Advanced Search
Hits
10153
Tanggal Dimuat: 2012/03/05
Ringkasan Pertanyaan
Apa makna sabda Imam Ali As “Thabibun Dawwarun Bithibbihi” yang berbicara ihwal Rasulullah Saw?
Pertanyaan
Apa makna sabda Imam Ali As “Thabibun Dawwarun Bithibbihi” yang berbicara ihwal Rasulullah Saw?
Jawaban Global

Imam Ali As menyerupakan Rasulullah Saw sebagai tabib dan dokter yang senantiasa berkelana mencari orang-orang yang memerlukan perawatan mental dan spiritual. Imam Ali menjelaskan bahwa risalah Nabi Saw adalah untuk mengobati ruh dan jiwa manusia. Katanya, “Thabib Dawwârun Bithibbihi” beliau adalah dokter spesialis penyakit kebodohan dan tabib akhlak keji dan tercela. Dawwârun bithibbihi (Nabi Saw dengan ilmu tabibnya senantiasa berkelana dan berkeliling) merupakan ungkapan kiasan bahwa beliau menyiapkan dirinya untuk mengobati orang-orang bodoh dan tersesat. Nabi Saw memandang dirinya telah diangkat dan ditugaskan untuk keperluan ini.

Masalah yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa Rasulullah Saw berbeda dengan kebiasaan para dokter dan tabib yang berhubungan dengan badan fisikal masyarakat. Para dokter umumnya duduk menantikan para pasien yang datang memeriksakan kesehatan mereka pada klinik-kliniknya, namun Rasulullah yang datang kepada mereka. Dengan kata lain, Rasulullah Saw memiliki risalah inklusif yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit ruh dan jiwa masyarakat. Risalah ini menuntut supaya beliau mendatangi masyarakat dan menyembuhkan mereka.

Jawaban Detil

Untuk menjelaskan makna “Thabibun Dawwârun” pertama-tama kalimat-kalimat yang disampaikan oleh Imam Ali As yang menyinggung salah satu sifat dan karakter Nabi Saw kita telusuri kemudian membahas masalah yang menjadi obyek bahasan. Imam Ali As dalam salah satu khutbah Nahj al-Balagha menyatakan bahwa Nabi adalah ibarat tabib yang berkelana yang telah menyiapkan obat-obatannya dan memanaskan peralatannya. Beliau menggunakannya bilamana timbul keperluan untuk menyembuhkan hati yang buta, telinga yang tuli, dan lidah yang kelu. Beliau menelusuri dengan obatnya tempat-tempat kelalaian dan tempat-tempat kebingungan.”[1]

Imam Ali As dengan menyerupakan Rasulullah Saw sebagai tabib dan dokter yang senantiasa berkelana mencari orang-orang yang memerlukan perawatan mental dan spiritual. Imam Ali menjelaskan bahwa risalah Nabi Saw adalah untuk mengobati ruh dan jiwa manusia. Katanya, “Thabibun Dawwârun Bithibbihi” beliau adalah dokter spesialis penyakit kebodohan dan tabib akhlak keji dan tercela. Dawwârun bithibbihi (Nabi Saw dengan ilmu tabibnya senantiasa berkelana dan berkeliling) merupakan ungkapan kiasan bahwa beliau menyiapkan dirinya untuk mengobati orang-orang bodoh dan tersesat. Nabi Saw memandang dirinya telah diangkat dan ditugaskan untuk keperluan ini. Kata “marâhim” (jamak marham yang bermakna obat) merupakan ungkapan metapora untuk pengetahuan-pengetahuan dan sifat-sifat terpuji dan unggul yang dimiliki oleh Nabi Saw.  

Redaksi kata “mawâsim” juga merupakan kiasan bagi hukum-hukuman dan batasan-batasan syariat serta implementasinya yang terkait dengan orang yang tidak mengambil manfaat dari bimbingan dan pengajaran. Karena itu, beliau laksana dokter mahir dan terampil yang memiliki segala macam obat, memanaskan peralatan dan membakar luka-luka bagi seseorang yang tidak berguna obat baginya, sehingga kapan saja diperlukan untuk menyembuhkan hati yang buta, telinga yang tuli, dan lidah yang kelu sehingga mereka siap sedia menerima pelbagai cahaya ilmu dan petunjuk pada jalan kebenaran dan memberikan penglihatan pada mata hati mereka; dan untuk mengobati telinga yang tuli supaya dapat menerima nasihat dan wejangan. Redaksi kata “shamam” (tuli) digunakan dengan kata kiasan bagi seseorang yang tidak mendengarkan bimbingan dan wejangan dan disebut sebagai orang-orang tuli, hal ini karena penyebutan malzum atas lazim; karena tuli meniscayakan tiadanya pemanfaatan bimbingan dan nasihat.

Demikian juga obat bagi lidah yang bisu sehingga dapat terbuka untuk bertutur kata hikmah dan berdzikir kepada Allah Swt. Redaksi “bukm” (bisu) digunakan secara kiasan untuk lisan-lisan yang tidak dapat berkata-kata ideal dan layak. Hal ini menyebabkan ia seperti orang-orang bisu dan tuna wicara. Karena itu, kebutuhan manusia terhadap dokter spiritual adalah lebih tinggi ketimbang kebutuhannya terhadap dokter fisikal dan badan; karena untuk menghilangkan penyakit-penyakit jasmani untuk kelestarian hidup yang terbatas dan material, namun menyembuhkan penyakit-penyakit mental untuk mencerap kehidupan abadi.

Masalah yang perlu dibahas di sini adalah bahwa Rasulullah Saw berbeda dengan kebiasaan para dokter dan tabib yang berhubungan dengan badan fisikal masyarakat dan pada klinik-kliniknya menantikan para pasien yang memeriksakan kesehatan mereka, Rasulullah yang datang kepada mereka. Dengan kata lain, Rasulullah Saw memiliki risalah inklusif yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit ruh dan jiwa masyarakat.[2] Risalah ini menuntut supaya beliau mendatangi masyarakat dan menyembuhkan mereka.

Ibnu Abi al-Hadid (pensyarah Nahj al-Balaghah) berkata tentang tabib dawwar, “Rasulullah Saw adalah seorang dokter yang berkeliling dan berkelana; karena dokter yang berkeliling memiliki pengalaman yang lebih banyak dan yang dimaksud dengan “dawwar” adalah bahwa Rasulullah Saw mendatangi orang sakit; karena orang-orang saleh dan budiman mendatangi orang-orang yang memiliki penyakit hati dan jiwa untuk mengobatinya. Orang-orang berkata dan terkejut melihat Nabi Isa As di rumah salah seorang yang berperangai buruk dan jahat. Mereka bertanya kepadanya, “Wahai Rasulullah! Anda tidak cocok berada di tempat ini? Nabi Isa bersabda, “Tabib yang mendatangi orang sakit.”[3] [iQuest]

 


[1]. Nahj al-Balâghah, Khutbah 108. Silahkan lihat Ibnu Maitsam Bahrani, Syarh Nahj al-Balâghah, Para Penerjemah: Muhammadi Muqaddam, Qurban Ali, Nawai Yahya Zadeh, Ali Asghar, jil. 3, hal. 74-75, Bunyad Pazyuhesy Islami Astan Quds Radhawi; Ibnu Abi al-Hadid, Syarh Nahj al-Balâghah, jil. 7, hal. 184, Kitabkhane Ayatullah Mar’asyi Najafi, Qum, Cetakan Pertama, 1337 S.

وَ مِنْهَا طَبِيبٌ دَوَّارٌ بِطِبِّهِ قَدْ أَحْكَمَ مَرَاهِمَهُ وَ أَحْمَى مَوَاسِمَهُ يَضَعُ ذَلِكَ حَيْثُ الْحَاجَةُ إِلَيْهِ مِنْ قُلُوبٍ عُمْيٍ وَ آذَانٍ صُمٍّ وَ أَلْسِنَةٍ بُكْمٍ مُتَتَبِّعٌ بِدَوَائِهِ مَوَاضِعَ الْغَفْلَةِ وَ مَوَاطِنَ الْحَيْرَةِ ..

[2]. Seperti para dokter yang tidak mengenal tapal batas dalam menunaikan tugas medikalnya, tidak membedakan antara orang-orang sebangsa atau dari bangsa lain.

[3]. Ibnu Abi al-Hadid, Syarh Nahj al-Balâghah, jil. 7, hal. 184.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Apakah ada perbedaan mengenai hikmah diutusnya para nabi menurut Syiah dan Ahlusunnah?
    8250 Kemestian Pengutusan Para Nabi 2017/06/08
    Tidak terdapat perbedaan yang banyak mengenai hikmah bi’tsah (pengutusan) para nabi di antara mazhab-mazhab yang ada karena hikmah ini diisyaratkan dalam al-Qur’an. 1. Dalam kitab tafsirnya ketika menafsirkan ayat: «رُسُلاً مُبَشِّرینَ وَ مُنْذِرینَ لِئَلاَّ یَکُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُل» Rasul-rasul itu adalah ...
  • Di manakah letak Saqifah Bani Sa’idah?
    10938 Sejarah Tempat-tempat Suci 2012/08/21
    Penulis buku Madina Syinasi (Mengenal Kota Madinah), terkait dengan letak geografis Saqifah Bani Sa’idah, menulis, “Apa yang pasti, tempat Saqifah Bani Sa’idah terletak di samping Masjid Bani Sa’idah dan dekat sumur Budha’i (sumur milik Bani Saidah). Masjid Bani Sa’idah – sesuai riwayat Ibnu Syubbah dan Imam Abu ...
  • Apa saja yang menjadi syarat-syarat pengenaan zakat?
    7679 Zakat dan Sedekah 2013/08/15
    Sesuai dengan fatwa para marja agung taklid, “Zakat diwajibkan pada 9 hal: Pertama: Gandum. Kedua: Bibit gandum. Ketiga: Kurma. Keempat: Kismis. Kelima: Emas. Keenam: Perak. Ketujuh, Unta. Kedelapan: Sapi. Kesembilan: Kambing. Apabila seseorang memiliki salah satu dari kesembilan obyek zakat ini, sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan ...
  • Bagaimana hukum Islam terkait dengan hubungan sehat antara muda dan mudi?
    12203 Hukum dan Yurisprudensi 2012/05/13
    Dalam pandangan Islam, pria dan wanita adalah dua entitas dan makhluk yang saling menyempurnakan. Allah Swt menciptakan mereka untuk satu sama lain untuk saling melengkapi. Salah satu kebutuhan pria dan wanita terhadap satu sama lain adalah kebutuhan seksual. Namun kebutuhan ini harus disalurkan pada aturan dan instruksi ...
  • Apa saja yang menjadi faktor-faktor kemunculan Imam Zaman Ajf.
    7202 Teologi Lama 2013/11/25
    Faktor-faktor yang menjadi sebab kemunculan adalah beberapa hal yang disebut sebagai terciptanya ruang bagi kemunculan Imam Zaman Ajf dan termasuk di antara sebab-sebab kemunculan Imam Zaman Ajf. Dalam hal ini harus dikatakan bahwa meski faktor utama kemunculan Imam Zaman Ajf adalah irâdah Ilahi (kehendak Ilahi), namun apa ...
  • Siapakah dan bagaimanakah sosok Mansur Hallaj itu?
    11408 Tafsir 2011/12/13
    Husain bin Mansur Hallaj lahir di Baidha (salah satu daerah di bilangan Syiraz) namun kemudian tumbuh besar di Irak. Hallaj merupakan sosok arif paling kontroversial dalam dunia Islam dan banyak mengungkapkan syathiyyât. Para juris banyak mengkafirkannya dan memvonis hukuman gantung bagi Hallaj pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah. ...
  • Apa hukumnya seseorang yang berzina dengan seorang wanita yang telah bersuami atau masih berada dalam keadaan iddah?
    29216 Hukum dan Yurisprudensi 2012/11/11
    Pertanyaan Anda terdiri dari beberapa asumsi sebagaimana berikut ini: Perbuatan zina dilakukan sebelum talak Menjawab kondisi seperti ini harus dikatakan bahwa berdasarkan fatwa kebanyakan fakih (marja taklid) wanita itu menjadi haram abadi bagi pria yang menggaulinya. Dalam hal ini tidak terdapat perbedaan apakah ...
  • Mengapa Imam Ali As melakukan kerjasama dengan para khalifah?
    9715 Para Maksum 2010/07/05
    Imam Ali As pada seluruh tingkatan hidupnya berusaha untuk merealisir masalah terpenting berupa menjaga Islam dan perkembangannya. Baginda Ali As mengerahkan seluruh wujudnya untuk mewujud hal ini. Kerja sama yang dilakukannya juga untuk mewujudkan masalah ini dan mencegah pelbagai tangan-tangan kotor musuh-musuh Islam yang ingin menodai kesucian ...
  • Apakah seluruh sabda dan ucapan Nabi Saw merupakan wahyu atau tidak?
    47126 Teologi Lama 2009/05/06
    Terdapat ragam pendapat para pemikir otoritatif terkait masalah ini. Sebagian berpandangan, dengan memperhatikan kemutlakan ayat 3 dan 4 surah al-Najm,[i] bahwa seluruh ucapan, perbuatan dan perilaku Nabi Saw adalah wahyu. Sebagian lainnya berkeyakinan bahwa ayat 4 surah al-Najm terkait dengan al-Qur’an dan ayat-ayat yang diwahyukan kepada Nabi ...
  • Saya banyak salat yang tidak saya kerjakan (sebelumnya) namun saya tidak pasti berapa banyak jumlahnya. Apa yang harus saya lakukan?
    6337 Hukum dan Yurisprudensi 2011/12/19
    Masalah seperti ini disebutkan dalam Risalah-risalah Amaliah (Tuntutan Amalan Praktis Fikih) para marja sebagaimana berikut: Barang siapa yang memiliki kewajiban salat qadha namun ia tidak tahu berapa banyak jumlahnya,[1] misalnya ia tidak tahu empat atau lima, apabila ia mengerjakan dengan bilangan yang sedikit maka ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261171 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246289 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230077 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214949 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176268 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171579 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168070 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158106 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140907 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134014 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...