Please Wait
Hits
11164
11164
Tanggal Dimuat:
2014/02/19
Ringkasan Pertanyaan
Sebagaimana dalam al-Quran dianjurkan kepada orang-orang kaya untuk memberikan pinjaman, bersedekah dan lain sebagainya apakah juga ada anjuran untuk berusaha bagi mereka yang berpenghasilan rendah?
Pertanyaan
Ayat apa dalam al-Quran yang menjelaskan bahwa ajaran Islam memiliki konsep keseimbangan, pada satu sisi Islam memerintahkan yang kaya untuk tidak melupakan yang miskin dan dalam waktu yang sama melarang yang miskin mempertahankan status kemiskinannya dan memerintahkan mereka untuk berusaha melepaskan diri dari kemiskinan?
Jawaban Global
Untuk menciptakan keseimbangan dan ekuilibrium antara kaya dan miskin di tengah masyarakat, al-Quran menginstruksikan kepada orang-orang beriman untuk berinfak, supaya kesenjangan kelas dan strata dapat diminimalisir. Dalam hal ini, banyak ayat yang menyebutkan yang berisikan motivasi kepada kepada orang-orang beriman untuk berinfak dan bersedekah.
Dari sisi lain, al-Quran menganjurkan kepada manusia secara umum dan orang-orang miskin secara khusus untuk mengeksplorasi dengan baik sumber-sumber alam, kekayaan bumi, tambang, laut yang dianugerahkan Allah Swt kepada mereka sehingga dengan upaya dan usaha sedemikian mereka memakmurkan bumi dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka dari usaha eksplorasi ini.
Dari sisi lain, al-Quran menganjurkan kepada manusia secara umum dan orang-orang miskin secara khusus untuk mengeksplorasi dengan baik sumber-sumber alam, kekayaan bumi, tambang, laut yang dianugerahkan Allah Swt kepada mereka sehingga dengan upaya dan usaha sedemikian mereka memakmurkan bumi dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka dari usaha eksplorasi ini.
Jawaban Detil
Untuk menciptakan keseimbangan dan ekuilibrium antara kaya dan miskin di tengah masyarakat, al-Quran menginstruksikan kepada orang-orang beriman untuk berinfak, supaya kesenjangan kelas dan strata dapat diminimalisir. Dalam hal ini, banyak ayat yang menyebutkan yang berisikan motivasi kepada kepada orang-orang beriman untuk berinfak dan bersedekah.
Dari sejumlah ayat diberitakan kepada orang-orang beriman akan ganjaran ukhrawi, pada sebagian ayat juga, berinfak merupakan salah satu ciri dan sifat orang-orang bertakwa.
Ayat-ayat ini dalam al-Quran dijelaskan dalam beragam bentuk lafaz dan kata-kata yang pada kesempatan ini kami akan menyebutkan beberapa di antaranya sebagai contoh sebagaimana berikut:
Dari sejumlah ayat diberitakan kepada orang-orang beriman akan ganjaran ukhrawi, pada sebagian ayat juga, berinfak merupakan salah satu ciri dan sifat orang-orang bertakwa.
Ayat-ayat ini dalam al-Quran dijelaskan dalam beragam bentuk lafaz dan kata-kata yang pada kesempatan ini kami akan menyebutkan beberapa di antaranya sebagai contoh sebagaimana berikut:
-
Ayat-ayat yang menggunakan kata-kata seperti infaq, anfiqu, yunfiquna dan lain sebagainya:
- “Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu (melalui perniagaan) yang baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu (dari sumber-sumber alam, tambang, pepohonan dan tumbuh-tumbuhan).”[1]
- “Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada kamu sebelum datang hari, yang pada hari itu tiada lagi keuntungan dari jual beli (sehingga kamu dapat membayarnya untuk kebahagiaan dan keselamatan dari hukuman untukmu), (dan juga bukan) persahabatan yang akrab, dan syafaat.”[2]
- “Dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan.”[3]
- “Mengapa kamu tidak menginfakkan (sebagian hartamu) di jalan Allah.”[4]
- Dalam menyebutkan sifat-sifat orang-orang bertakwa, al-Quran menyatakan, “(yaitu) orang-orang yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang telah Kami anugerahkan kepada mereka.”[5]
- “Orang-orang yang menginfakkan hartanya pada malam dan siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhan-nya. Tiada kekhawatiran bagi mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”[6]
- Al-Quran pada sisi lain menandaskan hak-hak orang-orang fakir, anak-anak yatim, orang-orang terlantar yang ada di masyarakat berada pada harta orang-orang kaya dan melalui jalan ini, al-Quran menginstruksikan kepada orang-orang kaya untuk berusaha mengentaskan kemiskinan dan meminimalisir kesenjangan yang ada di tengah masyarakat.
Sebagian ahli tafsir berpandangan bahwa yang di maksud sebagai haq ma’lum (bagian tertentu) adalah sesuatu selain zakat dimana manusia harus mengkondisikan dirinya untuk menolong orang-orang yang membutuhkan.[9] Bukti dari penafsiran ini adalah sebuah riwayat yang dinukil dari Imam Shadiq As. Tatkala beliau ditanya tentang penafsiran ayat ini bahwa apakah haq ma’lum itu bukan zakat? Beliau bersabda, “Iya (bukan zakat). Ayat ini terkait dengan seseorang yang dianugerahkan kekayaan dan harta oleh Allah Swt dan ia menyisihkan sejumlah seribu, dua ribu atau tiga riga atau kurang dan lebihnya dari harta tersebut dan dengan perantara harta tersebut ia bersilaturahmi serta mengurangi beban orang-orang yang susah dan membutuhkan dari kalangan kerabat dan keluarganya.”[10]
- “Sesungguhnya sedekah-sedekah itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin.”[11]
Orang-orang fakir (fuqara) adalah mereka yang berada pada strata orang-orang yang membutuhkan dimana pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan dan belanjanya – apa yang menjadi kebiasaan di masyarakat. Adapun orang-orang miskin (masâkin) adalah orang-orang susah yang terhalangi dan tidak mampu untuk memperoleh rezeki.
-
Al-Quran pada beberapa ayat juga memuji orang-orang fakir yang menahan diri; orang-orang fakir yang terhalangi untuk bekerja dalam upaya memperoleh harta dan kekayaan, namun disebabkan oleh sifatnya yang mulia dan demi harga diri, ia tidak meminta-minta. Dalam hal ini, al-Quran menganjurkan kepada orang-orang beriman agar memenuhi kebutuhan mereka.
- “(Secara khusus, hendaknya infakmu itu diberikan) kepada orang-orang fakir yang berada dalam himpitan (dan perhatian terhadap ajaran Allah Swt yang membuat mereka terusir dari kampung halamannya dan turut serta dalam medan jihad, mereka tidak diberikan izin untuk untuk berniaga untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka) tidak dapat melakukan perjalanan di muka bumi (untuk memperoleh kekayaan). Orang yang tidak tahu akan menyangka mereka sebagai orang-orang kaya karena memelihara harga dii dari meminta-minta. Kamu (tentu) mengenal mereka dari wajah-wajahnya. Mereka enggan meminta kepada orang lain secara paksa (demikianlah karakter mereka). Dan setiap kebaikan yang kamu infakkan (di jalan Allah), sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.”[12]
- “Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri) mereka, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.”[13]
-
Solusi yang ditunjukkan al-Quran dalam memenuhi kebutuhan manusia secara umum dan orang-orang miskin fakir secara khusus adalah memotivasi mereka untuk mengeksplorasi sumber daya alam yang dianugerahkan Allah Swt kepada mereka sehingga dengan demikian mereka dapat memakmurkan bumi dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
- “Dia-lah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu. Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari sebagian rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”[14]
- “Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja (zalim) yang merampas tiap-tiap bahtera (yang baik).”[15]
- “Saleh berkata, ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya.’”[16]
Akan tetapi sebagaimana yang telah diuraikan di atas, sebagian dari manusia disebabkan oleh beberapa alasan teretentu, seperti ikut serta dalam perang, atau kegiatan-kegiatan sosial, atau karena hijrah sehinngga terpaksa harus meninggalkan kampung halamannya dan akibatnya mereka terhalang untuk memperoleh harta dan kekayaan. Atau meski dengan pelbagai upaya dan usaha yang telah ditempuh, namunapa pun alasannya, karena telah kehilangan modal utama (berupa kampung halaman dengan pelbagai sumber daya alam) mereka, tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanya. Karena itu, mereka tergolong sebagai orang fakir dan miskin sehingga untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup mereka berada di pundak orang-orang yang diberikan kelebihan harta dan lembaga-lembaga sosial yang memikul tanggung jawab untuk membantu orang-orang fakir. [iQuest]
[1]. (Qs. Al-Baqarah [2]:267)
«یا أَیُّهَا الَّذینَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَیِّباتِ ما کَسَبْتُمْ وَ مِمَّا أَخْرَجْنا لَکُمْ مِنَ الْأَرْض»
«یا أَیُّهَا الَّذینَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَیِّباتِ ما کَسَبْتُمْ وَ مِمَّا أَخْرَجْنا لَکُمْ مِنَ الْأَرْض»
[2]. (Qs. Al-Baqarah [2]:254)
«یا أَیُّهَا الَّذینَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْناکُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ یَأْتِیَ یَوْمٌ لا بَیْعٌ فیهِ وَ لا خُلَّةٌ وَ لا شَفاعَة»
«یا أَیُّهَا الَّذینَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْناکُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ یَأْتِیَ یَوْمٌ لا بَیْعٌ فیهِ وَ لا خُلَّةٌ وَ لا شَفاعَة»
[5]. (Qs. Al-Baqarah [2]:3)
«الَّذِیْنَ یُؤْمِنُوْنَ بِالْغَیْبِ وَیُقِیْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ یُنفِقُوْنَ»
«الَّذِیْنَ یُؤْمِنُوْنَ بِالْغَیْبِ وَیُقِیْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ یُنفِقُوْنَ»
[6]. (Qs. Al-Baqarah [2]:274)
«الَّذینَ یُنْفِقُونَ أَمْوالَهُمْ بِاللَّیْلِ وَ النَّهارِ سِرًّا وَ عَلانِیَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِم وَ لا خَوْفٌ عَلَیْهِمْ وَ لا هُمْ یَحْزَنُون»
«الَّذینَ یُنْفِقُونَ أَمْوالَهُمْ بِاللَّیْلِ وَ النَّهارِ سِرًّا وَ عَلانِیَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِم وَ لا خَوْفٌ عَلَیْهِمْ وَ لا هُمْ یَحْزَنُون»
[7]. (Qs. Al-Ma’arij [70]:24-25)
«وَ الَّذینَ فی أَمْوالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ* لِلسَّائِلِ وَ الْمَحْرُومِ»
«وَ الَّذینَ فی أَمْوالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ* لِلسَّائِلِ وَ الْمَحْرُومِ»
[8]. (Qs. Al-Ma’arij [70]:24)
«وَ الَّذینَ فی أَمْوالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ»
«وَ الَّذینَ فی أَمْوالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ»
[9]. Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 25, hal.32, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Tehran, 1374 S.
[10]. Abdullah bin Ali, Arusi Huwaizi, Tafsir Nur al-Tsaqalain, Riset oleh Sayid Hasyim Mahallati, jil. 5, hal. 417, Ismailiyyan, Qum, Cetakan Keempat, 1415.
. «هو الرجل یؤتیه اللَّه الثروة من المال، فیخرج منه الالف و الالفین و الثلاثة آلاف و الاقل و الاکثر، فیصل به رحمه، و یحمل به الکل عن قومه».
. «هو الرجل یؤتیه اللَّه الثروة من المال، فیخرج منه الالف و الالفین و الثلاثة آلاف و الاقل و الاکثر، فیصل به رحمه، و یحمل به الکل عن قومه».
[12]. (Qs. Al-Baqarah [2]:273)
. «لِلْفُقَراءِ الَّذینَ أُحْصِرُوا فی سَبیلِ اللَّهِ لا یَسْتَطیعُونَ ضَرْباً فِی الْأَرْضِ یَحْسَبُهُمُ الْجاهِلُ أَغْنِیاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسیماهُمْ لا یَسْئَلُونَ النَّاسَ إِلْحافاً وَ ما تُنْفِقُوا مِنْ خَیْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلیمٌ »
. «لِلْفُقَراءِ الَّذینَ أُحْصِرُوا فی سَبیلِ اللَّهِ لا یَسْتَطیعُونَ ضَرْباً فِی الْأَرْضِ یَحْسَبُهُمُ الْجاهِلُ أَغْنِیاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسیماهُمْ لا یَسْئَلُونَ النَّاسَ إِلْحافاً وَ ما تُنْفِقُوا مِنْ خَیْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلیمٌ »
[13]. (Qs. Al-Nur [24]:33)
«وَ لْیَسْتَعْفِفِ الَّذینَ لا یَجِدُونَ نِکاحاً حَتَّى یُغْنِیَهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِه»
«وَ لْیَسْتَعْفِفِ الَّذینَ لا یَجِدُونَ نِکاحاً حَتَّى یُغْنِیَهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِه»
[14]. (Qs. Al-Mulk [67]:15)
«هُوَ الَّذی جَعَلَ لَکُمُ الْأَرْضَ ذَلُولاً فَامْشُوا فی مَناکِبِها وَ کُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَ إِلَیْهِ النُّشُورُ»
«هُوَ الَّذی جَعَلَ لَکُمُ الْأَرْضَ ذَلُولاً فَامْشُوا فی مَناکِبِها وَ کُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَ إِلَیْهِ النُّشُورُ»
[15]. (Qs. Al-Kahf [18]:79)
«أَمَّا السَّفینَةُ فَکانَتْ لِمَساکینَ یَعْمَلُونَ فِی الْبَحْرِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَعیبَها وَ کانَ وَراءَهُمْ مَلِکٌ یَأْخُذُ کُلَّ سَفینَةٍ غَصْبا»
«أَمَّا السَّفینَةُ فَکانَتْ لِمَساکینَ یَعْمَلُونَ فِی الْبَحْرِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَعیبَها وَ کانَ وَراءَهُمْ مَلِکٌ یَأْخُذُ کُلَّ سَفینَةٍ غَصْبا»
[16]. (Qs. Hud [11]:61)
«یا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ ما لَکُمْ مِنْ إِلهٍ غَیْرُهُ هُوَ أَنْشَأَکُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَ اسْتَعْمَرَکُمْ فیها»
«یا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ ما لَکُمْ مِنْ إِلهٍ غَیْرُهُ هُوَ أَنْشَأَکُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَ اسْتَعْمَرَکُمْ فیها»
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar