Please Wait
14907
i As akan syahid di tangan seorang perempuan tua bercambang? Bagaimanakah kezaliman akan diberantas oleh Imam Mahdi As?
Kelak, Imam Mahdi As dengan ijin Allah dan dengan segala fasilitas spiritual maupun material yang terancang, akan merealisasikan pemerintahan dan dunia yang berkeadilan yang merupakan cita-cita terbesar kemanusiaan. Dengan demikian, orang-orang dengan kemuliaan dan kebebasan mereka akan menggapai kehidupan Ilahi. Imam Mahdi As akan dikenalkan kepada seluruh masyarakat dunia melalui pertolongan suara dari langit, dimana para pecinta keadilan dan kebenaran akan mengikutinya di bawah keindahan panji pemerintahan Imam Mahdi As.[1] Beliau dengan segenap kekuatannya akan berjuang keras melawan para penghalang manusia menuju kesempurnaan Ilahi. Beliau akan mengalahkan para penentang, pengingkar dan musuh-musuh beliau, sebagaimana firman Allah Swt: “Dan kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi itu, hendak menjadikan mereka pemimpin, dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)”. (Qs. Al-Qashash [28]:5)[2]
Pembahasan ini, akan lebih jelas dengan adanya riwayat Imam Baqir As berkenaan dengan orasi Imam Mahdi As di samping Ka`bah.2 Perihal kesyahidan (syahadah) atau meninggalnya Imam Mahdi As terdapat dalam berbagai riwayat dan hal tersebut harus ditetapkan dengan hadis sebab ia berkaitan dengan masa yang akan datang. Namun, berkenaan dengan kesyahidan Imam Mahdi As di tangan seorang perempuan tua, merupakan hal yang ditampik oleh kebanyakan ulama dan sudah pasti tidak bisa dibenarkan. Menurut sebagian para periset (hadis) bahwa pembahasan ini hanya terdapat dalam kitab “Ilzam an Nashib”.[3] Katakanlah riwayat tersebut diterima, kita harus memperhatikan bahwa hal yang pasti dan tidak dapat dipungkiri ialah terbentuknya sebuah pemerintahan global oleh Imam Mahdi As berdasarkan keadilan dan para penguasa zalim akan mengalami kehancuran. Meskipun demikian tidak terdapat dalil pasti bahwa kelak orang-orang tidak akan berbuat dosa pada masa kemunculannya.[]
Referensi untuk telaah lebih jauh:
1. Kitab al Ghaibah, an Nu`mani, halaman 329-331.
2. Kitab “Cesym Andâzi be Hukumate Mahdi”, Najmuddin Thabasi
3. Bihâr al Anwâr, jilid 52 halaman, 337-338.
4. Kamâl al-din, Syekh Shaduq, halaman 372
5. Ashre Zendegi, Muhammad Hakimi.
6. Mahdi Tajassum Âmid wa Nejât, Azizullah Haidari