Advanced Search
Hits
7446
Tanggal Dimuat: 2012/10/15
Ringkasan Pertanyaan
Apakah arti dan hakikat Ramadhan itu?
Pertanyaan
Apakah arti dan hakikat Ramadhan itu?
Jawaban Global
Ramadhan secara leksikal berarti panas yang menyengat, panasnya batu, intensitas sinar matahari. Juga dikatakan bahwa ramadhan diambil dari asal kata “harr” yang artinya adalah kembali dari gurun menuju kota.
Secara teknis ramadhan adalah nama bulan ke-9 bulan Hijriah, bulan-bulan Islam dan bulan turunnya al-Quran. Imam Sajjad As ketika mendeskripsikan bulan Ramadhan bersabda, “Segala puji bagi Allah yang menjadikan di antara jalan-jalan itu bulannya bulan Ramadhan, bulan puasa, bulan Islam, bulan kesucian, bulan pembersihan, bulan menegakkan salat malam, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagi petunjuk bagi manusia dan penjelasan, petunjuk dan pembeda.”
Oleh itu, dapat dikatakan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan kesucian, bulan untuk menempa diri menuju akhlak-akhlak Ilahi. Hakikat dan batin Ramadhan adalah mencapai pertemuan dengan Tuhan, membebaskan dari ego insani, hawa nafsu hewaninya dan melahirkan ego-Ilahi.
 
Jawaban Detil
Makna-makna Ramadhan:
  1. Ramadahan merupakan derivasi dari kata “ra-ma-dha“ berarti panas yang menyengat, panasnya batu, teriknya panas sinar matahari.[1] Juga dikatakan bahwa ramadhan berasal dari asal kata “harr” yang artinya adalah kembali dari gurun menuju kota.[2] Oleh itu, ketika dikatakan bahwa “irtimadharamadha min al-huzn yaitu batin lelaki itu terbakar oleh kesedihan dan kepiluan atau ketika dikatakan “irtimadha (ramadah) li fulan” berarti sedih dan pilu bagi seseorang, juga ketika dikatakan “irmadha (ramadh kabuduhu)” artinya hatinya rusak seperti terkena suatu penyakit dan terbakar.[3]
  2.  Ramadhan berasal dari kata “ramaidha” berarti awan dan hujan yang turun pada musim panas dan permualaan musim gugur sehingga dapat mengurangi teriknya musim panas. Dinamakan demikian karena bulan Ramadhan menghapus dosa-dosa badan manusia.[4]
  3. Ramadhan diambil dari kata “ramadhta al-nashl armadhahu ramdha” dengan makna tombak yang ditaruk di antara dua batu dan ditindihkan atasnya sehingga akan menjadi pipih.[5] Jika demikian, maka ramadhan adalah manusia meletakkan dirinya di antara ketaatan-ketaatan Ilahi sehingga jiwanya akan lunak dan siap menuju kehambaan.
  4. Makna Ramadhan dalam riwayat: Dalam hadis-hadis dari Ahlulbait tentang larangan menyebut Ramadhan tanpa menyertakan bulan dan anjuran untuk menyebut nama ramadhan dengan “Bulan Ramadhan” karena ramadhan adalah salah satu dari nama-nama Ilahi.[6] Diriwayatkan oleh Imam Ali As: “Janganlah kalian berkata “Ramadhan” tapi berkatalah bulan Ramadhan dan peliharalah kemuliaannya.”[7]
Namun secara teknikal, bulan Ramadhan adalah nama bulan ke-9 dari bulan-bulan Hijriyah, bulan-bulan Islam dan merupakan bulan diturunkannya al-Quran.
 “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya Al-Qur'an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Qs. al-Baqarah [2]:185)[8]
Hakikat dan Batin Bulan Ramadhan
Segala sesuatu yang ada di alam ini, mempunyai sisi hakikat dan batin, karena dunia adalah turunan dari alam-alam atas. Segala yang ada di dunia ini adalah contoh dari apa-apa yang ada di alam makna. Hukum-hukum dan aturan-aturan Ilahi di dunia yang ada dalam bentuk agama dan tata cara beribadah juga memiliki sisi batin dan lahir. Sesuatu, zaman, dan tempat juga mempunyai hakikat dan batin. Salah satu waktu itu adalah bulan Ramadhan. Dalam kamus Islam, bulan Ramadhan merupakan salah satu bulan yang paling penting dan dimuliakan dalam satu tahunnya, sebuah bulan yang menurut orang-orang Muslim merupakan bulan yang dikenal dengan bulan ibadah dan kesucian, sedangkan menurut Nabi Muhammad Saw adalah bulan Tuhan.[9]
Imam Sajjad dalam kitab Shahifah Sajjādiyah dalam menjemput kedatangan bulan Ramadhan dengan penjelasan secara fasih dan represif menjelaskan tentang hakikat bulan Ramadhan. Pada kesempatan ini, kami hanya akan menjelaskan sedikit tentang hal ini. Pada permulaan doanya, Imam menyampaikan rasa syukurnya atas keberadaan Allah Swt sebagai cara untuk memperoleh hidayah kepada agama Ilahi dan menerima anugerah tentang nikmat kehambaan, adanya ciri-ciri tentang kejelasan hidayah, jelasnya kebenaran atas kebatilan. Oleh itu, keutamaan bulan ini atas bulan-bulan yang lain adalah jelas baik dari sisi kemuliaan dan keutamaannya.[10]
Deskripsi tentang bulan Ramdhan seperti bulan Islam dan bulan turunnya al-Quran. Menurut Imam Sajad As dan maktab Ahlulbait As, bulan Ramadhan merupakan sarana untuk mengekspresikan hakikat agama Islam, yaitu penyerahan diri secara total kepada Allah Swt. Sarana ini merupakan peluang sehingga seorang hamba dengan keridhaan-Nya bahkan akan mengabaikan kebutuhan naturalnya dan akan menempuh jalan kehambaan demi untuk meraih kemuliaan pencipta yang tiada bandingannya.
Latihan selama satu bulan ini yang akan menempa jiwa manusia dan akan menjauhkan keinginan hawa nafsunya merupakan sebuah latihan yang bermanfaat dan baik untuk memperkuat iradah dan untuk menahan nafsu dalam sisa-sisa waktu akhir tahun karena manusia yang selama satu bulan penuh menahan dan melawan keinginan hawa nafsunya demi meraih keridhaan Ilahi dengan menjauhi makan dan minum, akan cukup berpengaruh baginya sehingga pada 11 bulan yang lain, ia akan kuat dalam menahan keinginan hawa nafsu amarahnya dan menjadi seorang yang bertakwa dan akan selamat.
Bulan Ramadhan adalah bulan kesucian. Bulan yang di dalamnya seorang hamba akan membersihkan wujudnya dari keinginan materi dan hewani. Puasa, di samping merupakan sarana untuk mensucikan jasad juga merupakan cara untuk mesucikan jiwa sehingga ruhnya akan suci dan akan memperoleh cahaya hidayah dari Allah Swt.
Oleh itu, dapat dikatakan bahwa hakikat bulan Ramadhan adalah membebaskan dari ego insani, hawa nafsu hewaninya dan melahirkan ego-Ilahi. Dalam sebuah hadis qudsi disebutkan bahwa Allah Swt berfirman,  “Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan mengganjarnya.” [11]
 Sebagian berpendapat bahwa “ajzi” dibaca dengan “ujza” sebagai fi’il majhul  (kata kerja pasif) artinya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah ganjaran itu. Sayang sekali jika manusia terikat dengan selain dirinya, selain Tuhan dan segala sesuatu yang berubah karena segala hal yang bukan Tuhan akan berubah dan, lenyap dan tidak dapat dijadikan ganjaran bagi manusia. Ganjaran bagi orang-orang yang berpuasa adalah pertemuannya dengan Tuhan.[12] [iQuest]
 

[1] Ibnu Manzhur, Muhammad bin Mukarram, Lisān al’Arab, jil. 7, hal. 160, cet. 3, Dar  Shadir, Beirut, 1414.
[2] Ibid.
[3] Mahyar, Ridha, Farhang Abjadi Arabi, Farsi, hal. 41, tanpa tahun, tanpa tempat.
[4] Lisān al-‘Arabi, jil 7, hal. 161.
[5] Ibid.
[6] Thuraihi, Fakhrruddin, Majma’ al-Bahrain, Riset: Husaini, Sayid Ahmad, jil. 2, hal. 223, Ketab Furusyi Murtadhawi, Tehran, cet. 3, hal. 1375.
[7] Kulaini, Muhammad bin Ya’qub, Riset: Ghifari, Ali Akbar Akbar, Akhundi, Muhammad, jil. 4, hal. 69, Dar al-Kitab al-Islamiyah, Tehran, cet. 4, 1407.
[8] Qarisyi, Sayid Ali Akbar, Qāmus al-Qurān, jil. 3, hal. 123, cet. 6, Dar al-Islamiyah, Tehran, 1371.
[9] Syaikh Shaduq, Āmāli, hal. 93, Intisyarat Kitab Khaneh Islamiyah, 1362.
[10] “Segala puji bagi Allah yang menjadikan di antara jalan-jalan itu bulannya bulan Ramadhan, bulan puasa, bulan Islam, bulan kesucian, bulan pembersihan, bulan menegakkan salat malam, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagi petunjuk bagi manusia dan penjelasan, petunjuk dan pembeda.” Penggalan Shahifah Sajādiyah Kāmiliyah, Sya’rani, Abul Hasan, Doa 44, hal. 267. cet. 6, Qaim Ali Muhammad, Qum, 1386.
[11] Syaikh Shaduq, Man Lā Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 1, hal. 75, Intisyarat Jamiah Mudarisin, Qum, 1413.
«الصَّوْمُ لِي وَ أَنَا أَجْزِي بِه‏»
[12] Jawadi Amuli, Abdullah, Hikmat 'Ibādāt, hal. 131-133 dan 145-147, Isra, Qum, cet. 1, 1378.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261252 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246366 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230153 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215022 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176347 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171637 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168133 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158190 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140983 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134061 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...