Advanced Search
Hits
19654
Tanggal Dimuat: 2009/08/06
Ringkasan Pertanyaan
Apakah orang-orang beriman akan mendapatkan kenikmatan alam kubur dan orang-orang kafir akan dihajar dengan azab kubur?
Pertanyaan
Saya senantiasa mendengar orang-orang setelah hari Kiamat, hari masyhar dan hari perhitungan, sebagian dari mereka akan memasuki surga dan sebagai ganjaran perbuatan baik mereka di dunia. Dan sebagian lainnya akan memasuki neraka sebagai hukuman atas perbautan buruk mereka di dunia. Dengan kata lain, pada hari Kiamat, orang-orang akan mendapatkan surga dan neraka, atau kenikmatan atau azab yang menjadi nasib mereka. Fokus pertanyaan saya bukan pada kenikmatan dan azab akhirat, melainkan lebih menekankan pada kenikmatan dan azab kubur yang akan didapatkan manusia sebelum digelarnya hari Kiamat. Apakah pada saat itu, orang-orang beriman mencicipi kenikmatan alam kubur dan orang-orang kafir merasakan azab alam kubur? Dalam kitab Tafsir al-Kasyif, karya Allamah Muhammad Jawad Mughniyah, jil. 1, hal. 407 disebutkan sebuah pembahasan tentang azab kubur dengan judul perhitungan alam kubur dimana penyusunnya membagi manusia menjadi empat bagian setelah kematian. Saya mohon kepada Anda untuk menjelaskan keempat bagian tersebut dengan jelas dan detil; khususnya kelompok ketiga dan keempat? Terkait dengan kelompok ketiga, Syaikh Mufid berpandangan bahwa mereka adalah orang-orang masykuk, yakni diragukan kehidupannya setelah kematian. Apa maksud masykuk disini? Adapun dengan kelompok keempat, beliau berkata bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak hidup, akan tetapi mereka mendiami alam kematian (amwat) hingga hari masyhar. Tolong Anda jelaskan siapakah yang dimaksud dengan kelompok keempat ini? Syaikh Mufid menyandarkan pendapatnya ini pada riwayat dari para Imam Maksum yang bersabda: "Tidak semua orang mati itu merasakan azab kubur .." Terima kasih.
Jawaban Global

Syaikh Mufid dalam kitab Awâil al-Maqâlat-nya, membagi manusia menjadi empat bagian berdasarkan keyakinan dan amal-perbuatan mereka:

1.     Orang-orang beriman yang bertakwa

2.     Para pendosa tanpa iman dan penentang keras kepala

3.     Orang-orang beriman yang melakukan dosa besar dan tidak bertobat. Akan tetapi dosa mereka bukan karena penentangan dan keras kepala melainkan karena dorongan hawa nafsunya sehingga ia terpuruk melakukan perbuatan-perbuatan tercela.

4.     Orang-orang yang tidak memiliki visi (bashira) dan pengenalan akurat agama (mustad'afhin), baik secara lahir dari kalangan orang beriman atau orang kafir.

Syaikh Mufid dengan memperhatikan sumber-sumber agama yang beliau miliki dan layak dijadikan sandaran, dalam sebuah klasifikasi umum, terkait dengan kelompok pertama dan kedua, beliau sampai pada kesimpulan final dan meyakini bahwa dua kelompok pertama memiliki kehidupan barzakhi (meski yang pertama penuh kenikmatan dan yang kedua sarat dengan azab). Kelompok keempat juga tentu saja tidak memiliki kehidupan barzakhi, akan tetapi beliau tidak mampu sampai pada satu keyakinan final. Oleh itu, beliau menyampaikan beberapa kemungkinan dan dengan ragu menjelaskan bahwa salah satu dari hal yang diragukan ini akan didapatkan oleh kelompok ketiga.

 

Jawaban Detil

Dalam al-Qur'an terdapat sebuah ayat yang secara tegas menjelaskan bahwa terdapat sebuah terminal antara kematian dan hari Kiamat,yang disebut sebagai alam barzakh.[1] Hal-hal lain juga dapat dijumpai pada kitab samawi ini yang menyebutkan orang-orang yang meninggal dunia dan belum sampai pada hari Kiamat atau mengilustrasikan kondisi mereka dalam ayat-ayat ini[2] dimana dari ayat ini dapat dipahami tentang adanya alam barzakh.

Banyak riwayat yang dapat dijumpai pada sumber-sumber Syiah dan Sunni yang menjelaskan secara detil dan akurat tentang alam tersebut.[3]

Atas dasar ini, inti keberadaan alam barzakh harus dipandang pasti akan tetapi dalam hubungannya dengan hal-hal yang detil tentang makhluk di alam tersebut, ulama, dengan memanfaatkan sumber-sumber agama, mencermati dan menganalisa pelbagai pandangan dalam masalah ini.

Syaikh Mufid, salah seorang ulama besar Syiah abad ke-4 dan 5 Hijriah – dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan teologis seperti kehidupan alam barzakh menyusun kitab Awâil al-Maqâlat dan tentu saja jawaban-jawaban yang dibeberkan dalam kitab tersebut adalah inferensi (istinbâth) dan konklusi Syaikh Mufid atas ayat dan riwayat. Pandangan yang dilontarkannya merupakan pendapat pribadi Syaikh Mufid sendiri dan bukan pendapat seluruh komunitas Syiah.

Dengan pendahuluan ini, kami akan menjawab pertanyaan Anda dan apa yang dinukil dari kitab Tafsir al-Kâsyif, akan kami telusuri langsung dari kitab Awâil al-Maqâlat.[4]

Syaikh Mufid dalam kitab ini dengan menerima secara global tentang alam barzakh, beliau mengkaji kondisi orang-orang di alam barzakh (isthmus). Beliau berkata: Kita dapat mengkaji kondisi orang-orang pasca kematian pada salah satu dari empat kelompok di bawah ini:

Pertama: Mereka yang hidup berada dalam kenikmatan dan berada di sekeliling para imam. Kedua: Mereka yang hidup merasakan penderitaan dan azab (kubur). Terdapat juga kelompok ketiga yang tidak kita ketahui secara pasti nasib mereka dan terkait dengan bagaimana kehidupan mereka kami belum sampai pada tingkat keyakinan dan pada dasarnya kami meragukan apakah mereka menjalani kehidupan barzakhi atau tidak? Dan terakhir kelompok keempat: termasuk orang-orang yang tidak menjalani kehidupan barzakhi dan antara dunia dan akhirat, mereka tidak hidup dan tidak merasakan apa pun. Kemudian Syaikh Mufid mengurai dan menganalisa empat kelompok di atas secara runut sebagai berikut:

1.     Orang-orang yang di dunia, memiliki visi (bashira) sempurna dalam mengenal dirinya, menunaikan dengan baik seluruh kewajiban Ilahiah-Nya maka ia akan hidup di alam barzakh dan mencicipi pelbagai kenikmatan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.

2.     Orang-orang yang di dunia memilih sikap keras kepala terhadap mazhab hak; artinya meski mereka memiliki kemampuan untuk mengenal kebenaran atau bahkan telah mengenalnya, akan tetapi dengan hal ini lantaran pelbagai kenikmatan material dan duniawi, bangkit menentangnya dan secara berketerusan terjerembab dalam kubangan dosa dan maksiat. Orang-orang seperti ini juga pasca kematian dan akan merasakan penderitaan dan siksaan kubur di alam barzakh.

3.     Ada juga orang-orang yang meyakini agama yang benar namun demikian ia tetap melakukan dosa-dosa besar. Namun perbuatan dosa-dosa besar yang dilakukan bukan karena keras kepala dan menentang atau memandang halal dan boleh perbuatan-perbuatan dosa tersebut. Hal itu dilakukan karena syahwat dan dorongan hawa nafsu. Apabila orang-orang seperti ini tidak bertaubat sebelum datangnya kematian bagaimanakah nasib mereka kelak di alam barzakh? Syaikh Mufid dalam menjawab pertanyaan ini berkata bahwa kondisi orang-orang seperti ini tidak jelas bagi kita. Dan kita sangsi perlakuan apa yang akan Tuhan berikan kepada mereka atau:

3.1.   Mereka ditahan di alam barzakh dan akan mendapatkan azab, sehingga dengan azab ini, mereka mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatan buruk mereka. Dan mengingat bahwa mereka memikul hukuman-hukuman di alam kubur dan barzakh maka setelah itu mereka akan suci dari azab neraka dan akan menuju surga.

3.2.   Atau orang-orang ini tidak memiliki kehidupan barzakhi dan perhitungan catatan amal perbuatan mereka ditangguhkan hingga hari kiamat dan Allah Swt berdasarkan kehendak dan ketentuan-Nya, sebagian dari mereka yang dipandang layak untuk mendapatkan azab akan dikirim ke neraka. Dan kelompok lainnya mendapatkan ampunan dan rahmat-Nya serta dibebaskan dari hukuman.

Pada akhirnya, Syaikh Mufid menyimpulkan bahwa kita, dengan memperhatikan ayat dan riwayat yang ada di hadapan kita, tidak dapat mengetahui dengan akurat kondisi mereka. Dan nampaknya Tuhan ingin menyembunyikan persoalan tersebut dari kita.

4.     Dua kelompok lainnya yang termasuk orang-orang yang secara lahir beriman dan sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang agama dan juga orang-orang yang tidak beriman dimana kekufuran mereka bukan karena sikap keras kepala dan penentangan, melainkan tidak tersedia ruang budaya, pengetahuan, pengenalan agama bagi mereka. Dengan kata lain, mereka lalui hidupnya dalam kelemahan kebudayaan. Menurut Syaikh Mufid kedua kelompok ini tidak memiliki kehidupan barzakhi dan sama sekali tidak hidup dan tidak merasakan apa-apa di antara kematian mereka hingga hari kiamat.

Untuk mendapatkan ringkasan dari apa yang diyakini oleh Syaikh Mufid, silahkan Anda kembali menelaah jawaban global di atas dan dalam pada itu, kami katakan kepada Anda bahwa klasifikasi yang disebutkan di atas adalah inferensi personal Syaikh Mufid dan boleh jadi, ulama Syiah lainnya, memiliki inferensi lain dari ayat dan riwayat dan secara natural menjelaskan pendapat-pendapat ijtihadi mereka masing-masing. Demikian juga, dalam hubungannya dengan kehidupan antara (terminal) atau alam barzakh; Anda dapat merujuk pada pertanyaan-pertanyaan lainnya yang terdapat pada site ini.[5] []

.



[1].  "Dan di hadapan mereka terdapat alam Barzakh sampai hari mereka dibangkitkan." (Qs. Al-Mukminun [23]:100)

[2]. "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki, mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman." (Qs. Ali Imran [3]:169-171); (Akhirnya mereka membunuhnya dan) dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Ia berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, . apa yang menyebabkan Tuhan-ku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.” (Qs. Yasin [36]:26-27)

[3].  Sebagai contoh, Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 6, hal. 202 dan seterusnya, Muassasah al-Wafa, Beirut, 1404 Q; Qurthubi, al-Jâmi' li Ahkâm al-Qur'ân, jil. 13, hal. 150, Intisyarat-e Nashir Khusru, Teheran, 1364 S.  

[4].  Syaikh Mufid, Awâil al-Maqâlat, hal. 75-76, Konferensi Syaikh Mufid, Qum, 1413 H.  

[5]. Di antaranya adalah pertanyaan-pertanyaan 3891 (Site: 4160), 3813 (Site: 4283), 4905 (site: 5684)

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261083 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246230 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230030 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214886 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176215 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171533 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168007 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158043 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140830 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133980 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...