Advanced Search
Hits
115289
Tanggal Dimuat: 2013/10/26
Ringkasan Pertanyaan
Apakah ada ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kaum Israel dan Palestina?
Pertanyaan
Apakah ada ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kaum Israel dan Palestina?
Jawaban Global
Sebagaimana yang Anda ketahui bahwa “negara” Israel tidak memiliki sejarah yang panjang. “Negara” Israel berdiri pada beberapa dasawarsa terakhir dengan mencaplok tanah Palestina. Kawasan ini bernama Palestina dan Suriah yang telah dikenal sebelumnya dalam sejarah.
Adapun tentang wilayah Palestina sebagian ahli tafsir berkata, “Yang dimaksud dengan tanah suci pada ayat berikut ini adalah Palestina.
﴿یا قَوْمِ ادْخُلُوا الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتی‏ کَتَبَ اللهُ لَکُمْ وَلا تَرْتَدُّوا عَلى‏ أَدْبارِکُمْ فَتَنْقَلِبُوا خاسِرینَ
“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.” (Qs. Al-Maidah [5]:21)
Hanya saja terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli tafsir dalam hal ini.
Pada tafsir Amili sesuai nukilan dari Thabari disebutkan, “Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli tafsir Terkait dengan makna ‘al-ardh al-muqaddasa.’ Sebagian berkata bahwa daerah itu adalah Suriah. Sebagian lain berkata bahwa maksudnya adalah Yerikho dan sebagian lainnya berkata, “Damaskus, Palestina dan sebagian Yordania. Namun kita tidak memiliki dalil valid untuk menentukan daerah mana yang dimaksud secara umum kita katakan bahwa maksud dari al-ardh al-muqaddasah itu adalah yang terbentang antara Sungai Nil dan Furat.”[1]
Dari ayat-ayat lainnya sesuai dengan kutipan sebagian ahli tafsir disebabkan oleh sebuah indikasi bahwa yang dimaksud sebagai tanah suci itu adalah Palestina adalah ayat mulia ini:
 
﴿وَ أَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذینَ کانُوا یُسْتَضْعَفُونَ مَشارِقَ الْأَرْضِ وَ مَغارِبَهَا الَّتی‏ بارَکْنا فیها
 “Dan Kami wariskan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya.” (Qs. Al-A’raf [17]:137)
 
Allamah Thabathabai  terkait dengan penafsiran ayat ini berkata, “Nampaknya secara lahir maksud dari ‘ardh’ adalah negeri Suriah dan Palestina. Frase ayat ‘allati barakna fiha’ (Kami beri berkah padanya) yang menunjukkan hal ini. Karena Allah Swt hanya menyebut ‘berkah’ pada negeri selain Ka’bah yaitu negeri suci yang berada di sekitar Palestina dan maknanya adalah, “Kami wariskan negeri suci dan negeri-negeri bagian timur dan bagian baratnya kepada Bani Israel yang telah ditindas dan berada dalam kondisi lemah serta tidak berdaya.”[2]
Dalam pada itu, ayat-ayat yang berkenaan dengan pembangkangan Bani Israel dan penjelasan turunnya azab ke atas mereka ditafsirkan sebagai negeri Palestina..
Sebagian ahli tafsir dalam menafsirkan ayat berikut:
وَ قُلْنا مِنْ بَعْدِهِ لِبَنی‏ إِسْرائیلَ اسْکُنُوا الْأَرْضَ فَإِذا جاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ جِئْنا بِکُمْ لَفیفاً
“Dan sesudah (Fir’aun),  Kami berfirman kepada Bani Isra’il, “Diamlah di negeri (Mesir dan Syam) ini. Tetapi apabila datang janji akhirat, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur (dengan musuhmu di padang pengadilan).” (Qs. Al-Isra [17]:104)
Mereka berkata demikian:
Ayat, “Tetapi apabila datang janji akhirat, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur” ditujukan kepada Bani Israel dan maksud al-akhirah adalah hari kiamat. ‘Lafifan’ artinya kalian dikumpulkan pada satu tempat dalam kondisi bercampur baur.  Maksud dari ayat ini adalah memberikan ancaman kepada kaum Bani Israel karena ulahnya menciptakan fitnah dan kerusakan di muka bumi. Penafsiran ini dapat disimpulkan dari bentuk lahir ayat. Sekiranya tafsir birray itu dibenarkan kami akan menyebutkan bahwa kata ‘lafif’ itu menengarai tentang berkumpulnya orang-orang Yahudi dan Zionis dari pelbagai belahan dunia di Palestina dan Allah Swt segera akan menjadikan sebuah kaum yang kuat beperang berkuasa atas mereka (rakyat Palestina) dan penderitaan nampak di wajah-wajah mereka dan janji Ilahi bersifat pasti dan niscaya akan terlaksana..”[3] [iQuest]
 

[1]. Ibrahimi Amili, Tafsir Amili; Ali Akbar Ghaffari, jil. 3, hal. 254, Intisyarat Shaduq, Teheran, 1360 S.
[2]. Sayid Muhammad Husain Thabathabai, al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 8, hal. 228, Daftar Intisyarat Islami, Qum, Cetakan Kelima, 1417 H.  
[3]. Muhammad Jawad Mughniyah, Tafsir al-Kâsyif, jil. 5, hal. 93, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1424 H.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261171 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246292 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230078 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214949 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176270 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171584 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168071 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158109 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140910 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134015 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...