Advanced Search
Hits
15353
Tanggal Dimuat: 2009/12/16
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana memaknai persatuan Islam dengan benar?
Pertanyaan
Bagaimana menjaga persatuan antara Syiah dan Sunni? Apakah hal ini bermakna bahwa kita tidak boleh memiliki perbedaan dan ikhtilaf dengan mereka dalam masalah agama dan keyakinan?
Jawaban Global

Wahdat Islamiyah tidak bermakna menyatukan mazhab-mazhab atau men-Syiah-kan orang Sunni atau me-Sunni-kan Orang Syiah, melainkan bermakna ittihad (persatuan) dan keutuhan para pengikut ragam mazhab dalam Islam. Seluruh kaum Muslimin selagi mereka berbeda satu dengan yang lainnya mereka dapat bersandar pada hal-hal yang disepakati secara umum (common) di hadapan musuh-musuh Islam dan membentuk barisan tunggal serta mengantisipasi infiltrasi dan penetrasi para musuh dan dominasi para penjajah atas kaum Muslimin.

Jawaban Detil

Wahdah Islamiyah

Wahdah Islamiyah tidak bermakna menyatukan seluruh mazhab yang ada. Wahdah semacam ini bukan hanya tidak dapat diwujudkan namun juga bukan hal yang dituntut dari konsep wahdah. Yang dimaksud dengan wahdah adalah kebersamaan kaum Muslimin dan persatuan para pemeluk ragam mazhab dengan adanya perbedaan mereka di hadapan musuh-musuh Islam dan orang-orang asing.

Makna sebenarnya wahdah (kesatuan) Syiah dan Sunni adalah bahwa terdapat banyak hal-hal yang disepakati secara umum di antara kedua mazhab. Kedua mazhab harus berupaya untuk saling mendekati dan fokus pada hal-hal yang disepakati secara umum. Untuk menjaga dan memajukan Islam keduanya harus saling bahu-membahu dan tolong-menolong satu dengan yang lain. Karena keduanya memiliki satu musuh (common enemy). Musuh-musuh Islam adalah musuh-musuh bagi keduanya.  Dalam berhadapan dengan musuh-musuh ini dan untuk mengantisipasi penyalahgunaan mereka dari segala perbedaan ini maka sepantasnya keduanya bersandar pada hal-hal common (musytarak) sehingga mereka dapat membentuk barisan tunggal dan membela diri diri di hadapan musuh-musuh yang merupakan musuh keduanya, Syiah dan Sunni.

Syiah dan Sunni, semenjak berabad dalam ragam masalah telah memiliki perbedaan pendapat dan hal ini, terkadang dilontarkan oleh para penyebar fitnah, melainkan perbedaan yang banyak dalam sejarah, dan boleh jadi salah satu sebab kelemahan kaum Muslimin dewasa ini di hadapan invasi dan agresi para penjajah Barat adalah terlalu fokus pada ikhtilaf (perbedaan) yang ada..

Syiah dan Sunni keduanya adalah Muslim dan dalam masalah keyakinan, hukum, akhlak dan sebagainya memiliki banyak kesamaan. Namun keduanya juga memiliki perbedaan yang tidak dapat diingkari. Hanya saja perbedaan ini tidak boleh berujung pada kebencian dan permusuhan dan menciderai asas persatuan dan persaudaraan Islam.

Allamah Syarafuddin al-Musawi berkata: "Politik telah menjadi sebab perbedaan Syiah dan Sunni, namun hal itu juga harus menjadi sebab persatuan Syiah dan Sunni."[1] maksudnya adalah bahwa politik kolonialisme dan konspirasi asing yang membedakan mazhab-mazhab Islam di antaranya adalah Syiah dan Sunni. Karena itu, politik Islam juga harus digunakan guna berhadap-hadapan dengan musuh bersama.

 

Wahdah dan Perdebatan Ilmiah

Wahdah Islamiyah tidak bermakna meninggalkan atau memakzulkan pembahasan-pembahasan dan perdebatan-perdebatan ilmiah antar dua mazhab ini. Dengan menjaga wahdah dan kesatuan langkah juga dalam domain-domain ilmiah perdebatan ilmiah dapat dilaksanakan; sedemikian sehingga musuh-musuh juga tidak dapat menyalah gunakan perdebatan ilmiah ini. Jelas bahwa untuk sampai pada persatuan, pertama-tama faktor-faktor perpecahan dan hambatan persatuan harus disingkirkan, dan kedua belah pihak mengenal secara baik akidah dan pemikiran antara satu dengan yang lain, dan hal ini, hanya dapat terlaksana dengan pembahasan dan diskusi ilmiah di antara ulama. "Ittihad" (persatuan) tidak bermakna penafian kebebasan berpikir dan penilitian, pencarian kebenaran dan tuntutan terhadap keadilan. Persatuan yang ideal adalah persatuan yang tercipta dalam frame nilai-nilai ini.

Apabila pembahasan-pembahasan dan perdebatan-perdebatan ilmiah ini dilaksanakan dengan metode ilmiah dan menunaikan etika-etika berdebat[2], bukan hanya tidak menjadi sebab perpecahan dan keretakan antara dua mazhab, melainkan akan bermuara pada pengenalan secara benar, pendekatan (taqrib) dan sebagai hasilnya adalah persatuan (ittihad). Oleh karena itu, perdebatan-perdebatan ilmiah bukan hanya tidak menjadi penyebab keretakan dan perpecahan namun sebaliknya akan menuai persatuan di kalangan umat.

 

Wahdah dalam lintasan Sejarah

Dengan menelaah sejarah Islam kita dapat menemukan bukti-bukti yang banyak tentang wahdat, kesatuan langkah dan buah dari wahdat tersebut di kalangan mazhab-mazhab Islam dan bukti-bukti sejarah ini kita jadikan sebagai teladan dan paragon pada masyarakat Islam.  

Sirah Baginda Ali As merupakan sebaik-baiknya teladan untuk merajut persaudaraan dan kesatuan di kalangan umat Islam. Beliau untuk menjaga keutuhan dan kesatuan kaum Muslimin, tidak hanya mengabaikan haknya sendiri, bahkan beliau juga turut bekerja sama dengan para penentangnya.

Para pembesar dari kedua mazhab Syiah dan Sunni telah meletakkan batu pertama untuk wahdah ini. Orang-orang seperti Ayatullah Burujerdi, Imam Khomeini, Allamah Syarafuddin, Sayid Jamaluddin Asadabadi (Syaikh Afgani), Imam Musa Shadr dari kalangan Syiah dan Syaikh Syaltut, Muhammad Abduh dan para pembesar Sunni lainnya dapat jadikan sebagai contoh dalam menebarkan bibit persatuan dan persaudaraan di kalangan kaum Muslimin. Mereka telah menempuh langkah-langkah yang berpengaruh bagi persatuan dalam dunia Islam.

Dengan merujuk pada sejarah kita juga menemukan bukti-bukti yang bertebaran dari kerjasama dan kesatuan antara Syiah dan Sunni. Sebagai contoh Shahib bin 'Ibad Syiah, yang merupakan menteri di masa dinasi Abbasiyah, mengangkat Qadhi 'Abdul Jabbar yang merupakan ulama Ahlusunnah sebagai Qâdhi al-Qudhât (Hakim Agung).

Di antara kaum Muslimin terdapat banyak persamaan dan ruang untuk persatuan yang dengan menjadikan persamaan tersebut sebagai sentral maka persatuan di kalangan kaum Muslimin dapat diraih; al-Qur'an, Sunnah, Imam Ali As, masalah Mahdawiyat, kecintaan kepada Ahlulbasit As, pembelaan terhadap bangsa Palestina, perlawanan terhadap Amerika dan Israel, merupakan hal-hal yang disepakati secara umum di kalangan kaum Muslimin.[]



[1]. Abdul Husein Syarafuddin, Ijtihâd dar Muqâbeleh-ye Nash, terjemahan Ali Dawwani, hal. 8, cetakan kedua, Kitab Khane Buzurg Islami, 1396 H.

[2]. Silahkan lihat, pertanyaan No. 3652 (Site: 4080)

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...