Advanced Search
Hits
9747
Tanggal Dimuat: 2010/07/05
Ringkasan Pertanyaan
Mengapa Imam Ali As melakukan kerjasama dengan para khalifah?
Pertanyaan
Mengapa Imam Ali As melakukan kerjasama dengan Umar yang merupakan aktor utama atas syahidnya istrinya? Dalam sejarah disebutkan bahwa Umar berulang kali berkata, “Laula Ali lahalaka ‘Umar" (Sekiranya tiada Ali maka celakalah Umar). Dengan sandaran kisah sejarah ini, sebagian Ahlusunnah mengingkari syahadah Hadhrat Fatimah Zahra As. Bahkan saya mendengar bahwa Imam Hasan dan Imam Husain As turut serta bersama Umar dalam peperangan melawan Iran. Apabila hal ini ada benarnya, bagaimana Anda menjelaskan kerjasama yang dilakukan ini?
Jawaban Global

Imam Ali As pada seluruh tingkatan hidupnya berusaha untuk merealisir masalah terpenting berupa menjaga Islam dan perkembangannya. Baginda Ali As mengerahkan seluruh wujudnya untuk mewujud hal ini. Kerja sama yang dilakukannya juga untuk mewujudkan masalah ini dan mencegah pelbagai tangan-tangan kotor musuh-musuh Islam yang ingin menodai kesucian Islam. Tentu saja, kerja sama yang dijalin oleh Baginda Ali As tidak bermakna sokongan terhadap para khalifah, lantaran pada pelbagai kesempatan beliau melancarkan protes dan kritikan terhadap mereka. Sebagain sebab-sebab kerja sama Imam Ali As dengan para khalifah adalah pertama, mencegah pelanggaran hak-hak masyarakat. Kedua, memperkenalkan Islam sejati. Ketiga, menciptakan persatuan di hadapan pelbagai ancaman dalam dan luar negeri.

Jawaban Detil

Sikap itsar (altruis) dan mendahulukan kepentingan orang lain yang dipraktikkan Imam Ali As untuk menjaga Islam telah terbukti bagi semua orang. Meski menerima Islam pada awal-awal masa dakwah Rasulullah Saw bukan merupakan sebuah hal yang mudah dan pelbagai jenis ancaman, bahaya, dan embargo dialami oleh mereka yang memeluk Islam. Baginda Ali As adalah orang pertama yang memeluk Islam ketika beliau masih berusia belia. Baginda Ali As senantiasa menyertai langkah Rasulullah Saw, dalam pelbagai kesusahan dan penderitaan semenjak masa bi’tsah. Pada malam hijrah, Baginda Ali As tidur di pembaringan Rasulullah Saw sehingga dapat mematahkan konspirasi orang-orang kafir yang berniat ingin membunuh Rasulullah Saw.  Setelah masyarakat mulai condong kepada Islam, juga Imam Ali As ikut secara aktif pada pelbagai peperangan dan berjuang sekuat tenaga, dengan jiwa dan raga membela Islam dan hingga akhir usianya tidak pernah surut berupaya untuk meninggikan panji Islam dan penyebarannya. Karena itu, kerjasama yang dilakukan oleh Imam Ali As dengan para khalifah harus ditinjau dan ditelisik dengan pelbagai tipologi yang dimiliknya seperti yang disebutkan di atas.

Mengingat bahwa falsafah imamah tidak melulu dan semata-mata bermakna menjadi penguasa dan memerintah, melainkan bermakna menjaga Islam dan mencegah kehancuran atau penyimpangannya, petunjuk bagi manusia, rujukan dalam masalah agama dan keilmuan kaum Muslimin adalah di antara tugas-tugas penting seorang imam. Imam Ali As memandang dirinya bertugas dan berkompeten untuk menjaga agama Islam; dalam hal ini beliau menutup mata atas kezaliman yang ditimpakan kepadanya. Sekaitan dengan hal ini, Baginda Ali As bersabda, “Demi Allah! Selagi urusan kaum Muslimin berjalan lancar dan tidak terjadi kezaliman kepada mereka aku akan berserah diri dan menutup mata dari kezaliman yang menimpaku.”[1]

Sebagian alasan mengapa Imam Ali As bekerja sama dengan tiga khalifah sebelumnya:

1.   Mencegah hak-hak masyarakat tidak dilanggar

Imam Ali melibatkan diri pada kebanyakan persoalan tatkala beliau melihat hak-hak orang lain dilanggar atas dasar keputusan dan ijtihad yang keliru. Dengan keterlibatannya, Imam Ali As mencegah hak-hak masyarakat tidak dilanggar. Sebagai contoh, tatkala Umar mengeluarkan hukum rajam atas seorang wanita hamil yang dalam pandangannya telah melakukan zina. Ketika Imam Ali As mendengar kasus ini, beliau berkata kepada Umar, “Engkau tidak memiliki hak untuk membunuh janin wanita ini.” Dengan perkataan ini, Imam Ali telah berhasil mencegah Umar untuk tidak merajam dan membunuh wanita tersebut. Umar berkata, “Sekiranya tiada Ali maka celakalah Umar.”[2]  Sekiranya Baginda Ali tidak turut campur dalam masalah ini atau masalah-masalah yang serupa alangkah banyaknya orang-orang yang tidak berdosa akan terbunuh akibat penilaian dan pengadilan yang keliru.

 

2.   Memperkenalkan Islam sejati

Dengan peringatan yang diberikan oleh Baginda Ali dan sikapnya dalam masalah peradilan dan sebagainya pada hakikatnya beliau tengah memperkenalkan dan mempertontonkan Islam hakiki dan hukum-hukum valid Islam kepada masyarakat.

 

3.     Menciptakan persatuan di hadapan pelbagai ancaman dalam dan luar negeri.

Sebelum memikirkan kepentingan pribadinya sendiri, Baginda Amirul Mukminin Ali As senantiasa memikirkan kepentingan Islam dan kaum Muslimin. Pasca wafatnya Rasulullah Saw, agama Islam berhadapan dengan pelbagai ancaman dari dalam dan luar negeri. Ancaman luar negeri dari demarkasi-demarkasi Islam berasal dari pihak emperium Romawi dan Iran. Ancaman dalam negeri adanya konspirasi-konspirasi kaum hipokrit. Pelbagai ancaman ini sangat krusial dan berpotensi akan mampu menghancurkan fondasi agama Islam. Karena itu, Baginda Ali As berupaya mencegah perpecahan di tengah masyarakat Islam dan membangun fondasi persatuan. Imam Ali As dalam sebuah suratnya kepada Abu Musa Asy’ari: “Ketahuilah bahwa tak ada orang yang melebihi aku dalam merajut persatuan umat Muhammad Saw dan solidaritasnya.”[3]

Atas dasar itu, untuk menjaga persatuan umat Islam, beliau bekerjasama dengan para khalifah dan menjadi penasihat bagi mereka. Baginda Ali As sendiri menjelaskan alasan mengapa beliau menjalin kerjasama dengan para khalifah pada masanya dalam sebuah surat sebagai berikut: “Demi Allah, tak pemah terpikir olehku, dan aku tak pemah membayangkan, bahwa pasca Nabi Saw orang Arab akan merebut kekhalifahan dari Ahlulbait, tidak pula bahwa mereka akan mengambilnya dariku pasca beliau, tetapi secara mendadak aku melihat orang mengelilingi lelaki itu untuk membaiat. Oleh karena itu, aku menahan tanganku hingga aku melihat bahwa banyak orang sedang menghindar dari Islam dan berusaha untuk menghancurkan agama Muhammad Saw. Lalu aku khawatir bahwa apabila aku tidak melindungi Islam dan umatnya lalu terjadi di dalamnya perpecahan atau kehancuran, hal itu akan merupakan suatu pukulan yang lebih besar kepadaku daripada hilangnya kekuasaan atas Anda, yang bagaimanapun (hanyalah) akan berlangsung beberapa hari yang darinya segala sesuatu akan berlalu sebagaimana berlalunya bayangan, atau sebagai hilangnya awan melayang. Oleh karena itu, dalam peristiwa-peristiwa ini aku bangkit hingga kebatilan dihancurkan dan lenyap, dan agama mendapatkan kedamaian dan keselamatan.[4]

Dari rentetan kalimat yang tertuang dalam surat ini dapat disimpulkan bahwa dalam pelbagai peperangan yang terjadi untuk membela dan menyebarkan Islam pada masa para khalifah lantaran terkait dengan nasib agama Islam, Imam Ali As memberikan nasihat kepada mereka dan mengutus putra-putra terbaiknya ke medan perang sebagaimana hal ini disebutkan dalam literatur-literatur sejarah.[5]

Adapun terkait dengan keterlibatan Imam Hasan dan Imam Husain As dalam peperangan melawan Iran kita tidak memiliki dalil standar dan muktabar. Dengan semua kerja sama ini, pada pelbagai kesempatan yang tepat, Imam Ali As tetap melancarkan protes dan ketidakrelaannya kepada mereka terkait dengan masalah khilafah yang menjadi haknya. [IQuest]

 

Indeks Terkait:

1.     Imam Ali dan Pengerahan Pasukan oleh Para Khalifah, Pertanyaan 512 (Site: 557)

2.     Diam dan Tiadanya Perlawanan Pada Masa Pemerintahan Para Khalifah, Pertanyaan 1585 (Site: 557)


[1]. Sayid Ja’far Murtadha Amili, Tahlil az Zendegâni Siyâsi Imâm Hasan Mujtaba As, terjemahan Muhammad Sepehri, Cetakan Kelima, Qum, Muasassah Bustan-e Kitab, 1385 S.

[2]. Allamah Hilli, Kasyf al-Murâd, hal. 512, Cetakan Kesepuluh, Muassasah al-Nasyr al-Islamiyah, Qum, 1425 H.

[3]. Nahj al-Balâgha, Surat 78.

[4]. Nahj al-Balâgha, Surat 62.  

[5]. Dahlan, al-Futuhât al-Islâmiyah, jil. 1, hal. 175, Nasyir Mustafa Muhammad, Mesir.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261252 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246366 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230153 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215022 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176347 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171637 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168133 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158190 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140983 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134061 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...