Advanced Search
Hits
14306
Tanggal Dimuat: 2012/06/19
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimana caranya menyembuhkan penyakit riya\'?
Pertanyaan
Bagaimana caranya menyembuhkan penyakit riya\'?
Jawaban Global

Riya' adalah: menunjukkan perbuatan baik kepada orang lain untuk mendapatkan sanjungan dan kedudukan sosial. Riya' adalah kebalikan dari ikhlas.

Sebagian dari cara-cara menyembuhkan riya' di antaranya adalah dengan mengingat bahwa Allah murka terhadap perbuatan riya', memahami bahwa sanjungan orang tidak berharga, mengingat bahwa orang-orang sering mengingkari janji, tak berterimakasih dan tidak selalu membalas budi, memahami bahwa Allah Swt mampu menaklukkan hati setiap orang untuk kita, mengingat bahwa Allah Swt mampu membuat kita malu di depan umum atas perbuatan riya', mengingat bahwa riya' dapat menghanguskan amal perbuatan kita, dan berusaha membiasakan diri untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik di kesendirian tanpa dilihat orang lain.

Yang perlu diperhatikan di sini adalah, bahwa tidak selamanya melakukan suatu perbuatan di depan umum adalah riya' dalam menjalankan taklif; namun sering kali setan membuat kita was-was sehingga kita dicegah untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kolektif. Oleh karena itu kita harus teliti dalam masalah ini dan berusaha memerangi bisikan setan dengan tetap menjalankan sebagian ibadah secara bersama-sama.

Jadi tidak semua perbuatan baik yang dikerjakan di depan umum adalah riya', bahkan bisa jadi perbuatan yang terpuji, seperti melakukan perbuatan baik dengan tujuan menyemangati orang lain untuk melakukan hal yang sama, dengan niat bertabligh dan berdakwah, atau untuk memerangi was-was setan.

Jawaban Detil

Riya' adalah, seseorang ingin mendapatkan keistimewaan dan sanjungan atau posisi tertentu dari orang lain dengan cara menunjukkan perbuatan-perbuatan baiknya.[1] Dan jika melakukan ibadah atau perbuatan baik lainnya, tujuannya adalah supaya orang lain melihatnya dan memujinya serta menyebutnya sebagai orang baik.

Kebalikan riya' adalah ikhlas, yang artinya adalah mensucikan niat untuk Tuhan dan mengkosongkan niat-niat yang lain, dan melakukan segala amal perbuatan hanya untuk mentaati-Nya serta mengharap ridha-Nya.

 

Cara-cara mengobati penyakit riya':

Di antara cara-cara mengobati penyakit riya' adalah:

Mengingat murka dan amarah Ilahi; berbuat riya' dalam ibadah dan menjalankan tugas-tugas yang diperintahkan Allah Swt pada dasarnya adalah penghinaan terhadap-Nya dan mengundang murka-Nya. Memahami bahwa balasan dan pujian manusia tidak berharga jika dibandingkan dengan pahala dan balasan yang diberikan Tuhan kepada kita; jika seseorang mau membandingkan balasan materi manusia dan pujian-pujiannya dengan pahala dan ganjaran Tuhan, pasti ia tidak akan pernah melakukan suatu pekerjaan hanya untuk dipuji orang lain. Mengingat bahwa orang-orang sering tidak menepati janji, tidak berterimakasih dan pelupa. Sering kali manusia tidak terlalu menghargai perbuatan baik yang dilakukan untuk mereka, atau sama sekali tidak menganggapnya penting, apa lagi untuk membalas budi, dan mereka cepat sekali melupakannya. Atau jika mereka ingin membalas budi, mereka tidak mampu untuk melakukannya. Kalaupun mereka berterimakasih, itu pun tidak terlalu berharga. Padahal Tuhan sama sekali tidak menyia-nyiakan perbuatan baik hamba-Nya sedikitpun dan takkan pernah melupakan amal manusia. Karena sesungguhnya Tuhan maha tahu dan Ia mampu memberikan ganjaran sebesar apapun kepada hamba-Nya. Menyadari bahwa Allah Swt Mahakuasa untuk menaklukkan hati manusia; secara alami manusia ingin dipuji dan mendapatkan dukungan dari sesamanya, serta selalu diingat dengan kebaikannya. Namun kita perlu sadari bahwa yang bertugas untuk membuat hati mereka tertarik kepada seorang hamba yang selalu berbuat baik adalah Tuhan, bukan kita. Oleh itu, jika hamba-hamba Allah menjalankan tugasnya dan melakukan amal saleh dengan penuh keikhlasan, dengan sendirinya mereka akan mendapatkan pujian dari sesamanya. Menyadari bahwa Allah Swt dapat mempermalukan orang-orang yang berbuat riya' di depan umum; seseorang yang sadar bahwa jika seandainya orang lain tahu ia tidak memiliki niat yang ikhlas dalam amal perbuatannya, jelas mereka tidak akan memuji dan menyemangatinya. Dengan demikian ia tidak akan membuang-buang tenaga untuk berbuat riya'. Mengetahui bahwa riya' adalah pelenyap amal-amal perbuatan manusia; orang yang sadar bahwa amal perbuatan yang mengandung satu titik riya' bagi Tuhan tidak ada nilainya, maka ia pasti memahami bahwa berbuat riya' akan membawa kerugian yang sangat besar bagi amal perbuatan yang telah ia lakukan. Membiasakan diri untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dalam kesendirian tanpa dilihat orang lain.[2] Ini adalah jalan praktis untuk menyelamatkan diri dari riya'.

 

Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perbuatan baik yang dilakukan di depan umum adalah perbuatan riya', sebaliknya perbautan tersebut merupakan taklif dan perbuatan terpuji. Misalnya:

Melakukan perbuatan-perbuatan baik secara terang-terangan dengan tujuan menyemangati orang lain untuk melakukan hal yang sama. Menjalankan amal ibadah secara terang-terangan dengan tujuan berdakwah. Karena jelas sekali dakwah secara tersembunyi tidak terlalu berarti.

 

Karena itu, tidak selamanya melakukan suatu perbuatan baik di depan umum adalah riya', namun sering kali setan membuat kita was-was sehingga kita dicegah untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan secara kolektif, seperti salat Jumat dan salat jamaah di masjid yang telah menjadi lumrah dan wajar dewasa ini. [iQuest]

 

[1]., Mulla Ahmad Naraqi, Mi'râj als-Sa'âdah, hal. 472 dan 473.

[2]. Ibid, hal. 483.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261252 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246366 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230153 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215022 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176347 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171637 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168133 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158190 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140983 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134061 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...