Please Wait
Hits
8745
8745
Tanggal Dimuat:
2013/04/18
Ringkasan Pertanyaan
Apakah Tuhan bisa mengirim setan-setan untuk menyesatkan manusia?
Pertanyaan
Dalam ayat 83 surah Maryam, Allah Swt berfirman: “Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim syaitan-syaitan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasung mereka berbuat ma\'siat dengan sungguh-sungguh?” Apa tafsiran dan makna "mengirim" pada ayat ini?
Jawaban Global
Pertama, perlu dipahami bahwa kata irsal tidak selalu berarti mengirim, namun dalam bahasa Arab juga berarti melepaskan dan mengosongkan. Ketika dikatakan aku melakukan irsal sesuatu kepada orang lain, berarti aku melepaskan sesuatu itu dan menyingkirkan halangan-halangannya. Karena itu irsal ini berhadapan/berlawanan dengan imsak atau menahan sesuatu. Demikian yang dinyatakan oleh para ahli bahasa dalam kitab-kitab mereka.[1] Sebagian mufasir seperti mendiang Thabrasi dalam Majma’ al-Bayân juga menjelaskan demikian.[2]
Jadi, sebagaimana Allah dapat menghalangi setan untuk menipu hamba-Nya dan mempengaruhi iman hamba itu,[3] sebaliknya Allah juga bisa menghapus penghalang-penghalang tersebut sehingga setan dapat menguasai manusia.[4]
Allah Swt pun dapat memfasilitasi setan-setan untuk dapat menguasai manusia. Ketika orang yang tertutup (kafir) hatinya telah tersesat dan tak satupun kata-kata kebenaran dapat merubahnya, bahkan mendengar wahyu Allah justru membuat kekufuran mereka bertambah, maka Allah pun semakin menyeretnya untuk semakin terpuruk.[5]
Banyak juga contoh-contoh serupa yang disebutkan dalam al-Quran, misalnya dalam ayat yang berbunyi: “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (Qs. Al-An'am [6]: 125). Pada dasarnya hidâyah (pemberian petunjuk) dan idhlâl (penyesatan) pada ayat ini adalah memberikan sarana atau menyirnakan sarana-sarana hidayah dan petunjuk bagi orang-orang yang yang menyatakan kebersediaan mereka untuk menerima petunjuk atau kesesatan.[6]
Perlu diingatkan bahwa tak ada masalah jika irsal pada ayat yang dipertanyakan di atas diartikan dengan “mengirim” dan menisbatkannya kepada Tuhan. Karena pada dasarnya segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini berdasarkan pada izin dan kehendak-Nya. Hanya saja sebab dan faktor utama kesesatan adalah orang-orang kafir itu sendiri, yang membuka jalan bagi setan untuk menguasai dirinya. [iQuest]
[1]. Hasan bin Muhammad Raghib Isfahani, Mufradât Alfâz Qur'ân, hal. 353, Dar al-Qalam, Beirut, 1412 H; Muhammad bin Mukarram Ibnu Mandzur, Lisân al-'Arab, jil. 11, hal. 285, Dar Shadir, Beirut, 1414 H; Muhammad bin Ahmad Azhari, Tahdzib al-Lughah, jil. 12, hal. 274, Dar Ihya’ al-Turats al-'Arabi, Beirut 1421 H.
[2]. Fadhl bin Husain Thabrasi, Majma’ al-Bayân fi Tafsir al-Qur'ân, jil. 6, hal. 819, Nashir Khusruw, Teheran, 1372 S.; sebagaimana beliau telah menjelaskan makna itu terkait dengan ayat 34 surah Al-A’raf.
[3]. “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah.” (Qs. Al-A’raf [7] : 200)
[4]. “Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” (Qs. Al-Nahl [16]:100); “Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.” (Qs. Al-Hijr [15]:41-42)
[5]. “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya” (Qs. Al-Baqarah [2]:10)
[6]. Nasir Makarim Shirazi, Tafsir Nemune, jil. 5, hal. 434, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1374 S.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar