Advanced Search
Hits
9434
Tanggal Dimuat: 2009/05/03
Ringkasan Pertanyaan
Apakah Nabi Saw mencapai syahid?
Pertanyaan
Tatkala belia saya mendengar bahwa Nabi Saw syahid. Akhir-akhir ini saya membaca sebuah makalah yang menegaskan masalah ini, namun saya tidak puas dengan kandungan makalah tersebut. Saya ingin mencari tahu kebenaran atau kepalsuan masalah ini?
Jawaban Global

Banyak dalil yang termaktub dalam kitab-kitab hadis dan sejarah, baik Syiah atau pun Sunni yang menegaskan ihwal kesyahidan Nabi Saw akibat diracun. Namun poin berikut ini juga harus diperhatikan bahwa apabila kesyahidan kita definisikan yang bermakna terbunuh di jalan Allah dan rasul sebagaimana yang bermdijelaskan dalam al-Qur’an, maka akan menjadi jelas bahwa kedudukan dan derajat pribadi Rasulullah Saw yang terbunuh di jalan ketaatan adalah kesyahidan, dimana derajat ini tentu akan lebih tinggi dari derajat dan kedudukan para syuhada. Meski insan Ilahi ini meninggalkan dunia ini dengan kematian wajar.

Jawaban Detil

Pertanyaan Anda dapat ditelisik dalam dua pandangan:

1.       Apakah dapat dijumpai dalil yang dapat diandalkan dalam kitab Syiah dan Sunni yang menyatakan kesyahidan Nabi Saw? Di samping itu, kalau memang dinyatakan bahwa Nabi Saw syahid lalu bagaimana beliau syahid?

2.       Apakah asumsi yang menyatakan bahwa Nabi Saw tidak syahid, apakah masalah ini akan mengurangi kedekatan dan ketinggian derajat beliau di sisi Allah?!

 

Atas alasan ini, kita akan mengkaji dua permasalahan ini sebagai berikut:

1.       Dalam kaitannya dengan bagian pertama, harus dikatakan bahwa terdapat banyak dalil yang menegaskan kesyahidan Nabi Saw akibat diracun. Dalil-dalil dan riwayat-riwayat ini memiliki makna tawatur di dalamnya. Artinya kendati lafaz-lafaz dan sifat-sifat dalil dan riwayat tersebut sama sekali tidak serupa dengan yang lain, namun secara keseluruhan, permasalahan yang menjadi obyek pembahasan dapat ditetapkan. Di sini kita akan menyebutkan sebagian riwayat ini dengan bersandar pada kitab-kitab dua mazhab:

a.      Kitab-kitab Syiah:

Riwayat pertama: Imam Shadiq bersabda: “Karena Nabi Saw menyukai bagian kaki depan kambing, seorang wanita Yahudi dengan berbekal informasi ini, membubuhkan racun pada bagian kambing ini.”[1] Dalam riwayat ini, ditegaskan bahwa Nabi Saw diracun, namun tidak disebutkan bahwa apakah Rasulullah Saw syahid lantaran racun ini?

Riwayat kedua: Imam Shadiq As bersabda: “Nabi Saw dalam perang Khaibar keracunan dan tatkala beliau wafat bersabda bahwa potongan daging yang beliau santap tatkala di Khaibar, kini mengoyak badanku dan tiada nabi dan khalifah nabi kecuali mereka syahid meninggalkan dunia ini.”[2] Dalam riwayat ini di samping ditegaskan bahwa Nabi Saw keracunan dan kesyahidan beliau akibat racun, juga menyebutkan kaidah universal bahwa kematian seluruh nabi dan para washi (baca: khalifah) diakhiri dengan syahadah. Dan tidak satu pun dari mereka meninggalkan dunia ini dengan wajar! Terdapat riwayat-riwayat lain yang menguatkan kaidah universal ini.[3] Kebanyakan ulama Syiah dengan memanfaatkan kaidah universal ini, sehingga tidak merasa perlu lagi mencari dan menelusuri satu demi satu riwayat yang berkaitan dengan syahadah para maksum As.[4] Atas dasar ini, kendati tidak ditunjukkan dalil kokoh atas kesyahidan Nabi Saw, namun kita kembali dapat meyakini bahwa wafatnya Rasulullah Saw bukanlah kematian yang wajar!

 

b.    Kitab-kitab Sunni:

Dalam masalah ini, tidak hanya Syiah yang meyakini ihwal kesyahidan Rasulullah Saw, namun terdapat banyak riwayat dalam kitab-kitab Sihah Sunni dan kitab lainnya yang menegaskan masalah ini. Dimana sebagai contoh kami akan menyebutkan dua riwayat di sini sebagai contoh:

Riwayat pertama: Dari kitab paling standar Sunni dinukil bahwa Rasulullah Saw dalam sakitnya berujung pada wafatnya beliau, bersabda kepada istrinya Aisya: “Aku senantiasa merasakan sakit pada badanku akibat makanan beracun yang aku santap di Khabiar dan kini nampaknya tiba saatnya racun tersebut mengakhiri hidupku.”[5]

Masalah ini juga dijelaskan pada Sunan Dairami, di samping itu dalam kitab ini disebutkan kesyahidan sebagian sahabat Nabi Saw akibat santapan makanan beracun tersebut.”[6]

Riwayat kedua: Ahmad bin Hanbal dalam Musnad-nya mengisahkan sebuah peristiwa dimana sebagai kelanjutan dari peristiwa ini seorang wanita bernama Ummu Mubasyir dimana putranya syahid karena menyantap makanan beracun di samping Rasulullah Saw. Pada hari-hari sakit Rasulullah Saw sang ibu datang membesuknya dan mengungkapkan bahwa kemungkinan besar penyakit Anda bersumber dari makanan beracun yang membuat putra saya syahid lantaran meyantap makanan tersebut! Rasulullah Saw bersabda bahwa saya tidak melihat alasan lain dari sakitku kecuali karena keracunan dan nampaknya racun tersebut yang akan mengakhiri hidupku.”[7]

Allamah Majlisi dengan menukil sebuah riwayat; kurang-lebihnya serupa dengan riwayat ini bahwa atas alasan ini kaum Muslimin meyakininya, di samping keutamaan kenabian yang menuntun mereka kepada Nabi Saw, mereka juga meyakini bahwa Rasulullah Saw meraih kemenangan dengan syahadah.”[8]

Riwayat ketiga: Muhammad bin Sa’ad yang merupakan salah seorang sejarawan tertua kaum Muslimin menuturkan peristiwa keracunannya Rasulullah Saw: Tatkala Rasulullah Saw menaklukkan Khaibar dan kondisi kembali kepada kondisi normal, seorang wanita Yahudi bernama Zainab yang merupakan kemenakan Mirhab yang tewas pada peperangan Khaibar. Wanita tersebut di sana-sini mencari tahu bahwa bagian kambing yang mana yang paling digemari Nabi Saw? Dan wanita tersebut mendengar jawaban bahwa Nabi Saw paling menyukai kedua paha bagian depan. Kemudian wanita tersebut memotong seekor kambing dan memotong-motongnya. Setelah bermusyawarah dengan orang-orang Yahudi tentang jenis racun, mereka memilih racun yang diyakini sebagai racun mematikan dan tiada seorang pun yang akan selamat dari racun mematikan tersebut.

Kemudian potongan daging tersebut ia berikan racun dan potongan terbesarnya yaitu bagian paha depan (kambing tersebut) yang paling banyak dibubuhi racun. Tatkala matahari tenggelam Nabi Saw menunaikan shalat secara berjamaah. Ketika pulang Nabi Saw melihat wanita Yahudi tersebut sedang duduk! Nabi Saw bertanya mengapa ia duduk di tempat itu dan wanita tersebut berkata bahwa ia membawa sebuah hadiah untuk Nabi Saw! Nabi Saw menerima hadiah tersebut dan duduk di atas suprah disertai beberapa orang sahabat kemudian menyantap makanan tersebut. Tidak lama berselang, Rasulullah Saw berseru, “Tahan!” Nampaknya kambing ini telah dibubuhi racun! Kemudian pengarang kitab menyimpulkan bahwa kesyahidan Nabi Saw lantaran makanan beracun ini![9]

Dengan demikian dari keseluruhan riwayat yang dinukil dari kitab Syiah dan Sunni, menguatkan teori tentang kesyahidan Nabi Saw akibat keracunan dimana hampir seluruh riwayat ini, masa keracunan dijelaskan bersamaan dengan perang Khaibar dan dilakukan oleh seorang wanita Yahudi.

Namun tentu saja terdapat sebagian riwayat lemah lainnya menjelaskan bagaimana Nabi Saw syahid dan faktor kesyahidan beliau. Riwayat-riwayat semacam ini tidak tersedia dalam kitab-kitab standar. Dan atas alasan ini, riwayat-riwayat tersebut tidak dapat dijadikan sandaran.

 

2.    Namun dengan adanya riwayat semacam ini, harus kita ketahui bahwa masalah kesyahidan Nabi Saw bukan merupakan ushuluddin atau hal-hal yang gamblang tentangnya sehingga harus diyakini dan diimani. Dan pengingkaran terhadapnya tidak akan menyebabkan keluarnya seseorang dari agama Islam alias murtad. Atas alasan ini juga, sebagian kecil kaum Muslimin meragukan kesyahidan Rasulullah Saw dan berpandangan bahwa wafatnya Nabi Saw dikarenakan faktor natural. Seperti mengidap penyakit radang selaput dada (dzat al-janb) atau panas tinggi.[10] Meski Nabi Saw menegaskan bahwa sekali-kali beliau tidak akan pernah mengidap penyakit semacam ini![11]

Bagaimanapun; apakah insan agung Ilahi ini syahid atau wafat secara wajar kita harus tahu bahwa kedudukan dan derajatnya, sangat tinggi dan unggul dari para syahid biasa. Karena Allah Swt dalam al-Qur’an, pertama, “Menjelaskan kedudukan para nabi lebih tinggi dari kedudukan para syuhada.[12] Kedua, syuhada mengorbankan jiwanya di jalan ketaatan kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw, mereka meraih kedudukan dan kedekatan di sisi Allah Swt. Adalah jelas bahwa apabila Tuhan menganugerahkan rahmat tak-terbatas kepada para syuhada lantaran kepatuhan mereka kepada Rasulullah Saw. Maka tentu saja Nabi Saw sendiri memiliki kedudukan dan derajat yang sangat tinggi melebihi mereka. Karena itu, nabi kita (yang menghabiskan seluruh hidupnya di jalan Allah sehingga para muridnya memiliki kedudukan sedemikian tinggi di sisi Allah Swt), bukan hanya tidak mendapatkan kedudukan namun beliau meraih derajat dan kedudukan yang sangat tinggi melebihi para syuhada.[]



[1]. Muhammad Ya’qub Kulaini, al-Kâfi, jil. 6, hal. 315, hadits ke-3, Dar al-Kitab al-Islamiyah, Teheran, 1365 S.

[2]. Muhammad bin Hasan bin Furukh Shafar, Bashâir al-Darâjât, jil. 1, hal. 503, Kitab Khane Ayatullah Mar’asyi, Qum, 1404 H.

[3]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 27, hal. 216, hadits ke-18, dan jil. 44, hal. 271, riwayat ke-4, Muassasah al-Wafa, Beirut, 1404 H.

[4]. Ibid.

[5]. Shahih Bukhari, jil. 5, hal. 137, Dar al-Fikr, Beirut, 1401 H.

[6]. Sunan Dairami, jil. 1, hal. 33, Mathbaqat al-I’tidal, Damsyq.

[7]. Musnad Ahmad bin Hanbal, jil. 6, hal. 18, Dar Shadir, Beirut.

[8]. Bihar al-Anwar, jil. 21, hal. 7

[9]. Muhammad bin Sa’ad, al-Thabaqat al-Kubra, jil. 2, hal. 201-202, Dar Shadir, Beirut.

[10]. Ibnu Abi al-Hadid, Syarh Nahj al-Balâgha, jil. 10, hal. 266, Kitab Khane Ayatullah Mar’asyi, Qum, 1404.

[11]. Ibid.

[12]. “Dan barang siapa yang menaati Allah dan rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para shiddîqîn, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (Qs. Al-Nisa [4]:69). Silahkan lihat, terjemahan al-Mizan, jil. 4, hal. 652. Tafsir Nemune, jil. 3, hal. 460.  

Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...