Advanced Search
Hits
64907
Tanggal Dimuat: 2011/04/19
Ringkasan Pertanyaan
Siapa sajakah di antara para nabi yang termasuk Ulul Azmi? Apa saja kitab-kitab mereka? Mengapa mereka disebut sebagai Ulul Azmi? Dan mengapa Zarasustra dan Daud As tidak tergolong sebagai Ulul Azmi?
Pertanyaan
Siapa sajakah di antara para nabi yang termasuk Ulul Azmi? Apa saja kitab-kitab mereka? Mengapa mereka disebut sebagai Ulul Azmi? Dan mengapa Zarasustra dan Daud As tidak tergolong sebagai Ulul Azmi?
Jawaban Global

Redaksi kalimat Ulul Azmi disebutkan pada ayat 35 surah al-Ahqaf. A-za-m bermakna hukum dan syariat. Ulul Azmi artinya adalah nabi-nabi yang memiliki syariat dan merupakan sebuah agama mandiri dan baru. Dalam sebagian riwayat dinyatakan beberapa syarat bagi para Nabi Ulul Azmi sebagaimana berikut ini:

1.     Memiliki seruan global

2.     Memiliki syariat dan agama

3.     Memiliki kitab Ilahi

 

Secara khusus, hanya 5 nabi Ilahi yang memiliki tiga tipologi di atas; artinya di samping seruan dakwahnya bersifat general, mereka juga memiliki syariat dan kitab Ilahi.

Kelima nabi ini adalah Nuh As, Ibrahim As, Musa As, Isa As dan Muhammad Saw. Dalam beberapa riwayat juga menyebutkan kitab Nabi Nuh As dan Nabi Ibrahim As disebut sebagai Suhuf dan Taurat adalah kitab Nabi Musa, Injil adalah kitab Nabi Isa As dan al-Qur’an adalah kitab Nabi Muhammad Saw.

Jawaban Detil

Redaksi kalimat Ulul Azmi” disebutkan sekali dalam al-Qur’an. Allah Swt berfirman, Maka bersabarlah kamu seperti para rasul Ulul ‘Azm (yang mempunyai keteguhan hati) telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu penyampaian yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (Qs. Al-Ahqaf [46]:35) ‘A-za-m bermakna kehendak kuat dan kukuh. Ragib Isfahani dalam al-Mufaradât berkata, “A-za-m bermakna pengambilan keputusan untuk menunaikan sebuah pekerjaan.”[1]

Dalam Lisan al-‘Arab disebutkan, “Para Nabi Ulul Azmi adalah orang-orang yang telah mengambil keputusan untuk menunaikan perintah Tuhan dan commited terhadap keputusan tersebut.[2] Dalam al-Qur’an, azam terkadang bermakna sabar[3] dan terkadang bermakna setia pada janji.[4]

Dalam kitab-kitab tafsir disebutkan, “Mengingat bahwa para nabi pemilik syariat dan ajaran baru. Pemilik syariat dan ajaran baru ini berhadapan dengan banyak kesulitan dan problematika. Untuk menghadapinya, mereka memerlukan azam dan kehendak (irâdah) lebih kuat. Sekelompok nabi ini disebut sebagai Ulul Azmi. Apabila pada sebagian, ‘azam dan azimat ditafsirkan bermakna hukum dan syariat,[5] penafsiran tersebut dilakukan atas alasan yang sama. Lantaran ‘azam secara leksikal tidak disebutkan sebagai bermakna syariat.[6]

Para nabi yang digelari Ulul Azmi merupakan perlambang bahwa mereka memiliki syariat. Dengan kata lain, mereka adalah nabi-nabi yang memiliki agama khusus dan para nabi yang semasa atau belakangan datangnya bertugas untuk menyebarluaskan agama tersebut[7] hingga pada masa datangnya seorang nabi yang membawa ajaran dan syariat baru.

Allah Swt juga dalam al-Qur’an menyinggung pensyariatan agama dan penyampaian syariat tersebut melalui para nabi dan menyebutkan nama empat nabi – selain Nabi Muhammad Saw yang membawa agama pamungkas Ilahi dan pada ayat ini menyebutkan bahwa beliau memiliki agama khusus, Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah Dia wasiatkan kepada Nuh. Apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa adalah tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada orang yang kembali kepada-Nya. (Qs. Syura [42]:13)

 

Para Nabi Ulul Azmi dalam Riwayat

Meski sebagian penafsir (mufassir) – pada umumnya non-Syiah – abad-abad pertama Islam memandang para Nabi Ulul Azmi sebagai orang-orang yang bertugas untuk berjihad atau menyampaikan segala mukasyafah mereka, dan dalam menentukan obyek para Nabi Ulul Azmi, mereka menyebutkan Nuh, Ibrahim, Ishak, Ya’kub, Yusuf, Ayyub atau Ibrahim, Nuh, Hud dan Muhammad Saw,[8] namun sebagian riwayat yang dinukil dari para Imam Maksum As di samping lebih mendekati pada sisi penamaan Ulul Azmi juga lebih mendekati dalam penjelasan sifat-sifat Ulul Azmi dan penentuan obyeknya.

Sifat-sifat Ulul Azmi yang dijelaskan dalam sebagian riwayat:

1.     Memiliki seruan dakwah global dan universal untuk manusia dan jin.[9]

2.     Memiliki syariat dan agama mandiri dan baru.[10]

3.     Memiliki kitab samawi.[11]

 

Dalam tiga hal ini telah disinggung tiga karakteristik dan tipologi nyata para nabi Ulul Azmi; yaitu seruan dakwah universal, agama dan kitab Ilahi. Dalam sebuah riwayat dari Imam Shadiq As syarat kedua dan ketiga disebutkan berdampingan dan memadai untuk menjawab pertanyaan bagian kedua (mengapa sebagian nabi meski memiliki kitab namun tidak tergolong sebagai Ulul Azmi?).

Imam Ridha As dalam menjawab pertanyaan seseorang yang bertanya kepadanya bahwa nabi-nabi bagaimana mereka menjadi Ulul Azmi?” Imam Ridha As bersabda, “Karena mereka telah diutus (Nuh, Ibrahim dan sebagainya) dengan kitab dan sebuah syariat khusus.”[12]

Dengan demikian, memiliki kitab merupakan salah satu syarat menjadi nabi-nabi Ulul Azmi. Namun dua syarat penting lainnya juga tetap ada yang pertama seruan dakwah universal untuk seluruh manusia dan jin dan yang kedua memiliki syariat mandiri dan baru.

Harap diperhatikan bahwa syariat mandiri tidak bermakna bahwa sama sekali berbeda dan tidak sesuai dengan syariat nabi-nabi sebelumnya, melainkan bermakna bahwa sesuai dengan tuntutan zaman maka syariat-syariat juga berbeda dan hal ini merupakan sesuatu yang natural. Nabi Daud As kendati memiliki kitab samawi namun kitabnya bukanlah kitab hukum-hukum dan syariat mandiri dan baru. Sebagaimana Nabi Adam As, Syits As dan Idris As juga memiliki kitab namun tidak tergolong sebagai Ulul Azmi.[13]

Dalam beberapa riwayat dijelaskan secara lugas nama-nama para Nabi Ulul Azmi. Diriwayatkan dari Imam Ali bin al-Husain As bahwa beliau bersabda, “Ulul azmi terdiri dari lima orang: Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa As dan Nabi Muhammad Saw.[14] Demikian juga, makna ini diriwayatkan dari Imam Shadiq dan Imam Ridha As.[15] Dalam beberapa riwayat disebutkan “Suhuf” sebagai nama kitab Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim As. Kendati al-Qur’an juga menyebut kitab Nabi Musa As sebagai Suhuf,[16] namun keseluruhannya disebut sebagai Taurat. Kitab Nabi Isa As adalah Injil dan kitab Nabi Muhammad Saw adalah al-Qur’an.

Adapun Avesta yang merupakan kitab agama Soroaster, apakah termasuk kitab samawi Soroaster? Hal ini masih perlu dipertimbangkan. Pada ragam bagian Avesta dijelaskan banyak nukilan Soroaster atau perbincangannya dengan Tuhan atau dengan masyarakat.[17]

Untuk penjelasan lebih jauh silahkan Anda merujuk pada Yasna (bagin terkuno dan terpenting Avesta), pasal 46, ayat-ayat 1-2. Meski sesuai dengan sebagian riwayat, Soraster adalah nabi Ilahi dan memiliki kitab samawi.[18] [IQuest]

 



[1]. Mufradat Raghib, klausa ‘a-za-m. 

[2].  “Wa Ulu al-Azmi min al-Rusul: Alladzina ‘azamu ‘ala Amr Allah fima ‘ahada ilaihim” Lisân al-‘Arab, jil. 12, hal. 399.

[3]. “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang sangat bernilai. (Qs. Syura [42]:43)

[4]. Dan sebelum ini sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Adam, tapi ia lupa (akan janji itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.” (Qs. Thaha [20]:115)

[5]. Allamah Thabathabai berkata, “Azam yang bermakna azimat yaitu hukum dan syariat telah mendapatkan sokongan riwayat-riwayat Ahlulbait As.” Terjemahan Persia Al-Mizân, jil. 18, hal. 332.

[6]. Tafsir Nemune, jil. 21, hal. 379. 

[7]. Ushûl Aqâid, Mishbah Yazdi, hal. 239.  

[8]. Bihâr al-Anwâr, jil. 11, hal. 35, Cetakan Beirut, Wafa.  

[9].  Ibid, hal. 32. 

[10]. Ibid, hal. 34; ‘Ilal al-Syarâ’i, jil. 1, hal. 149, Bab 101. Ibid, hal. 56.  

[11]. Ibid, hal. 35.

[12]. Ibid, jil. 11, hal. 56.  

[13]. Al-Mizân, jil. 2, hal. 142; Terjemahan Persia al-Mizân, jil. 2, hal. 213.  

[14]. Bihâr al-Anwâr, jil. 11, hal. 32.  

[15]. ‘Ilal al-Syarâ’i, jil. 1, hal. 149, Bab 101.  

[16]. “Sesungguhnya (semua perintah) ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Qs. Al-A’la [87]:19)

[17]. Robert Hume, Adyân-e Zende Jahân, hal. 278. Demikian juga untuk penjelasan lebih jauh silahkan Anda merujuk pada Yasna bagian terkuno dan terpenting Avesta, Pasal 46, ayat-ayat 1 dan 2.  

[18]. Man Lâ Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 2, hal. 53, Hadis 1678; Safinat al-Bihâr, jil. 4, hal. 346.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Antara wasiat dan pembagian warisan, yang mana harus didahulukan?
    50665 Hukum dan Yurisprudensi 2010/11/10
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda memilih jawaban detil. ...
  • Apakah berdasarkan surat No. 6 Nahj al-Balâghah, pemerintahan dan khilâfah tiga khalifah memiliki legalitas?
    8248 Teologi Lama 2011/05/18
    Riwayat ini, terlepas dari pembahasan sanad dan validitasnya, harus ditelisik dari sudut pandang kandungan dan isinya. Atas dasar itu, kita harus memperhatikan beberapa poin sebagai berikut: 1.             Penjelasan dan tafsir penggalan-penggalan riwayat ini:Riwayat ini memiliki ...
  • Saya ingin tahu apa dasarnya usia taklif anak laki-laki dan perempuan itu dimulai?
    15648 Hukum dan Yurisprudensi 2012/04/03
    Usia taklif dalam Islam ditentukan berdasarkan usia dewasa, artinya tatkala tanda-tanda baligh (minimal tanda-tanda ini adalah mimpi basah bagi anak laki-laki dan haidh bagi anak perempuan) dapat diperoleh, maka seseorang telah mencapai usia taklif. Namun dalam Islam, selain tanda-tanda natural, kriteria usia bagi kedewasaan anak ...
  • Apa maksud dari mengangkat bukit Thur di atas kepala kaum Bani Israel?
    23621 Tafsir 2012/04/14
    Dalam beberapa ayat lain telah dijelaskan kata “dan telah kami angkat di atasnya bukit Thur” atau semacamnya berkaitan dengan kaum Bani Israel sesuai dengan kitab-kitab tafsir yang ada, ayat ini mengisyaratkan tentang sebuah kejadian sejarah yang terjadi atas kaum Bani Israel dikarenakan pembangkangan mereka kepada hukum-hukum ilahi di ...
  • Apa yang menjadi sebab-sebab meletusnya perang Shiffin dan Nahrawan?
    63113 Sejarah Kalam 2011/07/18
    Faktor terpenting meletusnya perang Shiffin adalah penolakan Muawiyah untuk berbaiat kepada Baginda Ali As dengan dalih bahwa Baginda Ali As terlibat dalam kasus pembunuhan Usman. Tatkala perang nyaris berakhir dengan kemenangan sempurna Amirul Mukminin, dengan tipu-daya Amr bin Ash peperangan berakhir dan dengan peristiwa arbitrase (hakamain) yang mengharuskan ...
  • Apakah agama itu satu (singular) atau banyak (plural)?
    12759 Kalam Jadid 2009/10/17
    Apabila yang dimaksud agama adalah sekumpulan akidah, akhlak, aturan-aturan dan hukum praktis yang diturunkan Tuhan dan melalui perantara para nabi disampaikan kepada masyarakat maka agama di sini merupakan perkara yang satu dan perbedaan di antara agama adalah terletak pada aturan-aturan partikulir yang sesuai dengan tipologi seseorang atau suatu kaum mengikut ...
  • Tolong Anda jelaskan asas dan tipologi pemikiran Syiah?
    13669 Teologi Lama 2009/11/23
    Asas pemikiran Syiah dan sumber seluruh maarif (plural pengetahuan) Syiah adalah al-Qur'an. Syiah memandang seluruh ayat-ayat dzahir Al-Qur’an, demikian juga perilaku dan perbuatan, bahkan diamnya Nabi Saw sebagai hujjah (argumen). Dan selanjutnya juga memandang ucapan, perilaku dan diamnya para Imam Maksum juga sebagai hujjah. Di samping al-Qur'an menjelaskan hujjiyah ...
  • Apakah hewan sembelihan non-Muslim dapat dikonsumsi?
    21525 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Sesuai dengan fatwa para juris Syi’ah dan mazhab Ahlulbait bahwa hewan-hewan yang tidak disembelih secara islami, maka dagingnya dihukumi sebagai daging bangkai. Dagingnya adalah haram dan tidak dibenarkan mengkonsumsi daging ...
  • Dalam sebuah hadis disebutkan, “Mendamaikan dua orang yang bertikai adalah lebih baik dari salat dan puasa.” Pertanyaan saya apakah yang dimaksud oleh hadis ini?
    16669 Dirayah al-Hadits 2012/02/02
     Nampaknya pada terjemahan yang dilakukan oleh sebagian penerjemah dan Anda juga menyinggung hal itu dalam pertanyaan Anda, merupakan sebuah bentuk toleransi (musamaha); karena dengan mencermati hadis yang Anda sebutkan dalam teks Arabnya, “Shalah dzat al-bain afdhal min ammati al-shalat wa al-shiyam” (Mendamaikan dua orang yang bertikai adalah lebih baik ...
  • Bagaimana hubungan antara kehendak Ilahi dan keinginan manusia?
    24929 Teologi Lama 2009/03/16
    Manusia adalah maujud kontingen yang hakikat wujud dan seluruh dimensi keberadaannya bersumber dari Allah Swt. Allah Swt dengan kehendak takwini-Nya menciptakannya merdeka dan berkehendak. Dengan keistimewaan ini manusia menduduki posisi terunggul di antara seluruh makhluk.Dengan demikian manusia sebagai maujud terunggul ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    262190 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246859 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230496 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215509 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176759 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171913 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168513 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158854 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    141533 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134502 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...