Advanced Search
Hits
66144
Tanggal Dimuat: 2010/02/28
Ringkasan Pertanyaan
Apakah untuk tidur dan beristirhat harus menghadap kiblat? Bagaimana pula dengan menguburkan jenazah? Apakah juga harus menghadap kiblat?
Pertanyaan
Apakah hal ini ada benarnya bahwa untuk tidur dan beristrahat harus menghadap kiblat? Bagaimana pula dengan menguburkan jenazah? Apakah juga harus menghadap kiblat? Kalau iya tolong jelaskan dalil dan sanadnya?
Jawaban Global

Dalam beberapa riwayat tidur terbagi menjadi empat bagian dan bagian terbaiknya bagi orang beriman adalah tidur di atas pinggul kanan dan menghadap kanan.

Ali As bersabda, “Tidur terbagi menjadi empat jenis: Para nabi tidur terlentang, mata-mata mereka tidak tidur dan menantikan wahyu Ilahi dan orang beriman tidur di atas pinggul kanannya sembari menghadap kiblat. Raja-raja dan anak-anak mereka tidur di atas rusuk kirinya (membelakangi kiblat) sehingga apa yang mereka makan dapat terolah dengan baik. Sedangkan setan dan saudara-saudaranya serta setiap orang gila dan sakit tidur dengan cara telungkup.

Jenazah Menghadap Kiblat di Kubur

Imam Shadiq As bersabda Bara bin Ma’rur Anshari di Madinah dan Rasulullah Saw di Mekkah ketika Bara sedang mengalami sakaratul maut (pada masa ini Rasulullah Saw dan kaum Muslimin salat menghadap ke Baitul Muqaddas) menganjurkan supaya wajahnya di dalam kubur dihadapkan kepada Rasulullah Saw yang berada di Mekkah. Ia juga mewasiatkan sepertiga hartanya dan juga menjalankan sunnah ini; karena itu berdasarkan dalil-dalil lainnya fukaha juga memberikan fatwa bahwa “jenazah harus ditidurkan di atas rusuk kanan (miring ke arah kanan) sedemikian sehingga bagian depan badannya menghadap ke arah kiblat.

Jawaban Detil

Pertanyaan ini dikemukakan dalam dua bagian dan kami juga akan menjawab pertanyaan tersebut dalam dua bagian.

Pada bagian pertama pertanyaan yang dikemukakan adalah tentang tidur dan istirahat menghadap kiblat.

Mengingat bahwa agama Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan Allah Swt sebagai petunjuk dan kesempurnaan manusia[1] maka dari itu agama Islam adalah agama sempurna dan menyeluruh.[2] Dengan demikian seluruh kebutuhan umat manusia semenjak kecil hingga besar, mikro dan makro tercakup di dalamnya.[3] Di antara hal yang berbicara tentang tidur dari sudut pandang agama telah dikemukakan hukum-hukum yang tidak bersifat wajib, melainkan sunnah dan dianjurkan yang akan kami singgung sebagian dari riwayat tersebut.

Imam Hadi As bersabda, “Kami Ahlulbait tatkala tidur kami menjaga sepuluh hal: Bersuci, meletakkan tangan kanan di wajah, berucap tiga puluh tiga kali subhanallah, tiga puluh tiga kali alhamdulillah, dan tiga puluh empat kali Allahu Akbar, tidur menghadap kiblat sedemikian seluruh wajah kita menghadap kiblat, membaca surah al-Fatiha, ayat al-kursi dan ayat syahidaLlah...”[4] Barang siapa yang mengamalkan sepuluh hal ini maka ia telah memperoleh manfaat untuk dirinya pada malam itu.

Jenis-jenis Tidur

Dalam beberapa riwayat Syiah, tidur dibagi menjadi empat bagian dan sebaik-baik tidur orang beriman adalah tidur di atas pinggul bagian kanan menghadap kiblat.

Abdullah bin Ahmad bin Amir Thai meriwayatkan dari Imam Ridha As dari datuknya bahwa Husain bin Ali As bersabda, “Ali bin Abi Thalib sedang berada di masjid Kufah ketika seorang dari Syam (Suriah) berdiri dan bertanya kepadanya sebuah pertanyaan. Di antara pertanyaan-pertanyaannya adalah, Katakan kepadaku berapa macamkah tidur itu?” Imam Ali As menjawab, “Tidur terdiri dari empat macam:  “Tidur terbagi menjadi empat jenis: Para nabi tidur terlentang, mata-mata mereka tidak tidur dan menantikan wahyu Ilahi dan orang beriman tidur di atas rusuk kanannya sembari menghadap kiblat. Raja-raja dan anak-anak mereka tidur di atas rusuk kirinya (miring ke kiri membelakangi kiblat) sehingga apa yang mereka makan menjadi dapat terolah dengan baik. Sedangkan setan dan saudara-saudaranya serta setiap orang gila dan sakit tidur dengan telungkup.”[5]

Namun dalam menjawab bagian kedua pertanyaan yaitu menguburkan jenazah menghadap kiblat harus dikatakan bahwa Islam pada seluruh tingkatan hidup manusia semenjak lahir hingga wafatnya dan bahkan untuk menguburkannya dan mengafaninya memiliki hukum-hukum yang akan kita singgung di sini sebagian darinya.

Imam Shadiq as bersabda, “Apabila seseorang sukar dan pelik pada waktu sakaratul maut maka hendaknya ia harus dipindahkan ke tempat salatnya.” Dan pada sebuah hadis lainnya, Imam Shadiq As bersabda, “Apabila seseorang sedang mengalami sakaratul maut dan proses kematiannya sangat susah maka hendaknya ia dipindahkan ke tempat salatnya atau tidurkan di atas sajadah salatnya.”[6]

Terkait dengan menghadapkan seseorang ke arah kiblat tatkala meregang nyawa (sakaratul maut), Imam Shadiq As bersabda, “Apabila salah seorang Syiah sedang berada dalam sakaratul maut maka tariklah kakinya ke arah kiblat dan tutuplah jasadnya.” Demikian juga – tatkala dimandikan, dihadapkan ke kiblat, galikan kuburan dan letakkan papan di atasnya, dalam kondisi kaki dan wajah jenazah menghadap kiblat.”[7]

Sehubungan dengan meletakkan jenazah menghadap kiblat di kubur, terdapat banyak riwayat yang disebutkan dalam kitab Wasâil al-Syiah, sedemikian sehingga memiliki bab tersendiri.  Riwayat-riwayat ini menjelaskan bahwa jenazah sedemikian harus diletakkan dalam kubur sehingga direbahkan pada bagian tangan kanan dan wajahnya dihadapkan ke arah kiblat. Di antara riwayat itu adalah yang berikut ini:

Imam Shadiq As bersabda, “Bara bin Ma’rur Anshari di Madinah dan Rasulullah Saw di Mekkah ketika Bara sedang mengalami sakaratul maut (pada masa ini Rasulullah Saw dan kaum Muslimin salat menghadap ke Baitul Muqaddas) menganjurkan supaya wajahnya di dalam kubur dihadapkan kepada Rasulullah Saw yang berada di Mekkah. Ia juga mewasiatkan sepertiga hartanya dan juga menjalankan sunnah ini;[8] karena itu berdasarkan dalil-dalil lainnya fukaha juga memberikan fatwa bahwa “jenazah harus ditidurkan di rusuk kanan (miring ke kanan) sedemikian sehingga bagian depan badannya menghadap ke arah kiblat. [9] [iQuest]

 


[1]. Dalam hal ini kami persilahkan Anda untuk merujuk pada Indeks, “Kepamungkasan Akhir Risalah,” No. 24874 (site: fa5511) yang terdapat pada site.

[2]. Dalam hal ini kami persilahkan Anda untuk merujuk pada indeks, “Kesempurnaan dan Tidak Berubahnya Agama, No. 781 yamg terdapat pada site.  

[3]. Apabila terjadi masalah-masalah baru, para fakih besar Syiah dengan memanfaatkan prinsip-prinsip universal yang dimiliki, mereka melakukan inferensi hukum dari sumber-sumber agama.

[4]. (Qs. Ali Imran [3]:18)  

[5]. Ustad Wali Husain, Sunan wa Rawesy Raftâri Payâmbar Gerâmi Islâm, hal. 80, Intisyarat-e Payam Azadi, Teheran, Cetakan Ketiga, 1381 S.  

[6]. Syaikh Shaduq, al-Khisâl, jil. 1, hal. 262, Intisyarat Jami’ah Mudarrisin Qum, 1403 H; Syaikh Shaduq, ‘Uyûn Akhbâr al-Ridhâ As, jil. 1, hal. 510, Nasyr Jahan, Teheran, Cetakan Pertama, 1378 S.  

[7]. Kulaini, al-Kâfi, jil. 3, hal. 127, Cetakan Keempat, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1365 S.  

[8]. Syaikh Hurr ‘Amili, Wasâil al-Syiah, jil. 3, hal. 231, Muassasah Alu al-Bait As, Qum, 1409 H.  

[9]. Taudhih al-Masâil (al-Muhassyâ lil Imâm al-Khomeini),  jil. 1, hal. 339, Masalah 615.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...