaikan sendiri oleh Imam Ajf, beliau juga senantiasa akan hadir ditengah-tengah lingkup ilmiah yang dilakukan oleh para Muslim dan mendampingi mereka pada setiap saat-saat yang menentukan takdir kaum Muslimin. Sangat jarang didapatkan bahwa orang-orang yang meyakini Imam ini tidak memiliki pengalaman pribadi dari inayah dan perhatian Imam Zaman Ajf.
Pada saat-saat sensitif seperti ini, dimana masyarakat pada masa ini tidak memiliki kemampuan dan kesempatan untuk melakukan hubungan secara langsung dengan Imam, beliau merujukkan masyarakat ini dengan menunjuk para wakil-wakil umum[7] yaitu para cendekiawan dan fukaha syiah dalam menghadapi peristiwa-peristiwa baru untuk menyelamatkan mereka dari kebingungan. Dengan merujuk, masyarakat akan mengetahui kewajiban-kewajiban mereka terhadap hukum-hukum dan persoalan-persoalan pada saat itu.
Sedangkan masa keempat merupakan masa kehidupan Imam Zaman Ajf setelah melewati masa ketiga dan masa ini dimulai dengan kemunculan beliau, sebuah kemunculan yang tidak diketahui kepastiannya sebagaimana hal ini banyak terdapat pada riwayat-riwayat. Masa kemunculan Imam seiring dengan kerusakan yang semakin menyempurna di muka bumi, sedemikian hingga revolusi dunialah yang merupakan satu-satunya jalan penyelamat dan harapan masyarakat hanyalah kepada kemunculan beliau.
Pada saat itu sesuai dengan yang difirmankan oleh Allah Swt, kemudahan dan kebahagiaan akan mulai tampak menggantikan kesulitan dan kemalangan dan pada saat inilah Imam Ajf akan muncul dan menyelamatkan bumi dari kezaliman dan kekerasan, dan agama hakiki Islam yang merupakan sumber kemuliaan akan berdiri dengan tegak. Pada saat ini orang-orang yang sengsara akan merasakan nafas baru dalam kehidupannya dan mendapati bahwa tidak ada lagi sekat antara kelompok atas dan bawah, tidak ada lagiperbedaan kasta di tengah-tengah masyarakat, karena yang menjadi parameter hanyalah kebaikan manusia, bukan lagi tingkat kedudukan sosial, bukan warna kulit dan keturunan, melainkan ketakwaan.
Dikatakan bahwa setelah Imam Ajf memegang tampuk pemerintahan Ilahi[8] selama kurang lebih duapuluh tahun, beliau akan memiliki akhir kehidupan seperti yang dialami oleh ayah-ayah mulia beliau yang syahid di tangan para pemfitnah.Dan kesyahidan beliau ini menjadi awal dari peristiwa rij'at. Yaitu kembali berada dalam naungan orang-orang shaleh dan orang-orang yang benar, kembali ke masa Husain dan para ahli Asyura dan hari ini merupakan hari Tuhan.
Setelah menjelaskan tentang kehidupan yang penuh berkah dari Imam ZamaAjf, tiba saatnya untuk menjelaskan bahasan yang kedua yaitu tentang prediksi-prediksi al-Quran dan riwayat-riwayat yang berkaitan dengan karakteristik dan pemerintahan Imam Keduabelas Ajf.
Dikarenakan pada umumnya ayat-ayat al-Quran dalam menginformasikan berita-berita gaib tentang masa yang akan datang senantiasa mengisyaratkan tentang karakteristik-karakteristiknya dan menghindarkan diri dari menyebutkan nama orang atau tempatnya secara langsung, pada ayat-ayat yang berkaitan dengan Imam Keduabelas Ajf inipun hanya menyebutkan kekhususan-kekhususannya dimana secara praktis tidak ada manifestasi dan obyek lain selain Imam Ajf. Salah satu dari ayat ini adalah ayat ke 5-6 surah al-Qashash dimana Allah Swt berfirman, "Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi itu, hendak menjadikan mereka pemimpin, dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan (kekuasaan) mereka di muka bumi, dan akan Kami perlihatkan kepada Fira‘un dan Haman beserta tentara mereka apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka (Bani Isra’il) itu." Ayat-ayat lainnya yang diturunkan berkaitan dengan Imam Ajf adalah ayat ke 55 surah AN-Nur dimana Allah Swt berfirman, "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa." Demikian surah Al-Anbiya ayat 105 dengan firman-Nya, "Dan sungguh Kami telah tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) azd-Dzikr (Taurat) bahwasanya hamba-hamba-Ku yang saleh akan mewarisi bumi ini." Dari sini jelas bahwa jika misdak ayat-ayat tersebut bukan Imam Ajf, maka ayat-ayat ini hanyalah merupakan slogan-slogan belaka yang jauh dari realitas, yang tentu saja hal ini akan bertentangan dan kontradiksi dengan kemukjizatan al-Quran. Untuk mengetahui informasi lebih jauh tentang tafsir-tafsir ayat di atas, Anda bisa merujuk pada berbagai kitab yang membahas tentang masalah ini.
Sedangkan mengenai riwayat, terdapat juga begitu banyak riwayat dari liran Rasulullah yang berkaitan dengan kemunculan Mahdi yang dijanjikan ini. Menurut pernyataan Syahid Muhammad Baqir Shadr Ra, jika kita menghitung berita-berita yang datang dari kalangan Syiah maupun Ahlu Sunnah maka kita akan menemukan riwayat-riwayat yang berhubungan dengan Imam Mahdi Ajf ini bisa mencapai jumlah enam ribu riwayat.[9] Dengan berniat mengambil berkah kami hanya akan mencukupkan diri dengan menyebutkan salah satu contoh saja. Dalam sebuah hadis dari Rasulullah saw dikatakan bahwa beliau bersabda, "Mahdi merupakan salah satu dari putra-putraku. Untuknya terjadi sebuah masa gaib … dan setelah itu dia akan kembali lagi dan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya telah terpenuhi dengan kezaliman."[10]
Terdapat begitu banyak riwayat-riwayat mutawattir tentang Imam Mahdi Ajf yang sama sekali tidak bisa diragukan, yang bisa kita temukan dalam kitab-kitab Ahlu Sunnah yang telah disusun oleh kalangan para Muslim sebelum kelahiran Imam Ajf sendiri.[11]
Bahasan terakhir yang akan kami bahas di sini adalah tanda-tanda kemunculan Imam Hujjah Ajf yang akan kami klasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu tanda-tanda yang pasti[12] dan tanda-tanda yang tak pasti.[13]
Tanda-tanda tak pasti dikatakan untuk tanda-tanda yang menunjukkan pada kedekatan kemunculan, jumlah tanda-tanda ini sangat banyak dimana sebagiannya antara lain adalah:
1. Munculnya seorang lelaki Hasyimi.
2. Dikibarkannya bendera-bendera hitam di wilayah Khurasan.
3. Gerhana bulan
4. Turunnya hujan yang sangat banyak
5. Perang dunia.
Sedangkan yang dimaksud dengan tanda-tanda pasti adalah kelompok tanda-tanda yang secara yakin dengan kemurahan-Nya akan muncul setelah tanda-tanda tak pasti, dan sebagian darinya adalah:
1. Gerakan memanas dari para penduduk Yaman.
2. Rij'atnya Sufyani.
3. Suara panggilan dari langit.
4. Tenggelamnya permukaan bumi.
5. Terbunuhnya Nafsu Zakiyah.
Dan akhirnya, kami katakan bahwa apa yang telah kami sebutkan di atas telah menjadi kesepakatan di kalangan seluruh ulama Islam, baik dalam aliran Syiah maupun Ahlu Sunnah.
Literatur untuk informasi lebih jauh:
1. Thabarsi, Fadhl bin Hasan, A'lam al-wara bia'lam al-Huda.
2. Ibnu Hajar, Al-Shawaiq Al-Muharraqah.
3. Shadr, Sayyid Shadruddin, Al-Mahdi.
4. Qazwini, Sayyid Muhammad Kadzim, Imam Mahdi az Wiladat to Dhuhur, terjemahan, Karami, Ali, Husaini, Muhammad.
5. Imam Mahdi Hamoseh-i az Nur, Syahid Muhammad Baqir Shadr.
6. Biharul Anwar, Muhammad Baqir Majlisi,
7. Raudhah Al-Wa'idhin, Muhammad bin Fattal Nesyaburi.
8. Sireye Pisywoyon, Mahdi Pisywoi.
9. Muntahabul Atsar fi Al-Imam Atstani Asyar, Lutfullah Shafi.
10. Wasail As-Syiah, Syeikh Hurr Amuli.
[1] . A'lamul Warâ, hal. 417.
[2] . Imâm Mahdi az Wilâdat ti Dhuhur, hal. 58.
[3] . Raudhatul Wâ'idhin, hal. 292.
[4] . Ibid, hal. 283.
[5] . Al-Shawâ'iq Al-Muhriqah, hal. 208.
[6] . Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 51, hal. 361.
[7] . Hurr Amuli, Wasâil as-Syiah, jil. 18, hal. 101.
[8] .Imâm Mahdi az Wilâdat to Zhuhur, hal. 779.
[9] . Farâid As-Simthain, jil. 2, hal. 335, berdasarkan nukilan dari buku Imam Mahdi az Wiladat to Dhuhur, hal. 102.
[10] . Pisywoi, Mahdi, Dire-ye Pisywoyon, hal. 697.
[11] . Rujuklah: Imam Mahdi az Wiladat to Dhuhur, hal. 464-561.
[12] . Shadr, Muhammad Baqir, Imam Mahdi Hamoseh-i az Nur, terjemahan Kitabkhaneh Buzurg-e Islami, hal. 66.
[13] . Indeks-indeks: Tanda-tanda Dhuhur Imam Mahdi Ajf, pertanyaan ke 49; Imam Mahdi Ajf wa Suquth-e Hukumat, pertanyaan ke 43; Keistimewaan-keistimewaan setelah Kemunculan, Kejadian0kejadian setelah Kemunculan Imam Mahdi Ajf, pertanyaan ke 127, dsb.