Please Wait
13219
Apa yang mengemuka di kalangan para peneliti tentang masalah Asyura pada masa kontemporer dan apa yang masyhur berdasarkan pelbagai penelitian atas tragedi Asyura adalah bahwa di antara sahabat Imam Husain As terdapat lima orang sahabat Rasulullah Saw yang meraih kesyahidan pada peristiwa kebangkitan Asyura. Kelima orang ini adalah Anas bin Harits, Hani bin Urwah, Muslim bin Awsaja, Habib bin Mazhahir dan Abdullah bin Yaqthar.
Meski kebangkitan dan revolusi Imam Husain As terjadi pada tahun 61 Hijriah, namun demikian terdapat kemungkinan adanya sebagian sahabat Rasulullah Saw di antara para sahabat dan penolong Imam Husain As; karena orang-orang yang sebaya dan seusia dengan Imam Husain dan orang-orang yang lebih tua darinya menjumpai masa Rasulullah Saw dan pada masa terjadinya tragedi Karbala, usia mereka rata-rata enam puluh tahun.
Namun sekiranya tidak ada satu pun sahabat Rasulullah Saw di antara penolong Imam Husain As maka hal itu tidak secuil pun akan mengurangi kebenaran terjadinya tragedi Asyura. Hal itu disebabkan oleh sahabat Rasulullah Saw, kebanyakan, mengingat waktu yang terbentang antara masa terjadinya Asyura dan masa Rasulullah Saw, mereka sudah meninggal dunia atau usia mereka telah berusia tua sehingga karena usia renta mereka tidak mampu turut serta dalam peperangan.
Bagaimanapun, di antara sahabat Imam Husain As disebutkan lima orang dari sahabat Rasulullah Saw yang tergolong sebagai orang-orang yang gugur dan syahid di Karbala. Kelima orang ini adalah sebagai berikut:
1. Anas bin Harits Kahili:
Samawi dalam “Abshâr al-‘Ain fî Anshâr al-Husain” menyebutkan Anas bin Harits sebagai orang yang gugur sebagai syahid Karbala.[1] Syaikh Thusi juga menyebut ia sebagai salah seorang sahabat Rasulullah Saw,[2] dan juga di antara orang-orang yang gugur sebagai syahid bersama Imam Husain As.[3] Tatkala menyebutkan Anas bin Harits sebagai salah seorang sahabat Rasulullah Saw, Syaikh Thusi mengingatkan bahwa ia menggapai syahid di samping Imam Husain As. Anas bin Harits sedemikian tinggi kedudukannya dan masyhur sehingga sesuai dengan nukilan Allamah Muhsin Amin dalam A’yân al-Syiah,[4] Kumait bin Zaid, salah seorang pujangga yang terkenal Ahlulbait As, menyebut Anas bin Harits dalam lirik syairnya. Kumait menggubah sebuah syair yang menyebutkan Anas bin Harits Kahili al-Kahili sebagaimana berikut:
Siwa ‘ushbatun fihim Habib muaffarun
Qadha nahbahu wa al-Kahili Murammalun
Kecuali sekelompok orang di antara mereka yaitu Habib yang berkorban jiwa dan tubuhnya berguling di tanah dan raga al-Kahili bersimbah darah.
2. Habib bin Muzhahhar:[5]
Habib bin Muzhahhar adalah salah seorang sahabat Rasulullah Saw dan merupakan sahabat besar Imam Ali As yang turut serta dalam tiga peperangan, Shiffin, Nahrawan dan Jamal.[6] Syaikh Thusi tidak menyebutkan ia sebagai salah seorang sahabat Rasulullah Saw, kendati demikian Syaikh Thusi menyebut ia sebagai salah seorang sahabat Imam Ali As dan Imam Husain As.[7]
Sebagian ulama seperti Samawi penulis Abshar al-Ain menyebutkan nama Habib bin Muzhahhar sebagai sahabat Rasulullah Saw yang gugur sebagai syahid di padang Karbala.[8]
3. Muslim bin Awsaja:
Samawi dalam kitab Abshâr al-‘Ain menghitungnya sebagai salah seorang sahabat Rasulullah Saw dan Imam Ali As.[9] Allamah Muhsin Amin juga dalam kitab A’yân al-Syiah, tatkala menjelaskan sahabat-sahabat Imam Husain As, menyebut Muslim bin Awsaja sebagai sahabat (shahabi) Rasulullah Saw.[10]
4. Hani bin Urwah:
Salah seorang penolong Imam Husain lainnya yang tergolong sebagai sahabat Rasulullah Saw adalah Hani bin Urwah. Ia adalah seorang tua dan pembesar kabilah Muradi yang turut serta dalam tiga peperangan di samping Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As.[11]
5. Abdullah bin Baqthar (Yaqthar) Himyari:
Abdullah bin Baqthar (Yaqthar) adalah saudara sesusuan Imam Husain As.[12] Ayahnya Baqthar (Yaqthar) adalah khadim (pembantu) Rasulullah Saw. Ia membawa surat Imam Husain As untuk Muslim bin Aqil di Kufah kemudian ditangkap (oleh Ibnu Ziyad) dan langsung gugur sebagai syahid.[13] [iQuest]
[1]. Muhammad bin Thahir Samawi, Abshâr al-Ain fî Anshâr al-Husain, riset oleh Muhamad bin Ja’far Thabasi, hal. 192, Pazyuhesy Kadeh Tahqiqat-e Islami, Qum, 1384 S.
[2]. Muhammad bin Hasan Thusi, Kitâb al-Rijâl, hal. 21, Intisyarat-e Haidariyah, Najaf, 1381 H.
[3]. Ibid, hal. 99.
[4]. Muhsin Amin ‘Amili memandang lebih tepat apabila nama Habib bin Mazhahir ditulis dengan Muzhahhar. Silahkan lihat A’yân al-Syiah, jil. 4, hal. 553.
[5]. Muhsin Amin ‘Amili, A’yân al-Syiah, jil. 3, hal. 500, Dar al-Ta’arif, Beirut, 1406 H.
[6]. Jawad Muhadditsi, Farhangg-e ‘Âsyurâ, hal. 151, Nasyr Ma’ruf, Qum, 1381 S.
[7]. A’yân al-Syiah, jil. 4, hal. 553.
[8]. Abshâr al-‘Ain, hal. 193.
[9]. Ibid.
[10]. A’yân al-Syiah, jil. 1, hal. 612.
[11]. Samawi mencatat namanya sebagai sahabat Rasulullah Saw. Dari sisi usia, mengingat bahwa Hani adalah seorang renta dan syaikh (pembesar) kabilahnya serta usianya lebih tua dari Imam Husain As, boleh jadi ia merupakan salah seorang sahabat Rasulullah Saw. Silahkan lihat, Abshâr al-‘Ain, hal. 192.
[12]. Rijâl Thûsi, hal. 103.
[13]. Farhangg-e ‘Âsyurâ, hal. 322. Meski namanya tidak disebutkan sebagai salah seorang sahabat Rasulllah Saw dalam kitab-kitab Rijal, namun mengingat bahwa ia merupakan saudara sesusuan Imam Husain As, penyandaran seperti ini mungkin saja benar adanya. Karena itu dalam kitab Abshâr al-‘Ain tercatat sebagai salah seorang sahabat Rasulullah Saw.