Advanced Search
Hits
14324
Tanggal Dimuat: 2012/06/19
Ringkasan Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan hadis rafa’?
Pertanyaan
Tolong jelaskan apa yang dimaksud dengan hadis rafa’?
Jawaban Global
Hadis rafa’ adalah judul dari dua hadis Nabi Muhammad Saw. Pertama mengandung gugurnya taklif dan segala konsekuensinya atau hilangnya pengaruh wadh’i atau taklif sebagian amalan mukallaf dalam agama Islam dalam kondisi khusus. Kedua, mencakup penafian taklif atau penafian sebagian hukum dari orang-orang tertentu.
Hadis pertama dengan sedikit perbedaan dalam ungkapan dan perbedaan dalam jumlah contoh-contoh rafa’, pada kebanyakan literatur standar Syiah baik dulu dan sekarang. Sesuai nukilan dari Imam Shadiq As dan Imam Abu al-Hasan al-Ridha As, riwayat dari Rasulullah Saw secara keseluruhan termasuk hadis shahih atau muktabar dari sisi sanad.
Kandungan pertama hadis, dengan mencermati bentuknya yang paling utuh, adalah sebagai berikut:
“Dimaafkan dari umatku sembilan hal: 1. Kesalahan. 2. Lupa. 3. Apa yang tidak diketahuinya. 4. Apa yang tidak mampu dilakukannya. 5. Apa yang dilakukan karena secara terdesak (idhthirār). 6. Apa yang dikerjakan karena terpaksa (ikrah). 7. Menerka (meramal) buruk. 8. Pikiran yang dihasilkan dari was-was. 9. Cemburu selama tidak dinyatakan dalam lisan atau tangan (perbuatan).”
Hadis ini, di samping penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh para komentator hadis, juga menjadi sasaran perhatian dan penjelasan para ulama Ushul Fikih (biasanya dalam pembahasan mujmal dan mubayyan dalam karya-karya klasik Ahlusunnah), khususnya ketelitian ulama Ushul Fikih belakangan Syiah Imamiyah (dari sisi penyandaran ungkapana “apa yang tidak diketahui” untuk menetapkan prinsip bara’ah dalam syubhah-syubha hukum tahrimiyah). Kedua, hadis masyhur rafa (rufi’a al-qalam), sebuah hadis nabawi yang diriwayatkan melalui beberapa jalur dari Imam Ali As demikian juga dari Aisyah yang disebutkan dalam literatur-literatur Ahlusunnah.
 
Jawaban Detil
Hadis rafa’ adalah judul dua hadis dari Nabi Muhammad Saw. Pertama mengandung gugurnya taklif dan segala konsekuensinya atau hilangnya pengaruh wadh’i atau taklif sebagian amalan mukallaf dalam agama Islam dalam kondisi khusus. Kedua, mencakup penafian taklif atau penafian sebagian hukum dari orang-orang tertentu.
Hadis pertama, dengan sedikit perbedaan dalam redaksi dan perbedaan dalam jumlah contoh yang disebutkan disebutkan pada kebanyakan literatur muktabar Syiah semenjak dulu hingga kini. Sesuai nukilan dari Imam Shadiq As dan Imam Abu al-Hasan al-Ridha, riwayat dari Rasulullah Saw ini dinilai sebagai sahih atau muktabar dari sisi sanadnya.
Kandungan pertama hadis, dengan mencermati bentuknya yang paling utuh, adalah sebagai berikut:
“Dimaafkan dari umatku sembilan hal: 1. Kesalahan. 2. Lupa. 3. Apa yang tidak diketahuinya. 4. Apa yang tidak mampu dilakukannya. 5. Apa yang dilakukan karena secara terdesak (idhthirār). 6. Apa yang dikerjakan karena terpaksa (ikrah). 7. Menerka (meramal) buruk. 8. Pikiran yang dihasilkan dari was-was. 9. Cemburu selama tidak dinyatakan dalam lisan atau tangan (perbuatan).”[1]
Akan tetapi terdapat beberapa riwayat lainnya dalam hal ini yang sebagian hanya disebutan empat hal dan sebagian lainnya tiga hal. Dari sisi esensi pesan yang disampaikan dari beberapa hadis ini tidak terlalu jauh berbeda, karena boleh jadi yang disebutkan hanyalah yang lebih penting.
Hadis ini, di samping penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh para komentator hadis, juga menjadi sasaran perhatian dan penjelasan para ulama Ushul Fikih (biasanya dalam pembahasan mujmal dan mubayyan dalam karya-karya klasik Ahlusunnah), khususnya ketelitian ulama Ushul Fikih belakangan Syiah Imamiyah (dari sisi penyandaran ungkapana “apa yang tidak diketahui” untuk menetapkan prinsip bara’ah dalam syubhah-syubha hukum tahrimiyah).[2]
Persoalan pertama terkait dengan hadis ini adalah bahwa hadis ini berada pada tataran penjelasan perhatian khusus Allah Swt kepada umat Rasulullah Saw dan adanya keluwesan bagi Nabi Muhammad Saw.
Hadis kedua, hadis masyhur rafa’ (rufi’a al-qalam), sebuah hadis nabawi yang diriwayatkan melalui beberapa jalur dari Imam Ali As demikian juga dari Aisyah yang disebutkan dalam literatur-literatur Ahlusunnah. Sesuai dengan hadis ini, tatkala Khalifah Kedua menghukum cambuk seorang wanita gila karena telah melakukan perbuatan melanggar syariah, Imam Ali As meriwayatkan sebuah hadis dari Rasulullah Saw untuknya yang berdasarkan hadis ini tiga orang yang telah diangkat hukumannya; anak kecil hingga ia mencapai masa dewasa, orang gila hingga ia berakal, orang tidur hingga ia bangun.”[3] [iQuest]
 

[1] Kulaini, Kafi, jil. 2, hal. 463; Syaikh Shaduq, Tauhid, 353; Syaikh Shaduq, jil. 2, hal. 417; Majlisi, Muhammad Baqir, Bihar al-Anwar, jil. 2, hal. 280, Muassasah al-Wafa, Beirut, 1404 H.
"عن ابی عبدالله علیه السلام قال، قال رسول الله صلی الله علیه و آله: رفع عن امتی تسعة: الخطأ و النسیان، و ما اکرهوا علیه، و ما لا یطیقون، و ما لا یعلمون، و ما اضطروا الیه، و الحسد، و الطیرة و التفکر فی الوسوسة فی الخلق ما لم ینطق بشفة".
[2] Silahkan lihat, kaidah barā’ah.
[3] Syaikh Shaduq, al-Khishāl, jil. 1, hal. 93-94, Ali Akbar Ghaffari, Qum, 1362 S; Hurr Amili, Wasail al-Syiah, jil. 28, hal. 24, Muassasah Alu al-Bait, Qum, 1409 H; Bihar al-Anwar, jil. 30, 681.
"و روينا عن علي ع أنه قال قال رسول الله ص رفع القلم عن ثلاثة عن النائم حتى يستيقظ و عن المجنون حتى يفيق و عن الطفل حتى يحتلم‏".
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261186 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246318 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230103 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214963 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176295 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171599 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168090 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158145 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140935 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134029 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...