Please Wait
11498
Menyemir rambut kepala dan wajah (janggut) baik dengan perantara inai atau warna hitam adalah mustahab (dianjurkan). Menyemir rambut kepala dan wajah tidak hanya tidak bermasalah bahkan dianjurkan dalam beberapa riwayat:
مُحَمَّدُ بْنُ یَعْقُوبَ عَنْ عَلِیِّ بْنِ إِبْرَاهِیمَ عَنْ أَبِیهِ عَنِ ابْنِ أَبِی عُمَیْرٍ عَنْ مُعَاوِیَةَ بْنِ عَمَّارٍ عَنْ حَفْصٍ الْأَعْوَرِ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ ع عَنْ خِضَابِ الرَّأْسِ وَ اللِّحْیَةِ أَ مِنَ السُّنَّةِ فَقَالَ نَعَمْ قُلْتُ إِنَّ أَمِیرَ الْمُؤْمِنِینَ ع لَمْ یَخْتَضِبْ قَالَ إِنَّمَا مَنَعَهُ قَوْلُ رَسُولِ اللَّهِ ص إِنَّ هَذِهِ سَتُخْضَبُ مِنْ هَذِه."
Imam Shadiq As ditanya ihwal apakah menyemir dan mewarnai rambut kepala dan wajah (janggut) itu merupakan sunnah? Imam Shadiq As menjawab, “Iya (Sunnah).” Kemudian orang itu bertanya lagi, Amirul Mukminin As tidak menyemir rambutnya? Imam Shadiq As bersabda, “Karena itulah Rasulullah Saw bersabda kepadanya, “Tidak lama lagi janggutmu akan berlumuran darah.”[1]
Bagian terakhir dari hadis ini menyinggung bahwa tidak lama lagi tebasan pedang Ibnu Muljam akan mewarnai janggut Imam Ali As dengan darah. [IQuest]
[1]. Hurr Amili, Wasâil al-Syiah, jil. 2, hal. 82, Bab Istihbab Khidhab al-Ra’s wa al-Lahiyyah, Ali al-Bait, Qum, 1409 H.