Advanced Search
Hits
7262
Tanggal Dimuat: 2011/04/07
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana model penggunaan al-Qur’an bagi kaum beriman pada masa kehadiran maksum As?
Pertanyaan
Pada masa hidup maksum As, apakah orang-orang beriman harus merujuk kepada al-Qur’an atau kepada maksum dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan agama mereka?
Jawaban Global

Al-Qur’an adalah firman Allah Swt dan kitab yang harus dibaca, dipahami dan diamalkan sehingga manusia dengan mengamalkan instruksi-instruksinya akan mencapai kebahagiaan duniawi (mondial) dan ukhrawi. Namun harus diingat bahwa seluruh ayat al-Qur’an tidaklah bersifat tunggal dan satu dari sudut pandang makna dan pemahamannya. Memahami sebagian ayat-ayat al-Qur’an ada yang mudah dan ada juga yang sangat pelik dan sukar.

Sebagian ayat yang pelik dan sukar ini hanya dapat dipahami oleh orang-orang tertentu seperti Rasulullah Saw dan para Imam Maksum As. Orang-orang yang hidup pada masa maksum As, jika mereka merupakan pakar bahasa, maka masing-masing, seukuran dengan kadar keilmuan dan pengetahuannya, dapat meraih manfaat terhadap sebagian makna ayat-ayat al-Qur’an dengan merujuk pada al-Qur’an. Namun untuk memahami secara akurat dan sempurna seluruh ayat-ayat berikut takwilnya dan batin-batin ayat tersebut, maka mereka harus meminta pertolongan Rasulullah Saw dan para Imam Maksum As.  

Jawaban Detil

Al-Qur’an adalah firman yang diturunkan Allah Swt dan merupakan buku kehidupan. Instruksi-instruksi bagaimana hidup yang benar dan lurus dijelaskan pada ayat-ayatnya.

Pada hakikatnya, tatkala manusia membaca al-Qur’an, sejatinya ia mengajak Tuhan untuk bercengkerama dengannya. Karena itu, manusia harus berusaha memahami dan mencerap makna firman Allah Swt, lantaran Allah Swt sendiri menyeru manusia untuk bertafakkur dan merenung pada ayat-ayat al-Qur’an.[1]

Namun harus diketahui bahwa seluruh ayat al-Qur’an tidaklah bersifat tunggal dan sejenis dari sisi makna. Sebagian ayat al-Qur’an dapat dipahami oleh segenap orang pada setiap masa dan tempat. Sebagian ayat lainnya mengandung makna yang jeluk dan dalam yang hanya dapat dicerap dan dipahami oleh orang-orang tertentu. Bagian ketiga ayat-ayat al-Qur’an mengandung makna yang lebih dalam lagi yang hanya dapat dipahami oleh kaum elite dari kalangan khusus.

Al-Qur’an menyatakan, “Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamât, itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihât. Adapun orang-orang yang hatinya condong kepada kesesatan, mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihât untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata, “Kami beriman kepada (semua isi) al-Kitab itu, semuanya itu berasal dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (darinya) melainkan orang-orang yang berakal.” (Qs. Ali Imran [3]:7)

Imam Baqir As bersabda, “Rasulullah Saw adalah orang yang terbesar di antara orang-orang yang dalam ilmunya dan mengetahui takwil dan tafsir seluruh yang diturunkan Allah Swt kepadanya. Allah Swt sekali-kali tidak menurunkan sesuatu kepadanya kecuali Dia mengajarkan takwilnya. Nabi Muhammad Saw dan para washinya mengetahui semua hal ini.”[2]

Karena itu, orang-orang yang hidup pada masa maksum As apabila mereka merupakan pakar bahasa al-Qur’an (Arab) dan memahami makna-makna al-Qur’an, maka masing-masing, seukuran dengan kadar keilmuan dan pengetahuan mereka, dapat merujuk secara langsung kepada al-Qur’an dan memahami makna-makna al-Qur’an. Namun karena tingkat pemahaman mereka tidak sederajat dengan tingkat pemahaman Rasulullah Saw dan para Imam Maksum As, maka untuk memperoleh pemahaman akurat dan subtil, maka mereka harus merujuk kepada Rasulullah Saw dan para Imam Maksum As dan memperoleh makna-makna dalam ayat-ayat dan takwilnya serta hakikat-hakikat batin al-Qur’an dari mereka. [IQuest]



[1]. Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (Qs. Al-Nisa [4]:82); Apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur’an ataukah hati mereka telah terkunci? (Qs. Muhammad [47]:24)  

[2]. Ushûl Kâfi, jil. 1, hal. 213, Hadis 2, Bab Anna al-Rasikhun fi al-‘Ilm hum al-Aimmah As.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261083 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246230 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230030 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214886 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176215 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171533 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168007 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158043 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140830 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133980 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...