Advanced Search
Hits
10036
Tanggal Dimuat: 2010/05/20
Ringkasan Pertanyaan
Apakah Fatimah Zahra menyatakan keridhaannya kepada Umar dan Abu Bakar?
Pertanyaan
Dalam riwayat-riwayat yang terkait dengan keutamaan Hadhrat Zahra Sa disebutkan bahwa beliau banyak mendoakan banyak orang bahkan termasuk orang-orang yang berlaku jahat kepadanya. Pertanyaan saya apakah mungkin Hadhrat Zahra dengan segala keikhlasan dan ketulusannya memiliki permusuhan terhadap Abu Bakar dan Umar (yang telah berlaku aniaya kepadanya)? Hal ini dengan segala sifat keutamaan yang dijelaskan tentangnya nampak sangat bertentangan. Anda sebagai seorang Syiah bagaimana sikap Anda tatkala ada seseorang yang berlaku jahat dan aniaya kepada Anda? Apakah Anda mendoakannya dan Anda memaafkan kebodohannya. Atau Anda memendam kebencian hingga akhir hayat Anda sebagaimana Hadhrat Fatimah?
Jawaban Global

Tiadanya keridhaan Fatimah, putri kinasih Rasulullah Saw terhadap khalifah pertama dan kedua dinukil dalam beberapa riwayat. Kendati Abu Bakar dan Umar berupaya keras dan telah banyak berbuat untuk memperoleh keridhaan Fatimah namun Hadhrat Fatimah Sa tidak sudi memaafkan mereka dan tidak mengungkapkan keridhaan kepada keduanya. Alasan utama sikap Hadhrat Fatimah Sa bahwa pemberian maaf kepada seseorang terkait dengan hak-hak personal dan pribadi yang dilakukan orang kepadanya dan beliau sekali-kali tidak rela lantaran penentangan mereka dengan sadar terhadap perintah-perintah Rasulullah Saw misalnya khilafah Imam Ali As dan hak ini merupakan hak mazhab, agama dan sosial bukan hak personal. Apabila Hadhrat Zahra menutup mata dari penyimpangan besar ini, maka boleh jadi sebagian generasi masa datang akan berkata bahwa apa yang mereka lakukan tidak terlalu bermasalah. Di samping itu, orang-orang ini menyampaikan pernyataan maaf secara lisan namun kenyataannya mereka tidak menyesal atas apa yang mereka lakukan. Karena untuk menebus kesalahan-kesalahannya dan mengembalikan pos imamah dan khilafah kepada Imam Ali As demikian juga mengembalikan harta yang telah dirampas seperti Fadak mereka tidak melakukan tindakan apa pun.

Jawaban Detil

Tiadanya keridhaan Hadhrat Fatimah Zahra Sa putri kinasih Rasulullah Saw kepada khalifah pertama dan kedua merupakan sebuah perkara yang pasti yang dinukil dalam beberapa riwayat. Kami meminta Anda menyimak sebuah riwayat yang berkisah tentang tiadanya keridhaan Hadhrat Fatimah Sa kepada keduanya sebagai berikut:

Imam Shadiq As dalam sebuah riwayat terkait dengan pertemuan Umar dan Abu Bakar dengan Hadhrat Zahra Sa untuk meminta maaf kepadanya. Pertemuan ini  dilakukan dengan mediasi Baginda Ali As. Dalam riwayat ini disebutkan, “Tatkala mata mereka tertuju kepada Hadhrat Zahra dan menyampaikan salam kepadanya. Namun Hadhrat Zahra tidak menjawab salam mereka dan memalingkan mukanya dari keduanya. Maka kedua orang itu mengganti tempat mereka dan duduk di hadapan Hadhrat Zahra Sa. Mereka melakukan hal ini berkali-kali hingga Hadhrat Zahra berkata, “Wahai Ali! Turunkan tirai!” Hadhrat Zahra berkata kepada wanita-wanita yang ada di sekelilingnya, “Palingkan wajahku tatkala ia memalingkan wajahnya.” Umar dan Abu Bakar kembali datang kepadanya! Abu Bakar berkata, “Wahai Putri Rasulullah! Kami datang untuk mendapatkan keridhaanmu dan kami berlindung dari ketidakridhaanmu. Kami memohon maaf dan ampunan darimu!” Hadhrat Zahra Sa bersabda, “Satu kata pun aku tidak akan berkata-kata dengan kalian hingga aku bersua dengan ayahandaku dan menyampaikan keluhanku ulah perbuatan dan tindakan aniaya kalian kepadaku.”[1]

Sesuai dengan riwayat ini, kendati Umar dan Abu Bakar datang ke hadapan Hadhrat Zahra untuk meminta keridhaan atas segala perbuatan dan tindakan mereka namun Hadhrat Zahra sekali-kali tidak memaafkan mereka dan menyatakan ketidakridhaannya kepada keduanya. Demikian juga pada riwayat-riwayat lainnya Hadhrat Zahra menganjurkan dan mewasiatkan kepada Baginda Ali As untuk melangsungkan acara pemakamannya pada malam hari dan menghindari supaya orang-orang ini tidak hadir dalam acara pemakamannya!

Namun mengapa Hadhrat Zahra Sa, dengan derajat maksum dan pelbagai keutamaan yang terekam dalam sejarah, tidak memaafkan kedua orang ini? Harus kami katakan bahwa kemurahan, pengasih dan sifat pemaaf Hadhrat Zahra berkaitan dengan pelbagai perlakuan dan tirani orang-orang jahil yang tidak mengetahui hak-hak personal dan pribadinya. Dalam hal ini, beliau tidak hanya tidak memendam kesumat kepada seseorang bahkan beliau mendoakan orang tersebut dengan tulus dan didorong oleh kelembutan dan kepemurahan supaya memperoleh hidayah. Namun tiadanya maaf terhadap khalifah pertama dan khalifah kedua disebabkan mereka menginjak-injak pelbagai titah Rasulullah kendati mereka menyaksikan sabda dan perintah tegas Rasulullah Saw pada pelbagai kesempatan terkait dengan khilafah Imam Ali As, namun dengan sadar dan sengaja menginjak-injak perintah ini dan mengabaikan begitu saja imamah Baginda Ali As. Dengan ulahnya seperti ini keduanya telah berlaku aniaya kepada Rasulullah Saw, kaum Muslimin dan seluruh umat manusia! Tentu dengan tindakan tiranik seperti ini keduanya tidak patut dimaafkan.

Dari sisi lain, apabila Hadhrat Zahra menutup mata dengan penyimpangan besar ini dan memaafkan mereka boleh jadi sebagian generasi masa depan memanfaatkan perbuatan ini bahwa Hadhrat Zahra sama sekali tidak melancarkan protes atas perbuatan tersebut. Di samping itu, orang-orang ini kendati memohon maaf namun pada kenyataannya mereka tidak menyesali apa yang telah mereka lakukan. Karena mereka tidak melakukan tindakan untuk menebus kesalahan-kesalahan mereka dan mengembalikan pos imamah (khilafah) kepada Imam Ali As dan juga mengembalikan hak-hak yang telah dirampas seperti Fadak! Sementara syarat taubat yang sebenarnya adalah dengan menebus perbuatan-perbuatan tidak terpuji di masa lalu. Sebab itu, Hadhrat Zahra memilih bersikap demikian (tidak memaafkan) untuk mengabarkan kepada pelbagai generasi pencari kebenaran hingga hari Kiamat dan yang membaca sejarah.[IQuest]


[1]. Bihar al-Anwar, jil. 43, hal. 203, riwayat 31.

 [علل الشرائع‏] حَدَّثَنَا عَلِیُّ بْنُ أَحْمَدَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ یَحْیَى عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِی الْمِقْدَامِ وَ زِیَادِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَا أَتَى رَجُلٌ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ ع فَقَالَ لَهُ یَرْحَمُکَ اللَّه‏.... فَلَمَّا مَرِضَتْ فَاطِمَةُ ع مَرَضَهَا الَّذِی مَاتَتْ فِیهِ أَتَیَاهَا عَائِدَیْنِ وَ اسْتَأْذَنَا عَلَیْهَا فَأَبَتْ أَنْ تَأْذَنَ لَهُمَا فَلَمَّا رَأَى ذَلِکَ أَبُو بَکْرٍ أَعْطَى اللَّهَ عَهْداً لَا یُظِلُّهُ سَقْفُ بَیْتٍ حَتَّى یَدْخُلَ عَلَى فَاطِمَةَ ع وَ یَتَرَاضَاهَا فَبَاتَ لَیْلَةً فِی الصَّقِیعِ مَا أَظَلَّهُ شَیْ‏ءٌ ثُمَّ إِنَّ عُمَرَ أَتَى عَلِیّاً ع فَقَالَ لَهُ إِنَّ أَبَا بَکْرٍ شَیْخٌ رَقِیقُ الْقَلْبِ وَ قَدْ کَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ص فِی الْغَارِ فَلَهُ صُحْبَةٌ وَ قَدْ أَتَیْنَاهَا غَیْرَ هَذِهِ الْمَرَّةِ مِرَاراً نُرِیدُ الْإِذْنَ عَلَیْهَا وَ هِیَ تَأْبَى أَنْ تَأْذَنَ لَنَا حَتَّى نَدْخُلَ عَلَیْهَا فَنَتَرَاضَى فَإِنْ رَأَیْتَ أَنْ تَسْتَأْذِنَ لَنَا عَلَیْهَا فَافْعَلْ قَالَ نَعَمْ فَدَخَلَ عَلِیٌّ عَلَى فَاطِمَةَ ع فَقَالَ یَا بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ قَدْ کَانَ مِنْ هَذَیْنِ الرَّجُلَیْنِ مَا قَدْ رَأَیْتِ وَ قَدْ تَرَدَّدَا مِرَاراً کَثِیرَةً وَ رَدَدْتِهِمَا وَ لَمْ تَأْذَنِی لَهُمَا وَ قَدْ سَأَلَانِی أَنْ أَسْتَأْذِنَ لَهُمَا عَلَیْکِ فَقَالَتْ وَ اللَّهِ لَا آذَنُ لَهُمَا وَ لَا أُکَلِّمُهُمَا کَلِمَةً مِنْ رَأْسِی حَتَّى أَلْقَى أَبِی فَأَشْکُوَهُمَا إِلَیْهِ بِمَا صَنَعَاهُ وَ ارْتَکَبَاهُ مِنِّی قَالَ عَلِیٌّ ع فَإِنِّی ضَمِنْتُ لَهُمَا ذَلِکِ قَالَتْ إِنْ کُنْتَ قَدْ ضَمِنْتَ لَهُمَا شَیْئاً فَالْبَیْتُ بَیْتُکَ وَ النِّسَاءُ تَتْبَعُ الرِّجَالَ لَا أُخَالِفُ عَلَیْکَ بِشَیْ‏ءٍ فَأْذَنْ لِمَنْ أَحْبَبْتَ فَخَرَجَ عَلِیٌّ ع فَأَذِنَ لَهُمَا فَلَمَّا وَقَعَ بَصَرُهُمَا عَلَى فَاطِمَةَ ع سَلَّمَا عَلَیْهَا فَلَمْ تَرُدَّ عَلَیْهِمَا وَ حَوَّلَتْ وَجْهَهَا عَنْهُمَا فَتَحَوَّلَا وَ اسْتَقْبَلَا وَجْهَهَا حَتَّى فَعَلَتْ مِرَاراً وَ قَالَتْ یَا عَلِیُّ جَافِ الثَّوْبَ وَ قَالَتْ لِنِسْوَةٍ حَوْلَهَا حَوِّلْنَ وَجْهِی فَلَمَّا حَوَّلْنَ وَجْهَهَا حَوَّلَا إِلَیْهَا فَقَالَ أَبُو بَکْرٍ یَا بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ إِنَّمَا أَتَیْنَاکِ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِکِ وَ اجْتِنَابَ سَخَطِکِ نَسْأَلُکِ أَنْ تَغْفِرِی لَنَا وَ تَصْفَحِی عَمَّا کَانَ مِنَّا إِلَیْکِ قَالَتْ لَا أُکَلِّمُکُمَا مِنْ رَأْسِی کَلِمَةً وَاحِدَةً حَتَّى أَلْقَى أَبِی وَ أَشْکُوَکُمَا إِلَیْهِ وَ أَشْکُوَ صُنْعَکُمَا وَ فِعَالَکُمَا وَ مَا ارْتَکَبْتُمَا مِنِّی‏.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261186 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246318 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230103 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214963 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176295 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171599 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168090 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158145 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140935 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134029 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...