Advanced Search
Hits
10101
Tanggal Dimuat: 2011/12/21
Ringkasan Pertanyaan
Apakah seorang Sunni boleh membaca doa orang Syiah?
Pertanyaan
Apakah seorang Sunni boleh membaca doa orang Syiah?
Jawaban Global

Mengingat bahwa doa-doa yang disebutkan melalui jalur mazhab Syiah adalah doa-doa dari para Imam Maksum As yaitu Ahlulbait Rasulullah Saw. Sesuai dengan wasiat dan anjuran Rasulullah Saw untuk berpegang teguh kepada mereka dan mengikuti mereka adalah sama dengan menabur benih keselamatan. Di samping itu, sesuai dengan pengakuan Syiah dan Sunni, bahwa dalam munajat dan doa, mereka (para Imam Ahlulbait) merupakan teladan bagi manusia. Jelas bahwa doa-doa yang disebutkan dari mereka lebih dekat kepada realitas dan pengabulan. Hal ini merupakan kesempatan emas yang harus diraih oleh setiap Muslim.

Jawaban Detil

“Dan Tuhan-mu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (Qs. Al-Mukmin [40]: 60)

1.      Doa adalah sejenis usaha untuk memperoleh kelayakan meraih saham yang lebih banyak dari emanasi nir-batas Ilahi. Dengan kata lain, manusia dengan perantara doa akan menemukan perhatian dan kelayakan ekstra untuk memahami emanasi Tuhan. Jelas bahwa usaha untuk menyempurna dan meraih kelayakan lebih, adalah identik dengan kepasrahan di hadapan pelbagai hukum penciptaan, bukan yang lain. Terlepas dari semua itu, doa adalah sejenis ibadah, ketundukan dan penghambaan. Manusia dengan perantara doa memperoleh perhatian baru kepada Allah Swt, dan sebagaimana seluruh ibadah memiliki efek edukatif, doa juga demikian adanya.

Pelbagai karunia Ilahi dibagi berdasarkan potensi-potensi dan kelayakan-kelayakan setiap manusia. Semakin besar potensi dan kelayakan setiap insan maka semakin besar saham karunia yang akan diterima dari Allah Swt.

Karena itu, kita saksikan, Imam Shadiq As, Imam Keenam Syiah, bersabda, “Terdapat beberapa maqam di sisi Allah Swt yang tidak akan dapat dicapai siapa pun kecuali dengan doa.”[1]

Seorang alim berkata, “Tatkala kita bermunajat kita menyambungkan diri dengan kekuatan tak-terbatas yang terdapat di seluruh semesta.” Ia juga berkata, “Dewasa ini ilmu terbaru yaitu Psikologi mengajarkan sesuatu yang diajarkan Rasulullah Saw; mengapa? Lantaran para psikolog menemukan bahwa doa, shalat dan iman kokoh kepada agama akan menyingkirkan setengah dari segala bentuk kerisauan, emosi, was-was, dan ketakutan kita.”[2]

2.    Makna Sejati Doa

Setelah kita ketahui bahwa doa bertautan dengan gagalnya kemampuan kita bukan bertalian dengan kemampuan dan kekuatan. Dengan kata lain, doa mustajab (doa yang diterima) adalah doa yang mengandung muatan, “Ataukah Dzat yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, yang menghilangkan kesusahan.” (Qs. Al-Naml [27]: 62) Tatkala manusia didera kesulitan dan gagalnya pelbagai usaha dan upaya, menjadi jelas bahwa konsep dan pengertian doa adalah permohonan disediakannya faktor-faktor dan sebab-sebab yang berada di luar kemampuan manusia dari Sosok yang kekuatan dan kekuasaan-Nya tak-terbatas dan kemudahan atas segala urusan yang dihadapi manusia. Namun permohonan ini tidak hanya keluar dari lisan manusia, bahkan terlontar dari seluruh ekistensinya dan lisan dalam hal ini adalah representasi dan penerjemah seluruh atom eksistensi manusia dan anggota lahir badan dan batin dirinya. Hati dan ruh terjalin erat dengan Allah Swt dengan perantara doa. Laksana tetesan air bersambung dengan samudera maha luas dan tak-bertepi Ilahi.

Namun harap dicermati bahwa jenis lain dari doa juga dilakukan sehubungan dengan kemampuan dan kekuasaan. Doa seperti ini menunjukkan tidak mandirinya segala kekuatan dan kekuasaan yang kita miliki di hadapan kekuasaan dan kekuatan Allah Swt. Dengan kata lain, konsep doa seperti ini menyoroti hakikat bahwa sebab-sebab dan faktor-faktor natural apa pun yang dimilikinya bersumber dari Allah Swt dan mengikut titah Ilahi. Apabila kita mencari obat untuk menyembuhkan penyakit kita dan memohon kesembuhan, hal itu disebabkan oleh karena Tuhan memberikan efek penyembuhan pada obat tersebut.

Singkat kata bahwa doa adalah sejenis swa-informasi dan keterjagaan hati dan pikiran, serta hubungan batin dengan Sumber segala kebaikan dan kebajikan. Karena itu, kita membaca dari lisan Imam Ali As yang bersabda, “Allah Swt tidak mengabulkan doa orang-orang yang hatinya lalai.”[3]12

Dengan memperhatikan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa doa adalah hubungan hati dan ruh yang dijalin oleh seseorang yang seluruh keberadaannya membutuhkan Sosok yang Mahakaya dan Tidak membutuhkan secara mutlak. Semakin besar hubungan ini maka semakin ideal nilainya (dengan syarat tetap berada dalam lingkup syariat).

Adapun sehubungan dengan doa-doa yang disampaikan melalui jalur Syiah adalah doa-doa yang diriwayatkan dari para Imam Syiah yaitu Ahlulbait Rasulullah Saw kepada Syiah. Dan sesuai dengan wasiat dan anjuran Rasulullah Saw untuk berpegang teguh kepada mereka dan mengikuti mereka adalah sama dengan menabur benih keselamatan.[4] Di samping itu, sesuai dengan pengakuan Syiah dan Sunni, bahwa dalam munajat dan doa, mereka (para Imam Ahlulbait) adalah para teladan manusia. Jelas bahwa doa-doa yang disebutkan dari mereka lebih dekat kepada realitas dan pengabulan. Hal ini merupakan kesempatan emas yang harus diraih oleh setiap Muslim. [iQuest]

Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat Jawaban 2145 (Site: 2269) tentang Syarat-syarat Doa yang terdapat pada site ini.



[1]. Kulaini, Ushûl Kâfi, jil. 2, hal. 338, Bâb Fadhl al-Doa wa al-Hats ‘alaihi, Hadis 3, Cetakan Keempat, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1365 S.  

[2]. Âyine Zendegi, hal. 152 dan 156, dikutip dari Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Cetakan Teheran, Cetakan Pertama, 1374 S.

[3]. Kulaini, Ushûl Kâfi, jil. 2, hal. 342, Bâb al-Iqbâl ‘ala al-Doa, Hadis 1. Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 1, hal. 641 dan 643.  

[4]. Dalam hadis masyhur Tsaqalain yang dikutip secara mutawatir dalam literatur-literatur hadis Syiah dan Sunni. Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya Aku tinggalkan dua pusaka berharga di tengah kalian. Kitabullah dan Itrahku Ahlulbaitku. Kalian tidak akan tersesat sepeninggalku selamanya sepanjang berpegang teguh kepada keduanya hingga (kalian) menjumpaiku kelak di tepi telaga.” Shahih Tirmidzi, jil. 2, hal. 380. Musnad Ahmad bin Hanbal, jil. 3, hal. 17.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261083 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246230 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230030 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214886 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176215 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171533 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168007 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158043 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140830 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133980 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...